Dadang A. Sapardan

Dadang A. Sapardan lahir di Bandung pada 15 Mei 1968 dari pasangan H.U. Djamaludin dengan Hj. Siti Syadiah. Menikah dengan Hj. Aah Masruah pada 14 Mei 1995.&nbs...

Selengkapnya
Navigasi Web
MPLS JARAK JAUH, EFEKTIFKAH?

MPLS JARAK JAUH, EFEKTIFKAH?

Dadang A. Sapardan

(Kabid Pend. SMP Disdik Kab. Bandung Barat)

Tahun pelajaran 2020/2021 sudah mulai bergulir. Sesuai dengan kalender pendidikan yang ditetapkan oleh pemerintah, tanggal 13 Juli 2020 merupakan titik awal dimulainya tahun pelajaran baru. Sebuah moment penting dalam penyelenggaraan pembelajaran. Namun sejalan dengan itu, pandemi Covid-19 masih terus berlangsung dan belum dapat diprediksi kapan akan berakhir. Untuk itu, seluruh satuan pendidikan mulai melakukan berbagai persiapan untuk penyelenggaraan MPLS pada awal tahun pelajaran baru tersebut.

Pada kondisi normal, awal tahun pelajaran baru selalu diisi dengan sebuah suasana yang dipenuhi dengan keriuhan. Hal itu merupakan imbas dari pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB). Pada pelaksanaan PPDB ini peserta didik yang beruntung diterima pada satuan pendidikan yang diidamkannya, sehingga mereka menyambut hari pertama dengan semangat tinggi. Bahkan tidak jarang, orang tuanya pun memperlihatkan kesumringahan karena telah dapat mengantarkan anaknya untuk dapat mengenyam pendidikan pada satuan pendidikan yang diidamkan. Pada awal masuk tahun pelajaran baru ini, seluruh peserta didik baru harus mengikuti program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang diprogramkan oleh satuan pendidikan.

MPLS merupakan program pengenalan lingkungan satuan pendidikan terhadap setiap peserta didik baru yang dinyatakan diterima untuk mengikuti pembelajaran selama tiga tahun ke depan. Melalui program ini, mereka diperkenalkan pada suasana baru, susasana satuan pendidikan yang akan menjadi tempat mereka menimba ilmu. Pada kegiatan ini, seluruh peserta didik baru di bawah bimbingan para guru dikenalkan dengan berbagai program kurikuler dan ektrakurikuler yang diselenggarakan, dikenalkan pada berbagai sarana dan prasarana pendukung pembelajaran, diajak untuk mampu melakukan pengenalan diri, diberi wawasan tentang struktur kurikulum dan pembelajaran yang akan dihadapinya, serta diberi wawasan tentang kultur belajar pada satuan pendidikan.

Dengan kata lain, MPLS merupakan lagkah awal untuk memberi wawasan komprehensif tentang berbagai kegiatan akademik dan non-akademik pada satuan pendidikan, sehingga para peserta didik baru dimungkinkan memiliki pengetahuan awal tentang pelaksanaan pembelajaran yang akan dihadapinya. Sehingga, MPLS yang diselenggarakan setiap satuan pendidikan dikemas pada berbagai aktivitas bersifat edukatif, kreatif, dan menyenangkan.

Sejalan fenomena pandemi Covid-19 yang tengah melanda Indonesia, ranah pendidikan pun tidak luput dari imbas pandemi Covid-19. Sesuai dengan regulasi yang diberlakukan Kemendikbud sebagai pemegang otoritas pendidikan, MPLS sebagai awal kegiatan peserta didik pada suasana akademik baru berubah total. Pelaksanaan MPLS yang dalam kondisi normal ditandai dengan berkumpulnya peserta didik baru, peserta didik lama, dan pendidik dalam satu ruang dan waktu yang sama, sangat dilarang dilakukan oleh seluruh satuan pendidikan. Karena itu, program MPLS harus dikemas dalam pola jarak jauh dengan menggunakan moda dalam jaringan (daring) dan/atau luar jaringan (luring). Seluruh peserta didik baru tidak dapat menikmati suasana pembelajaran pertama kali pada satuan pendidikan barunya. Mereka harus tetap berada di rumah untuk mengikuti berbagai program MPLS yang dirancang oleh satuan pendidikan barunya.

Fenomena pelaksanaan MPLS dengan cara yang di luar kebiasaan selama ini, mau tidak mau dan suka tidak suka, harus diikuti oleh seluruh peserta didik baru dan tentunya oleh para pendidiknya. Peserta didik harus mempu menyerap berbagai informasi non-kontekstual karena diselenggarakan dalam format virtual. Demikian juga dengan pendidik, harus mampu menyampaikan informasi sejelas mungkin dalam suasana keterbatasan untuk dapat bertemu muka secara langsung.

MPLS pada Masa Pandemi Covid-19

Mewabahnya Covid-19 telah mengubah budaya yang selama ini menjadi bagian dalam fenomena kehidupan masyarakat. Secara kasat mata perubahan pola hidup dapat dilihat sebagai akibat pembatasan sosialisasi oleh pemerintah. Beberapa kebijakan yang diterapkan pemerintah di antaranya mewajibkan setiap orang untuk melakukan social distancing, physical distancing, melarang masyarakat untuk berkumpul pada ruang dan waktu yang sama, dan berbagai pelarangan dan pembatasan lainnya Berbagai langkah yang dilakukan tersebut merupakan upaya yang dianggap strategis untuk menekan seoptimal mungkin perkembangan dan penyebaran Covid-19 di kalangan masyarakat.

