Dadang A. Sapardan

Dadang A. Sapardan lahir di Bandung pada 15 Mei 1968 dari pasangan H.U. Djamaludin dengan Hj. Siti Syadiah. Menikah dengan Hj. Aah Masruah pada 14 Mei 1995.&nbs...

Selengkapnya
Navigasi Web

HARI PERTAMA MASUK KANTOR PASCA IDUL FITRI

Hari ini adalah hari pertama masuk selepas libur Idul Fitri tahun 1441H yang berlangsung selama 2 hari. Selama tahun-tahun belakangan, masuk selepas Idul Fitri biasanya ada jeda waktu cukup lama dengan pemberian cuti bersama dari pemerintah. Karena sejak beberapa bulan yang lalu kondisi sedang terjadinya pandemi Covid-19 yang mendera, kali ini hari pertama masuk kantor bertepatan dengan hari kedua selepas perayaan Idul Fitri, jadi tidak ada cuti bersama sebagai penambah libur.

Suasana kantor tidak seramai biasanya pada saat masuk pasca Idul Fitri tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini terjadi karena sistem kerja di kantor masih memakai pola piket setiap ruangan. Hal itu merupakan kebijakan yang diambil pemerintah untuk merumahkan sebagian besar Aparatur Sipil Negara (ASN) dengan pola Work from Home (WFH). Sehingga yang masuk kerja pada bidang yang saya pimpin pun pun hanyalah tiga orang, yaitu saya, seorang kasi, dan seorang staf.

Pekerjaan yang digarap pun tidak banyak, umumnya hanya mengisi kekosongan kegiatan semata, semisal menyelesaikan beberapa pekerjaan yang belum terselesaikan. Kami bertiga pun suntuk dengan aktivitas masing-masing, suntuk pada komputer masing-masing.

Di sela-sela aktivitas yang saya kerjakan, datang dua orang wartawan yang masih berkeliling untuk ‘silaturahmi’ dengan beberapa pejabat. Mereka menyambangi beberapa orang termasuk menyambangi saya. Namun, saya paham juga karena mereka belum mendapat jatah ‘amplop’ dari staf yang saya tugasi untuk mendistribusikan ‘amplop’ untuk ‘wartawan’ dan ‘ormas/LSM’.

Pemberian amplop pada saat menjelang Idul Fitri memang telah menjadi kebiasaan yang harus dilakukan, sehingga mau tidak mau, setiap SKPD harus mempersiapkan dana ekstra untuk mereka. Bila tidak demikian, mereka tidak jarang berbuat macam-macam yang membuat resah. Fenomena yang demikian terutama ditunjukkan oleh oknum saja. Perburuan mereka biasanya masih berlangsung selepas pelaksanaan Idul Fitri dengan alasan saat menjelang Idul Fitri mereka belum mendapatkan ‘jatahnya’.

Fenomena demikian tidak saja terjadi saat menjelang Idul Fitri, pada moment tahun baru pun demikian pula. Seakan-akan telah siklus rutin dan kewajiban seluruh SKPD untuk menyiapkan dana ekstra untuk mereka.

Sebelum waktu duhur, saya sempatkan bersilaturahmi bersama seorang teman dari SKPD lain ke dua orang asisten daerah yang kami kenal. Karena salah seorang asisten sedang ada kegiatan, kami hanya bertemu dengan salah seorang asisten saja. Silaturahmi diisi dengan obrolan ringan seputar puasa, lebaran, perkembangan kantor, dan tentunya pandemi Covid-19 yang sedang melanda. Selesai sholat duhur berjamaah di mushola dekat ruang asisten, kami bubar. Di tengah perjalanan salah seorang wartawan yang cukup dekat dengan saya menyampaikan bahwa di sekitar kantor tempat kerja saya ada beberapa orang yang mencari saya. Katanya, mau meminta ‘jatah’ THR dari saya. Waduh….****DasARSS-260520.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

ternyata dimana-mana sama saja ya ?

27 May
Balas

Memang demikian, seperti sudah kewajiban saja.

27 May



search

New Post