GURU PENELITI, GURU INOVATIF
Dadang A. Sapardan
(Kabid Pend. SMP Disdik Kab. Bandung Barat)
Berbicara tentang guru, seakan tidak pernah habis-habisnya. Banyak pihak yang mengungkapkan ide dan pemikirannya dari banyak sudut pandang, sehingga banyak sekali referensi yang menambah kekayaan informasi tentang sosok guru. Kenyataan tersebut sangat menguntungkan karena berbagai ide dan pemikiran tersebut bisa dijadikan stimulus untuk terus mendorong tampilan guru sehingga menjadi sosok profesional yang bisa diandalkan untuk menyiapkan generasi masa depan bangsa.
Disadari ataupun tidak, tugas guru bukanlah pekerjaan sederhana dan mudah. Tugas guru bukan semata menyelesaikan pekerjaannya dari awal jam pelajaran sampai akhir jam pelajaran. Pekerjaan guru bukanlah menyelesaikan tugas dengan didasari perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran dengan langkah serampangan. Tugas guru harus direncanakan dan dilaksanakan dengan perhitungan matang sekali sehingga pasca pembelajaran yang dilakukan dapat menghasilkan kebermanfaatan bagi seluruh siswanya. Dengan demikian, seorang guru harus mampu menjadi sosok futuristik—dalam koridor kurikulum acuannya—sehingga bisa memperkirakan kebutuhan siswanya dalam menghadapi fenomena kehidupan masa depan. Guru harus memosisikan diri sebagai sosok pemberi bekal ilmu untuk kehidupan masa depan dari setiap siswanya. Karena itu, adalah tugas seluruh stakeholder pendidikan untuk terus berupaya mendorong dan meningkatkan kualitas guru sehingga menjadi sosok profesional yang sangat diandalkan guna melakukan peningkatan kualitas pembelajaran dalam upaya akan mendorong pada pemajuan pendidikan.
Mengacu pada beberapa literatur, secara sederhana, profesional dapat diarahkan kepada sosok yang menjalankan profesi sesuai dengan keahliannya. Sedangkan dilihat lebih lengkap lagi, profesional dimaknai sebagai orang yang memiliki profesi atau pekerjaan yang dilakukan dengan memiliki kemampuan tinggi dan berpegang teguh pada nilai moral yang mengarah serta mendasari perbuatan.
Berdasarkan regulasi yang berlaku, keahlian yang dituntut dimiliki oleh guru adalah sosok yang memiliki tugas dan fungsi untuk dapat merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, tugas guru berlangsung dari hulu sampai dengan hilir dalam proses pembelajaran yang dilakukannya.
Standar Nasional Pendidikan (SNP) merupakan acuan kebijakan pendidikan yang digunakan saat ini. SNP mengamanatkan berbagai upaya untuk melakukan peningkatan pada berbagai ranah sehingga mencapai bahkan melampaui standar yang ditetapkan. Pada sisi masukan (in put) terdapat tiga standar yang menjadi dasarnya, yaitu: Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, serta Standar Pembiayaan. Pada sisi proses terdapat tiga standar yang harus menjadi bagian integral dalam pelaksanaannya, yaitu: Standar Isi, Standar Proses, serta Standar Penilaian Pendidikan. Keenam standar tersebut diarahkan untuk melahirkan luaran (out put) pendidikan, yaitu Standar Kompetensi Lulusan. Seluruh standar yang termasuk pada sisi in put, proses, dan out put tersebut harus didukung oleh Standar Pengelolaan. Implementasi Standar Pengelolaan berada di bawah kendali langsung kepala sekolah sebagai manajernya.
Mengacu pada SNP di atas, guru atau dalam bahasa SNP disebut pendidik merupakan salah satu standar pada sisi in put dan menjadi indikator yang dapat menentukan peningkatan kualitas pendidikan. Dengan demikian, berbagai upaya dilakukan untuk melakukan treatment terhadap guru sehingga menjadi sosok profesional yang dapat mengatarkan siswanya untuk menjadi aktor-aktor penting dalam pembangunan bangsa dan negara.
