A. Pengantar

Dampak dari wabah Covid-19 pada kehidupan manusia sangat luar biasa. Ia mampu merubah berbagai aspek habituasi manusia, baik sistem pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, politik bahkan beragama.

Penulis dalam hal ini hanya akan fokus membahas pada permasalahan pendidikan,  dan sosial yang terdampak oleh pengaruh wabah Covid-19. 

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa wabah Covid-19 di Indonesia sudah hampir 2,5 tahun dengan banyak membawa korban, dan peristiwa tersebut pula dapat kita ambil pelajaran, bahwa kita diingatkan untuk lebih tertib dan disiplin dalam menjalani kehidupan. 

Dan sepertinya, bagi kita sebagai insan pendidikan, sudah merupakan kewajiban untuk lebih memperhatikan dan mengambil sikap untuk menyelamatkan anak-anak di mm ada yang akan datang.

B. Learning loss

Learning loss adalah istilah yang kemunculannya setelah ada wabah Covid-19, istilah tersebut digunakan karena munculnya ke khawatiran adanya penurunan nilai sikap pada peserta didik dikarenakan terlalu lamanya pembelajaran jarak jauh (PJJ), dan dampaknya terasa bahkan terlihat turunnya gairah belajar di kalangan para  peserta didik.

Kekhawatiran kita terhadap turunnya gairah belajar siswa serta kinerja para guru yang semakin kurang matang dalam pelayanan pendidikan pada para siswanya karena transformasi materi ajar dilanjutkan oleh orang tua mereka yang justru menambah lebar permasahan bagi dunia pendidikan. 

Karena proses pendidikan harus terus berlangsung di masa pandemi ini, maka konsekwensinya para guru harus memberikan materi ajar pada para siswanya dengan memanfaatkan jaringan Internet (Daring), tentunya hal ini tidak cukup dapat dilaksanakan dengan instruksi dari kepala sekolah Saha melainkan para guru harus memiliki kompetensi ICT yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan abad sekarang.

Learning loss (Pembelajaran yang hilang) yang sengaja penulis angkat bertujuan untuk saling mengingatkan pada komunitas pengawas jangan sampai terlena ok ldh masalah yang sedang terjadi sekarang, maksudnya dengan kondisi seperti sekarang ini mulailah lebih mengasah diri untuk meningkatkan kemampuan menggunakan alat kerja yang namanya komputer berikut aplikasi nya, juga pemanfaatan Internet.

C. Growth Mindset

Sementara kita masih berupaya untuk mencari dan menentukan metode yang tepat untuk menghapus learning loss, di lain sisi dunia pendidikan kita dihadapkan pada permasalahan keharusan untuk berkompetisi di era industri 4.0. So What must we do? Jawabannya sederhana namun pelaksanaannya mungkin banyak kendala. Jawaban sederhananya adalah segera bangun cara berpikir yang lebih realistis religius.

Penulis menyebutkan realistis religius maksudnya bahwa berpikir dengan menerima kenyataan yang ada dengan berpegangan pada norma agama, karena banyak juga teori-teori tentang berpikir realistis tapi kurang mengedepankan religiusnya melainkan lebih ke arah material oriented. Wal hasil sikap unfair, like and dislike terus berlangsung.

Growth mindset bukan hanya membangun pola pikir semata melainkan membangun jati diri manusia seutuhnya secara holistik yang sesuai dengan harapan ajaran agama yang dianutnya, amanat negara pada bangsanya yang pada dasarnya bahwa growth mindset itu menjadikan manusia Indonesia yang tangguh dalam menghadapi berbagai tantangan dan perubahan.

D. Penutup

Demikian ulasan sederhana tentang Learning loss serta growth mindset ini, semoga bermanfaat.

Tabik, 19 Oktober 2021

            11 Rabiul awal 1443. H