Aroma belerang yang tak asing lagi datangnya dari mana bersama angin menuruni lembah hijau kaki gunung salak, dan berakibat membuat suatu teraphi alam bagi penduduk yang tersentuh oleh nya. Di lain sisi ia juga pertanda bahwa bahwa kemarau akan terjadi, atau setidaknya, pada hari kehadiran angin berbelerang ... hujan tidak akan turun.

Perlahan sepoi-sepoi angjn lembah menyapa dedaunan bunga yang ada di sekitar rumah, dan nampak rona daun nya hijau cerah seakan ingin memberitahu padaku bahwa mereka gembira menyambut datangnya semilir angin lembah gunung salak itu seolah membawa harapan baru bagi mereka para makhluk Tuhan yang bisu, tapi istiqamah dalam ketaatan pada Al-Khaliq.

Dan, aku termenung dalam keterpanaan khayalan kenisbian religi, kucoba menterjemahkan arti dari perubahan rona dedaunan yang yang mereka perlihatkan padaku, mungkinkah itu suatu pertanda padaku, bahwa sebagai manusia seharusnya aku malu akan sifat istiqamahku yang jauh di bawah ketaatan mereka.

Peristiwa yang aku dapatkan dari pohon-pohon cantikku sore tadi, dimana aku diajari bagaimana mensyukuri nikmat pemberian Allah, sangat luar biasa. yakni dibutuhkan kepekaan hati dalam menyikapi berbagai peristiwa yang terjadi di dunia ini. Selanjutnya aku sadar bahwa makhluk-makhluk yang aku anggap bisu itu ternyata tidak! Mereka lebih aktif dalam berdzikir pada TuhanNya... dibanding aku.

...... Untuk menebus rasa salahku, maka setiap shubuh ketika aku betjalan berangkat menuju tempat beribadah, ku ucapkan salam dan shalawat pada mereka, serta memaha sucikan Allah, Tuhan semesta alam. Itulah pengakuanku, semoga Allah mengampuni ku.

Bogor, 9 September 2021