PENILAIAN SEBAGAI REFLEKSI DAN FEED BACK
Pembelajaran merupakan sebuah sistem yang didukung oleh berbagai komponen. Setiap komponen dalam dunia pendidikan ini, satu sama lain memiliki keterkaitan yang cukup erat. Salah satu komponen dalam pembelajaran adalah evaluasi atau penilaian–untuk selanjutnya disebut penilaian. Penilaian menduduki posisi yang begitu penting dalam upaya untuk melihat ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Berkenaan dengan itu, seorang guru dituntut untuk dapat memahami peranan dan fungsi penilaian dalam pembelajaran, sehingga dia dapat melaksanakan penilaian yang benar-benar dapat menggambarkan posisi siswa serta menjadi dasar penetapan kebijakan pembelajaran selanjutnya. Untuk mencapai hal tersebut harus dilakukan dengan pola penilaian yang memiliki tingkat akuntabilitas tinggi.
Banyak sekali pakar yang mengemukakan pendapatnya tentang batasan penilaian atau evaluasi. Edwind Wandt dan Gerald W. Brown mengemukakan bahwa penilaian adalah tindakan atau proses untuk menentukan nilai sesuatu. Senada dengan pendapat di atas, Wayan Nurkancana memaparkan bahwa Penilaian adalah suatu proses pemberian atau penentuan nilai terhadap sesuatu dengan kriteria tertentu atau mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran atau norma tertentu, apakah baik atau buruk.
Penilaian yang dikemukakan oleh para pakar tersebut belum mengarah pada penilaian dalam bidang pendidikan, masih bentuk penilaian secara umum. Sedangkan pengertian penilian dalam dunia pendidikan dikemukakan oleh Furqon sebagai berikut, evaluasi pengajaran adalah kegiatan penilaian yang dilakukan oleh guru atau dosen di dalam proses belajar-mengajar sehari-hari di kelas. Pendapat lain mengenai penilaian ini dikemukakan pula oleh Dali L. Imam bahwa penilaian hasil belajar adalah penilaian tentang penguasaan siswa sebagai hasil belajar yang diperoleh selama mengikuti program bahan pengajaran yang disajikan, meliputi aspek kemampuan, pengetahuan, keterampilan, serta sikap dan nilai. Pakar lain yang mengemukakan penilaian dalam dunia pendidikan ini adalah Sudirman. Menurut pendapatnya, penilaian atau evaluasi pendidikan adalah suatu tindakan untuk menentukan segala sesuatu dalam dunia pendidikan.
Dari berbagai pendapat yang dikemukakan di atas dapat ditarik sebuah pengertian penilaian yang akan dijadikan landasan dalam tulisan ini. Penilaian adalah proses atau tindakan yang dilakukan untuk menentukan nilai dari sebuah kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan, sehingga nilai tersebut akan dapat dijadikan sebagai pedoman dalam membuat kebijakan pembelajaran selanjutnya.
Penilaian merupakan bagian yang tak dapat terpisahkan di dalam proses belajar-mengajar. Penilaian merupakan sebuah sarana yang dapat mengantarkan guru pada satu wilayah esensial dalam pendidikan, yaitu korelasi antara proses pembelajaran yang telah dilaksanakannya dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkannya. Dengan demikian penilaian merupakan simpul yang dapat menghubungkan seluruh kiprah pembelajaran dengan tujuan pembelajarannya. Lewat penilaian, seorang guru akan dapat mengetahui kedudukan siswa dalam wilayah tujuan pembelajarannya, sehingga hasil penilaian tersebut akan menjadi modal dasar dalam penentuan kebijakan pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya. Demikian pula bagi siswa, mereka akan mendapat informasi tentang kedudukannya dalam tujuan pembelajaran, sehingga posisi tersebut bisa dijadikan stimulus oleh mereka untuk meningkatkan performa pembelajarannya. Mereka akan memiliki kesadaran tentang kelebihan dan kekurangan yang dimilikinya.
Untuk mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar, seorang guru menjadikan kurikulum sebagai pedomannya. Di dalam kurikulum tersebut terdapat tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika hasil didik telah mampu memahami materi pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka pembelajaran dianggap telah berhasil. Untuk mengetahui sampai sejauh mana siswa telah memahami materi tersebut, seorang guru tentu harus melakukan suatu tindakan. Tingkat ketercapaian tujuan oleh siswa tersebut hanya dapat dilakukan dengan cara guru melakukan penilaian. Lewat penilaian tersebut akan diperoleh kesimpulan berdasarkan standar yang telah ditentukan. Standar individual yang digunakan untuk menentukan tingkat keberhasilan ini adalah jika siswa telah menyamai atau melewati Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sebelumnya oleh guru, maka siswa tersebut telah berhasil dan berhak mendapat pengayaan, sedangkan jika kemampuannya kurang dari KKM, maka siswa tersebut harus melakukan perbaikan.
