Dadang A. Sapardan

Dadang A. Sapardan lahir di Bandung pada 15 Mei 1968 dari pasangan H.U. Djamaludin dengan Hj. Siti Syadiah. Menikah dengan Hj. Aah Masruah pada 14 Mei 1995.&nbs...

Selengkapnya
Navigasi Web
DARI MANA PEMBENTUKAN KARAKTER HARUS DIMULAI?

DARI MANA PEMBENTUKAN KARAKTER HARUS DIMULAI?

Pada satu kesempatan, saya sempat berbincang serius dengan beberapa teman sekantor. Perbincangan yang awalnya multi tema, tiba-tiba beralih kode, mengarah pada sikap dan prilaku anak. Alih kode dipicu oleh pengalaman salah seorang teman yang kebetulan mempunyai anak kecil. Dia mengatakan bahwa anaknya selalu menyampaikan pertanyaan berangkai. Setiap jawaban yang disampaikan atas pertanyaan anaknya selalu disusul dengan pertanyaan berdasarkan jawaban tersebut. Pada kesempatan itu, saya bersama beberapa teman lainnya menyampaikan bahwa bila anak bertanya demikian jangan dipotong dan dihalangi, tetapi biarkanlah dia bertanya tuntas. Berilah jawaban yang benar atas pertanyaan yang dilontarkannya, bukan jawaban yang salah. Bilapun kita tidak tahu akan jawabannya, mintalah kesempatan beberapa waktu untuk mencari jawaban yang benar.

Masa anak-anak adalah masa yang penuh keceriaan dan kebahagiaan. Hal itu bisa terlihat dari berbinarnya bola mata mereka saat bercengkarama dengan teman sesamanya. Tak terlihat adanya beban sedikit pun pada dari mereka. Kenyataan ini merupakan hal yang biasa ditemukan pada umumnya anak-anak. Namun, suasana demikian akan berubah mana kala anak sudah masuk pada jenjang pendidikan, terutama pendidikan formal. Suasana ceria dan bahagia yang digambarkan seperti di atas seakan sirna sama sekali. Anak-anak demikian pada umumnya sudah tidak memproduksi pertanyaan berangkai lagi. Pertanyaan besar dari kenyataan itu adalah adakah yang salah dengan pola pendidikan yang diterimanya? Pertanyaan demikian, mungkin menghinggapi pikiran sebagian besar orang tua.

Anak adalah karunia Allah SWT yang tak terhingga dan tak ternilai harganya. Kepercayaan yang diberikan, baik kepada orang tua, guru, masyarakat, dan pemerintah sudah selayaknya dimanfaatkan dengan optimal dengan cara mendidik sebaik-baiknya, sehingga mereka akan dapat tumbuh menjadi generasi tangguh yang akan dapat berkiprah pada masa depan. Salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memberi perhatian optimal pada anak.

Penyadaran akan pentingnya perhatian optimal kepada anak dari setiap orang tua, guru, masyarakat, dan pemerintah perlu terus digaungkan. Kesadaran akan pentingnya perhatian terhadap anak yang tengah berada pada masa bertumbuh dan berkembang itu patut menjadi core dalam pola pendidikan karena mereka tengah berada pada masa krusial pertumbuhannya. Mereka sedang berada pada moment penting dan terbaik dalam upaya pembentukan pondasi kehidupannya. Melalui kekuatan dan ketangguhan fondasi yang dimilikinya, mereka diharapkan akan tumbuh menjadi generasi tangguh yang dapat berkiprah dalam membangun bangsa dan negara ini pada masa datang. Dengan adanya kesadaran tersebut, setiap orang tua, guru, masyarakat, serta pemerintah dapat membuat formula yang tepat guna mengoptimalkan peran mereka dalam turut serta memupuk bibit-bibit unggul tersebut.

Pendidikan dan pembinaan terhadap anak merupakan kewajiban semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun orang tua. Pendidikan dan pembinaan sepatutnya diarahkan pada upaya untuk membentuk anak yang berpondasi kuat sehingga akan tumbuh menjadi sosok berkualitas, yaitu memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bermoral, berbudi pekerti luhur, berharkat dan bermartabat.

Karena itu, sudah selayaknya, orang tua, guru, masyarakat, serta pemerintah mensinergikan ide dan pemikiran untuk turut menumbuhkembangkan anak agar dapat bertumbuh dan berkembang dalam warna kehidupan yang penuh keceriaan. Setiap anak harus dibawa pada suasana berkegiatan yang mengarah pada ketercaiapan sosok tangguh dan berkualitas. Langkah itu tidak dapat dilakukan oleh satu pihak semata, tetapi harus dilakukan secara sinergis, melalui kebersamaan gerak dan langkah setiap orang tua, guru, masyarakat, beserta pemerintah.

Fakta yang paradoks dengan harapan seperti dipaparkan di atas masih tetap menari dan diperlihatkan di depan mata kita. Sampai saat ini masih ada anak yang belum mendapatkan hak-haknya untuk dapat menikmati masa keceriaannya. Masih ada dari mereka yang belum mendapat perlindungan atas setiap hak-nya. Walaupun sifatnya kasuistis, tetapi hal itu merupakan potret buram yang masih melanda sebagian kecil anak-anak kita.

Terlepas dari ditemukannya fakta yang sifatnya kasuistis tersebut, upaya untuk terus melakukan perbaikan terhadap pemberian hak anak telah dilakukan pula oleh pihak yang para pemilik otoritas. Upaya perlindungan terhadap mereka telah mulai dilakukan melalui berbagai saluran, di antaranya pemberian sosialisasi tentang perlunya perlindangan terhadap anak serta penerbitan regulasi terkait perlindungan anak. Walau demikian, pada implementasinya, masih saja ada penyimpangan dengan dilatarbelakangi oleh berbagai alasan.

Usia anak-anak adalah usia emas perkembangan manusia. Usia yang akan menentukan perjalanan kehidupan anak di masa depannya. Dalam usia demikian, perlakuan atau treatment yang diberikan harus benar-benar mendapat perhatian dan pertimbangan matang. Kesalahan dalam mentreatment anak-anak akan berakibat fatal terhadap perkembangan mereka selanjutnya. Pola treatment yang diberikan kepada mereka akan menentukan tampilan karakter mereka pada masa remaja, maupun dewasa. Karena itu, penguatan pendidikan karakter sudah sewajarnya diterapkan sedini mungkin.

Mengacu pada berbagai pendapat yang berseliweran dalam sosial media, terdapat tulisan yang cukup bagus. Selama beberapa tahun ke belakang, IQ dianggap sebagai faktor terpenting dalam mendukung kesuksesan seseorang. Berdasarkan hasil penelitian terakhir, ternyata IQ hanya berada pada urutan ke-21 dalam mendukung kesuksesan seseorang. Kesuksesan ternyata didukung dan didominasi oleh tampilan karakter yang dimiliki dan diperlihatkannya. Faktor kejujuran, kedisiplinan, dan pergaulan menjadi faktor dominan dalam mengantarkan seseorang pada kesuksesan.

Karena itu, alangkah eloknya bila warna pendidikan yang diterapkan oleh orang tua, guru, dan masyarakat lebih ditekankan pada pembentukan karakter setiap anak. Upaya pendidikan karakter yang telah digagas oleh Pemerintah melalui program Penguatan Pendidikan Karakter serta program Penumbuhan Budi Pekerti tidak akan berjalan dengan baik bila tidak didukung dengan sinergitas dari unsur pemiliki otoritas. Karena itu, orang tua, guru, masyarakat, dan pemerintah harus bersineri dalam mengimplementasikan penguatan pendidiiakan karakter. Program ini harus mulai diterapkan pada masa anak-anak sehingga potensi dan karakter anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan optimal.

Implementasi paparan tersebut tergantung dari kemaun dan niat baik kita sebagai orang yang memiliki otoritas untuk turut berkontribusi dalam melahirkan generasi masa depan yang tangguh dan berkualitas. –DasARSS.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Inspiratif! Menggelitik! Implementasi paparan tersebut tergantung dari kemaun dan niat baik kita sebagai orang yang memiliki otoritas untuk turut berkontribusi dalam melahirkan generasi masa depan yang tangguh dan berkualitas. Siip, setuju! Amiin. Keren!

28 Nov
Balas

Mantap, sae pisan.... Mungkin sentilan juga bagi kita sebagai salah satu pemegang otoritas agar lebih berperan menanamkan dan menguatkan karakter anak.

29 Nov
Balas

Amin.... Hatur nuhun Bu Mimin & Bu Endang

29 Nov
Balas

Setuju, masa anak anak adalah masa yg penuh keceriaan dan kebahagiaan, tugas keluarga, sekolah dan masyarakat untuk menggali potensi dan penanamkan Nilai nilai karakkter pada anak anak kita, semoga akan menghasilkan generasi yg tangguh dan berkualitas, amin

29 Nov
Balas



search

New Post