Pada bahasan ini, langkah yang bisa dilakukan untuk mendorong peningkatan profesional guru adalah pada upaya memosisikan guru sebagai sosok yang dapat melaksanakan penelitian. Hal ini perlu dilakukan karena belum banyak guru yang memosisikan sebagai peneliti, terutama penelitian terhadap berbagai strategi pembelajaran yang dilakukan dalam menggeluti profesi kesehariannya.
GURU SEBAGAI PENELITI
Sekolah merupakan sebuah ekosistem kerja dengan sosok guru sebagai salah satu bagian dari ekosistem tersebut. Sekolah merupakan lembaga yang penuh dengan tantangan karena harus care dengan berbagai perubahan yang terjadi. Adanya tantangan tersebut memosisikan sekolah sebagai gudang permasalahan yang harus terus dicarikan pemecahan masalahnya. Berbagai pihak terus mencarikan solusi atas permasalahan yang dihadapi sekolah, termasuk di dalamnya guru pada sekolah dimaksud. Permasalahan yang harus dicarikan solusi pemecahannya oleh guru terkait dengan upaya melahirkan efektifitas dan efisiensi keberlangsungan pembelajaran.
Tidak dipungkiri bahwa selama ini sekolah telah menjadi obyek penelitian dari berbagai pihak. Tidak kurang dari mahasiswa S-1, S-2, bahkan S-3 menjadikan sekolah sebagai lembaga yang seksi dan layak menjadi obyek penelitian. Bahkan bukan itu saja, berbagai Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) atau Non Government Organisation (NGO) menjadikan sekolah sebagai tempat penelitian yang dilakukannya. Berbagai penelitian dilaksanakan dalam upaya menemukan solusi tepat untuk memecahkan permasalahan yang terjadi pada sekolah, di antaranya permasalahan pembelajaran.
Dalam kaitan dengan guru, barangkali langkah pertama yang dapat dilakukan adalah melakukan penelitian berkenaan dengan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukkannya. Upaya ini patut dilakukan karena dalam proses pembelajaran, seorang guru tidak jarang dihadapkan dengan permasalahan di antaranya permasalahan ketercapaian seluruh siswa terhadap tujuan pembelajaran yang dilaksanakannya.
Pemilihan permasalahan yang terjadi dalam tugas dan fungsi guru ini termasuk langkah jinak dalam penelitian. Dikatakan langkah jinak karena pemasalahan yang menjadi core penelitian merupakan permasalahan yang dihadapi pada pergumulan keseharian guru dalam melaksanakan pembelajaran. Dengan demikian berbagai data dan informasi begitu mudah diperoleh guru untuk dijadikan bahan penelitian.
Penelitian yang dilaksanakan guru terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukannya merupakan upaya nyata guna membenahi pelaksanaan pembelajarannya karena pembenahan pembelajaran agar lebih efektif dan efisien merupakan harapan semua pihak. Tentunya, efektifitas dan efisiensi pembelajaran diarahkan pada capaian terhadap tujuan pembelajaran atas kurukulum yang digunakannya.
Dalam pola pendidikan modern, guru harus menempatkan diri sebagai sosok profesional dalam melaksanakan penelitian. Guru harus memasuki budaya peneliti dalam upaya mencapai kualitas pembelajaran yang labih baik. Dengan langkah ini, hasil penelitian yang dilakukannya dapat ditindaklanjuti dengan penerapan dalam pembelajaran yang lebih efektif dan efisien oleh guru itu sendiri atau dijadikan rujukan oleh guru lainnya.