Dengan demikian, penilaian merupakan bagian integral yang memiliki keterkaitan erat dalam pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Lewat penilaian seorang guru akan dapat melihat kelemahan yang dimiliki siswa dan akan dapat mengetahui kelebihan yang dimiliki siswa –kelemahan dan kelebihan individual. Kelemahan yang dimiliki siswa harus ditambal dengan cara memberikan perbaikan, sedangkan kelebihan siswa harus diantisipasi dengan cara pengayaan. Selain itu, melalui proses penilaian tersebut guru pun akan dapat menelusuri tingkat efektifitas pembelajaran yang telah dilaksanakannya, sehingga bisa dijadikan dasar untuk menggali metode pembelajaran paling efektif yang akan diterapkan pada pembelajaran selanjutnya.
Pada kenyataannya, hingga saat ini pelaksanaan penilaian yang dilakukan oleh guru ini masih belum mengarah pada penilaian esensial. Penilaian yang dilaksanakan oleh beberapa guru, baru sebatas upaya untuk melihat tingkat pencapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran. Penilaian baru dilakukan untuk melihat berapa nilai yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, tulisan ini akan menggali lebih dalam tentang esensi penilaian.
B. Substansi Penilaian
Kegiatan penilaian harus ditempatkan sebagai salah satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Dengan demikian hasil penilaian akan dapat berdaya guna jika ditempatkan sebagai modal dasar dalam proses kegiatan pembelajaran selanjutnya. Penempatan hasil penilaian sebagai modal dasar tersebut, memiliki implikasi bagi guru untuk dapat melakukan analisis lanjutan terhadap hasil penilaian tersebut. Analisis lanjutan yang dimaksud di sini, guru harus melakukan analisis butir soal, analisis hasil belajar, dan menentukan kesimpulan berdasarkan hasil analisis tersebut. Kesimpulan tersebut berisi tentang kebijakan lanjutan yang akan diterapkan kepada siswa dan kebijakan tentang penerapan metode pembelajaran yang akan digunakan pada pembelajaran selanjutnya. Kenyataan tersebut telah memperlihatkan bahwa hasil penilaian telah mampu menyediakan informasi yang membantu guru guna meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu siswa untuk mencapai perkembangan pendidikannya secara optimal.
Mana kala para guru telah menempatkan posisi penilaian pada konteks yang sebenarnya, maka pelaksanaan penilaian telah mencapai pada ranah esensialnya. Dengan demikian, di tangan guru yang seperti dipaparkan di atas, penilaian bukan sebuah sarana untuk mengetahui status siswa dalam pencapaian tujuan semata, tetapi digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Pada penerapannya, penilaian akan menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran Kegiatan penilaian dilakukan dengan cara mengeksplorasi kemampuan siswa dari berbagai sisi yang memungkinkan dapat dijadikan bahan penilaian. Oleh karena itu, penilaian sejatinya dilaksanakan melalui tiga aspek pendekatan, yaitu assessment of learning (penilaian akhir pembelajaran), assessment for learning (penilaian untuk pembelajaran), dan assessment as learning (penilaian sebagai pembelajaran).
Assessment of learning adalah penilaian yang dilaksanakan setelah tuntasnya proses pembelajaran selesai. Selesainya proses pembelajaran tidak selalu terjadi pada akhir tahun atau pada akhir siswa menyelesaikan jenjang pendidikan tertentu. Setiap guru melakukan penilaian yang dimaksudkan untuk memberikan pengakuan terhadap pencapaian hasil belajar siswa setelah proses pembelajaran selesai. Dengan demikian, guru tersebut melakukan assessment of learning. Ujian Nasional, ujian sekolah/madrasah, dan berbagai bentuk penilaian sumatif merupakan bagian dari assessment of learning.
Assessment for learning adalah kegiatan yang dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dan biasanya digunakan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan proses belajar mengajar. Pada assessment for learning, guru memberikan umpan balik terhadap proses belajar siswa, memantau kemajuan, serta menentukan kemajuan belajarnya. Assessment for learning juga dapat dimanfaatkan oleh guru untuk meningkatkan performa siswa. Penugasan, presentasi, proyek, serta kuis merupakan bentuk assessment for learning.
Assessment as learning mempunyai fungsi yang hampir mirip dengan assessment for learning, yaitu berfungsi sebagai formatif dan dilaksanakan selama proses pembelajaran. Perbedaannya, assessment as learning melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan penilaian tersebut. Siswa diberi pengalaman untuk belajar memosisikan sebagai penilai bagi diri sendiri. Penilaian diri (self assessment) dan penilaian antarteman merupakan contoh assessment as learning. Dalam assessment as learning, siswa juga dapat dilibatkan dalam merumuskan prosedur penilaian, kriteria, maupun rubrik/pedoman penilaian, sehingga mereka mengetahui dengan pasti apa yang harus dilakukan agar memperoleh capaian belajar yang maksimal.
