Sungguh sebuah profesi mulia yang menjadi jalan Tuhan untuk saya tempuh dan tekuni seumur hidup ini. Profesi mulia yang tidak saja ada manisnya tapi juga ada pahitnya bagaikan obat, bagaikan jamu. Orang tua saya selalu berkata, yang manis jangan cepat ditelan, tapi yang pahit jangan cepat di buang. Pernah dihina karena untuk apa menjadi dokter hewan, tohnya nantinya hanya bertugas menyikat gigi kuda & ternyata kata-kata itu membuatku semakin cinta pada kuda. Bahkan ada yang bercanda, oh dia dokter...? tapi dokternya hewan lhohhh…sambil cengingir…belum lagi jika bertemu dengan orang-orang yang memandang rendah profesi ini karena mereka merasa jauh lebih unggul dan ternyata hal-hal yang tampaknya duka inilah yang membuatku makin cinta dengan profesi dokter hewan, profesi mulia ini. Disinilah karakter diri sebagai calon dokter hewan itu diasah.

Sungguh hal yang tidak mudah bukan? Tapi satu hal yang kutahu, tidak ada seseorang yang memandangmu berharga, sampai kau memandang dirimu berharga. Itu yang membuatmu bertahan dan semakin dalam mencintai profesimu. Dokter Hewan…PanggilanNya yang Mulia dan Luhur bagi kesejahteraan seluruh ciptaanNya..