Himbauan Pemerintah agar seluruh masyarakat melakukan aktivitas dari rumah disosialisasikan melalui berbagai kanal informasi dengan harapan penyebaran Covid-19 benar-benar bisa ditekan seminimal mungkin. Atas himbauan tersebut sebagian besar masyarakat mematuhinya, sehingga fenomena dinamika kehidupan di tempat-tempat umum yang biasa terjadi selama dalam kondisi normal, pada beberapa waktu belakangan ini tidak terlihat mencolok. Berbagai fasilitas umum yang biasa menjadi tempat masyarakat untuk beraktivitas, seakan mati suri. Hanya fasilitas umum yang berkaitan dengan kebutuhan pokok masyarakat semata yang masih terlihat geliatnya.

Berbagai pelarangan dan pembatasan atas aktivitas oleh pemerintah tersebut diberlakukan pula pada ranah pendidikan, sehingga hiruk-pikuk yang biasanya mewarnai satuan pendidikan menguap begitu saja. Suasana satuan pendidikan yang biasanya diwarnai dengan dinamika kehidupan akademik dengan berinteraksinya peserta didik dan pendidik secara langsung sudah tidak dapat ditemukan. Satuan pendidikan begitu senyap, seakan tanpa dinamika dengan nuansa akademik.

Pertengahan bulan Juli pada setiap tahunnya, merupakan awal tahun pelajaran baru. Pada kondisi normal, awal tahun pelajaran baru merupakan moment penting karena peserta didik baru mulai mengenyam suasana baru pada satuan pendidikan yang diidamkannya. Para peserta didik baru dengan semangat yang luar biasa mengikuti berbagai program awal yang dikemas dengan nama MPLS. Bahkan tidak jarang, orang tuanya pun disibukkan dengan program MPLS yang diikuti oleh anak-anak mereka.

MPLS merupakan titik tolak yang harus dilalui setiap peserta didik baru jenjang SMP, SMA, dan SMK. Melalui MPLS, seluruh peserta didik baru diajak berwisata akademik dan non-akademik oleh seluruh warga sekolah yang menjadi penyelenggaranya. MPLS merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka mengenalkan lingkungan akademik baru terhadap setiap peserta didik baru. Dengan kata lain, MPLS merupakan langkah penetrasi sebelum seorang peserta didik mengikuti berbagai program yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan.

Pelaksanaan MPLS merupakan upaya yang dilakukan untuk memperkenalkan peserta didik baru pada berbagai unsur sekolah, baik norma, bidaya, dan tata tertib yang harus diikuti selama mengenyam pendidikan. Dalam konteks ini, mereka diperkenalkan pula pada suasana lingkungan belajar yang baru. Dengan demikian, mereka diharapkan memiliki kesiapan fisik dan mental untuk berada pada lingkungan barunya.

Namun, dengan fenomena kehidupan di tengah pandemi Covid-19, langkah untuk mengajak siswa secara kontekstual dan empiris guna mengenal lingkungan satuan pendidikan barunya tidak dapat terealisasi. MPLS yang dilaksanakan saat ini harus dilakukan dengan menggunakan moda daring sebagai moda utamanya. Kalaupun tidak dapat melaksanakan moda daring, dengan sangat terpaksa para siswa baru diajak mengenal satuan pendidikan barunya dengan moda luring.

Sampai menjelang pelaksanaan MPLS, seluruh stakeholder pendidikan di bawah koordinasi setiap kepala satuan pendidikan menyusun formulasi yang dianggap dapat diterapkan dengan efektif dan efisien. Seluruh energi yang dimiliki satuan pendidikan, dicurahkan untuk penyelenggaraan MPLS agar dapat berjalan lancar dengan hasil yang mendekati seperti saat dilaksanakan dengan tatap muka langsung.

Akankah MPLS dengan pola jarak jauh dengan menggunakan moda daring dan/atau luring berhasil, seperti pelaksanaan kegiatan sejenis pada tahun-tahun sebelumnya? Semua tergantung pada kesiapan berbagai unsur yang terlibat di dalamnya, terutama penyelenggara satuan pendidikan yang menjadi aktor utama kebijakan program MPLS.

Simpulan

Sampai sejauh ini, keberlangsungan penyebaran Covid-19 di muka bumi ini termasuk di Indonesia masih terus berlangsung dan belum memberikan tanda akan berakhir, sehingga kepastian kapan akan berakhirnya pandemi ini belum dapat diprediksi. Hingga menjelang masuknya satuan pendidikan pada tahun pelajaran baru, berbagai kasus baru Covid-19 terus terdeteksi. Fenomena ini, lebih menguatkan seluruh stakeholder pendidikan untuk menyurutkan keinginan melaksanakan kegiatan tatap muka langsung, termasuk kegiatan MPLS yang menjadi moment penting dari setiap peserta didik baru.

Untuk menjaga seluruh warga satuan pendidikan agar tetap sehat, setiap satuan pendidikan mencari berbagai formulasi yang tepat untuk melaksanakan MPLS. Secara garis besar, seluruh satuan pendidikan melaksanakan MPLS dengan pola jarak jauh, baik dengan moda daring, maupun luring. Namun, akankah MPLS dengan pola jarak jauh melalui moda daring dan/atau luring mencapai arah yang ditetapkan, seperti halnya pelaksanaan MPLS pada tahun-tahun sebelumnya yang diselenggarakan dengan tatap muka langsung? Keberhasilan kegiatan MPLS tergantung pada kesiapan satuan pendidikan dalam mengemas penyelenggaraannya.****Gurusiana-DasARSS.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Bagaimana jika sekolah memaksakan kehendaknya untuk.menghadirkan siswa ke sekolah walaupun hanya sehari?

13 Jul
Balas

Diupayakan tidak dilakukan. Sebaiknya, orang tua yang hadir ke sekolah.

13 Jul

Semoga badai segera berlalu..

13 Jul
Balas

Aamiin....

13 Jul



search

New Post