Dalam upaya penerapan ketiga pendekatan penilaian tersebut terdapat berbagai prinsip yang harus menjadi bagian tak terpisahkan dalam pelaksanaannya. Prinsip-prinsip penilaian harus benar-banar dipahami oleh guru sebagai penggunanya. Beberapa prinsip penilaian yang dimaksud, yaitu:
1) Valid, penilaian harus memberikan informasi yang akurat tentang hasil belajar siswa, misalnya: jika pembelajaran menggunakan pendekatan/metode eksperimen, maka kegiatan melakukan eksperimen harus menjadi salah satu obyek yang dinilai.
2) Mendidik, penilaian harus memberikan sumbangan positif terhadap pencapaian belajar siswa. Hasil penilaian harus dinyatakan dan dapat dirasakan sebagai penghargaan bagi siswa yang berhasil atau sebagai pemicu semangat belajar bagi yang kurang berhasil.
3) Berorientasi pada kompetensi, penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum.
4) Adil, penilaian harus adil terhadap semua siswa dengan tidak membedakan latar belakang, sosial, ekonomi, budaya, bahasa, dan jender.
5) Terbuka, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan harus jelas dan terbuka bagi semua pihak.
6) Berkesinambungan, penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, dan terus-menerus untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.
7) Menyeluruh, penilaian dapat dilakukan dengan berbagai teknik dan prosedur, termasuk pengumpulan berbagai bukti hasil belajar siswa. Penilaian terhadap hasil belajar siswa meliputi: pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan nilai (afektif) yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
8) Bermakna, penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai arti, berguna, dan bisa ditindaklanjuti oleh semua pihak.
Proses penilaian memiliki koridor yang jelas, sehingga dapat memungkinkan bagi seorang guru untuk memfokuskan proses penilaian pada arah yang tepat. Proses penilaian yang dilakukan oleh guru harus mengarah pada tiga hal yang menjadi patokannya. Pertama, penilaian dilakukan untuk mengukur hasil belajar siswa, sesuai dengan tuntutan kompetensi setiap mata pelajaran pada masing-masing kelas dalam kurikulum nasional. Kedua, penilaian dilakukan pula untuk mengetahui kedudukan siswa dalam level kompetensi yang ditetapkan. Ketiga, penilaian dilakukan dengan memperhatikan tiga ranah, yaitu: kognitif, psikomotor, dan afektif.
Selain itu, seorang guru dalam melaksanakan penilaian tentu menggunakan cara-cara tertentu yang diyakininya akan membawa siswa pada peningkatan kualitas setelah pembelajaran dilaksanakan. Cara yang bisa dilaksanakan oleh guru dalam kaitan dengan penilaian, yaitu:
1) Guru harus memandang penilaian sebagai bagian integral dari kegiatan pembelajaran.
2) Guru harus dapat mengembangkan strategi yang bisa mendorong dan memperkuat dalam menilai dan bercermin diri.
3) Guru harus melakukan berbagai strategi penilaian di dalam program pembelajaran untuk menyediakan berbagai jenis informasi tentang hasil belajar siswa.
4) Guru harus mengakomodasi kebutuhan siswa.
5) Guru harus mengembangkan sistem pencatatan yang menyediakan variasi cara dalam pengamatan belajar siswa.
6) Guru harus menggunakan penilaian dalam rangka mengumpulkan informasi untuk membuat keputusan tentang tingkat pencapaian siswa.
C. Penutup
Implementasi pendidikan saat ini terus mengalami perkembangan, terutama terkait dengan pemberlakuan kurikulum. Kurikulum yang diberlakukan merupakan inovasi baru yang diterapkan dalam upaya untuk mencerdas bangsa. Selain itu, kurikulum ini pun diterapkan sebagai sebuah jawaban atas fenomena kehidupan dunia yang tengah mengarah pada kehidupan global.
Dalam setiap penerapan kurikulum tersebut, penilaian mendapat kedudukan yang cukup berarti. Setiap penerapan kurikulum mengharuskan guru untuk melakukan penilaian dari beragam sisi kemampuan. Dengan kata lain, hasil penilaian yang merupakan produk dari langkah strategis guru adalah sebuah upaya optimal dalam melakukan penggalian terhadap berbagai ragam kemampuan siswa.
Untuk itu, para guru harus dapat mengimplementasikan penilaian dengan baik, sehingga hasil pelaksanaannya dapat merefleksikan kemampuan siswa secara komprehensif serta dapat dijadikan dasar penetapan kebijakan pembelajaran yang akan diterapkan guru pada waktu mendatang. –DasARSS.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Msntap Pak! Informatif dan menjadi refleksi dan motivasi diri. Htr nuhuuun!
Mantap Pak! Informatif dan menjadi refleksi serta motivasi diri. Htr nuhuuun!
Sami-sami, Bu Mimin.
Terima kasih penguatannya. Salam.
Keren banget tulisannya pak Dadang.... Salam Literasi ti CIanjur
Hatur nuhun, Ibu pengawas. Salam literasi oge ti Kab. Bandung Barat.
Selamat !!!! terus berkarya pa Dadang
Terima kasih. Insya Alloh akan terus, sepanjang mampu, Pa.
Selamat !!!! terus berkarya pa Dadang
Trima kasih pak... motivasi buat kita semua... sukses selalu pak !