
TIKTOK MERAJAI (Tantangan menulis gurusiana hari ke 84)
TIKTOK MERAJAI
Tiktok adalah aplikasi berbagi video pendek di jejaring sosial yang memperbolehkan penggunanya untuk membuat video musik pendek sendiri dan membaginya ke pengguna yang lain. Dewasa ini keberadaan aplikasi tiktok seolah menjadi hal wajib bagi banyak orag, baik tua ataupun muda, di kota ataupun di desa semua sudah dijangkiti virus tiktok ini. Bahkan tanpa rasa malu penggunanya mempertontonkan dirinya sedang berjoget ria dan tak jarang memamerkan kemolekan tubuhnya, yang jelas-jelas dilarang oleh agama.
Beberapa waktu lalu sempat viral di pemberitaan ada sekelompok ibu-ibu yang melakukan video di aplikasi tiktok di jembatan Suramadu, dan mereka tanpa malu ataupun ragu untuk mempublikasikan hasil videonya, meski pada akhirnya tingkah mereka mendapat teguran dari pihak kepolisian. Yang lebih menyanyat hati saya adalah, sore tadi saya singgah di sebuah masjid untuk beristirahat sejenak dan melaksanakan shalat magrib bersama keluarga. Saya senang ketika melihat tiga orang anak berlarian menambah suara riuh di masjid itu, sehingga mengundang suka bagi para malaikat. Namun ketika saya hendak masuk setelah melaksanakan wudhu saya mendengar anak-anak itu dengan riang melantunkan nyanyian-nyanyian yang ada di aplikasi berbagi tiktok tersebut. Sekilas tak ada yang salah memang, namanya juga anak-anak, dan mungkin itulah cara mereka mengekspresikan diri sebagai bentuk kebahagiaan di masa kecilnya. Namun yang membuat saya miris adalah bahkan di masjid saja tiktok masih merajai mereka, bukan pupujian “eling-eling umat” lagi yang mereka lantunkan, tapi “Ampun bang jago”, “Tarik sis” yang mereka lantunkan.
Betapa pengaruhnya sangat besar bagi kehidupan, ini PR bagi saya sebagai orang tua, membatasi penggunaan telepon genggam kepada anak adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menekan pengaruh hal-hal tersebut, meski terdengar sedikit kejam karena dianggap merenggut sebagian hak. Namun setiap orang tua memiliki cara yang berbeda dalam menerapkan kebiasaan pada anak-anaknya. Ini hanya sebagai bentuk kekhawatiran saya sebagai orang tua, yang tak ingin anak-anaknya dirajai aplikasi sehingga keras hati dan jauh dari Ilahi. Naudzubillahi min dzalik
Cianjur, 03 Januari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar