Dadan Andana

Saya pengajar di sekolah pinggiran hampir selama dua puluh tahun. Terasa betapa berkesan bisa berbagi dengan mereka yang haus sentuhan perubahan. Sebagai "penge...

Selengkapnya
Navigasi Web

Literasi Ramadan

Tak disangkal keluarga merupakan pintu pertama peradaban bagi setiap anggotanya. Orang tua selaku pribumi telah menyiapkan seperangkat rencana program dan tindak lanjut guna keberlangsungan peradaban itu. Pusat sasarannya jelas, bagaimana menyiapkan generasi binaan, anak yang seperti diarahkan kitab suci, anak yang menyamankan pandangan dan hati orang tua (qurrota a'yun) dan anak yang siap menjadi pemimpin minimal atas dirinya sendiri dan orang lain (waj'alna lil muttaqina imama).

Dalam konteks inilah, kita diingatkan ulang oleh ungkapan guru kita di madrasah atau di sekolah atau di mushala-mushala dusun saat penulis masih kecil dulu. Belajar di waktu kecil bagai mengukir di atas batu, belajar setelah dewasa bagai melukis di atas air. Secara tersirat peradaban itu lebih kuat mengakar jadi karakter anak saat dibiasakan sejak kecil. Akan tetapi, bukan berarti bajar setelah dewasa tidak penting. Di sinilah pentingnya sistem kesinambungan arah pendidikan. Semisal, jika di pendidikan dasar (SD) yang rentangnya enam tahun ditargetkan anak hafidz quran enam juz, maka harus sinambung ke tingkatan berikutnya. Inilah yang akan kita sebut sebagai tangga-tangga kemarifatan. Sayangnya, pengondisian seperti itu belum terintegratif di setiap satuan pendidikan. Hampir semuanya parsial apalagi di sekolah yang tidak berbasis agamis-spiritual kalau tidak boleh disebut sekolah negeri yang hanya fokus pada tuntutan kurikulum standar.

Ada semacam kekhawatiran keumuman orang tua saat mereka memasukan anaknya ke sekolah. Sebab kondisi sekarang makin kentara, mana sekolah yang memadukan kurikulum nasional dengan kurikulum muatan lokal-spiritual. Memang tidak banyak jaminan dari setiap pendidikan yang ditempuhkan anak-anak kita di sekolah. Semuanya berpulang kepada kekuatan pembiasaan, keluasan wawasan baik orang tua itu sendiri dan atau keinginan, niat, lingkungan, pergaulan anak-anak kita sendiri. Wallohu 'alam bissawab. #adj

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post