Berbagai metode penelitian dapat dilakukan dilakukan oleh seorang guru. Namun, dalam kaitan dengan upaya untuk melakukan perbaikan terhadap strategi pembelajaran yang dilakukannya, metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan metode yang dapat menjadi pilhan guru. Metode penilitian ini termasuk mudah dilaksanakan karena merupakan metode penelitian atas dasar permasalahan nyata dan katual yang dihadapi guru saat melaksanakan pembelajaran di kelasnya.
PTK merupakan suatu penelitian yang terkategori pada penelitian terapan. PTK memiliki kebermanfaatan bagi guru untuk meningkatkan mutu proses dan hasil pembelajaran di kelasnya. Melalui tahap-tahapan penelitiannya, guru dapat menemukan solusi dari permasalahan yang terjadi di kelasnya. PTK dapat dilakukan melalui penerapan berbagai teori dan teknik pembelajaran yang relevan dengan situasi dan kondisi pembelajaran yang dihadapi guru. Selain itu, dalam penelitian ini guru dapat melaksanakan tugas utamanya untuk menyelenggarakan pembelajaran terhadap setiap siswanya, sehingga guru tidak harus meninggalkan siswanya.
Dengan demikian, PTK merupakan suatu metode penelitian yang mengangkat masalah-masalah nyata dan aktual yang dihadapi oleh guru saat melaksanakan pembelajaran. Dengan melaksanakan PTK, guru mempunyai peran ganda, yaitu berperan sebagai praktisi pendidikan serta berperan sebagai peneliti pendidikan. Peran sebagai peneliti ini lebih mengarah pada posisi guru sebagai sosok inovator pendidikan.
Permasalahan yang dihadapi atas keberlangsungan penelitian yang dilakukan guru, sehingga menjadi pekerjaan yang tidak begitu seksi untuk dilaksanakan adalah dorongan pihak eksternal untuk menjadi stimulan atas keberlangsungannya. Selain tentunya, adanya faktor internal dari guru itu sendiri yang menjadi penghambatnya. Karena itu, berbagai pihak ekternal, dalam hal ini sekolah, dinas pendidikan, bahkan Kemendikbud perlu memberi stimulan atas keberlangsungan penelitan yang dilakukan guru. Dengan adanya stimulan tersebut, hambatan internal yang dialami dimungkinkan dapat dipaksakan untuk terpecahkan oleh guru itu sendiri.
Simpulan
Mengacu pada paparan di atas, tidak dipungkiri bahwa selama ini sekolah telah menjadi obyek penelitian dari berbagai pihak yang menempatkan sekolah--terutama proses pembelajaranny—sebagai permasalahan yang harus dicarikan pemecahannya. Selama ini, penelitian dilakukan oleh berbagai pihak untuk meraih gelas, sarjana, magister, serta doktoral. Bahkan, sekolah telah menjadi lembaga seksi penelitian bagi berbagai LSM dan NGO atas program-program yang diusung mereka.
Dalam kaitan dengan sekolah sebagai obyek penelitian, guru sudah selayaknya memanfaatkan posisi tersebut untuk menjadi pelaku utama dalam penelitian. Pelaksanaan penelitian yang dilakukan oleh guru dimungkinkan dapat menghasilkan konklusi yang akurat karena terlaksana dalam proses pembelajaran yang dilakukannya. Namun, kenyataan masih memperlihatkan bahwa sedikit sekali guru yang mau dan mampu melakukan penelitian, sekalipun dengan metode PTK. Kondisi inilah yang harus dicarikan jalan keluarnya, sehingga akan timbul gairah guru untuk melaksanakan penelitian. Jalan keluar yang dimungkinkan adalah pemberian stimulan dalam berbagai bentuk oleh berbagai pihak, di antaranya sekolah, dinas pendidikan, bahkan Kemendikbud. Dengan demikian, keberlangsungan penelitian dapat dilakukan para guru terhadap proses pembelajaran yang dilakukannya.****DasARSS.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Informatif dan inspiratif, Pak.. Barakallah..
Butuh kesungguhan dan pengorbanan