HUJAN METEOR DI HOTEL BAHTERA

Manjada wa jadda, kata-kata mahfuzat ini selalu terngiang di telinga saya Bro. Kata guru saya: “barang siapa bersungguh-sungguh maka dia dapat.” Apa hubungan kata-kata bijak itu dengan keadaan saya? Begini Bro…saya ini sudah lama punya keinginan menjadi seorang penulis. Bahkan saya pernah nekat mengirim cerita pendek ke sebuah penerbit majalah anak-anak. Hasilnya sampai sekarang tidak ada kabarnya. Mulai saat itu saya beranggapan bahwa tulisan saya tidak ada gunanya, saya gagal jadi penulis, mending tidak jadi penulis saja. Namun baru-baru ini keinginan untuk menjadi seorang penulis kembali muncul. Bermula dari pesan WA ketua IGTKI Provinsi. Beliau meminta bahwa setiap pengurus IGTKI Kabupaten dimohon mengirim 1 utusan untuk mengikuti Bimtek Literasi Penulisan Buku. Langsung saya menyatakan untuk ikut kegiatan tersebut.

Pagi senin, saat mau berangkat ke Bandara ternyata harinya hujan. Saya jadi bingung Bro, mau naik ojek takut kebasahan. Hari hujan begini enaknya ada yang ngantar pakai mobil. Tiba-tiba di HP saya ting-tong, bunyi pesan WA masuk, dari teman saya Bu Amy. Dia menanyakan keberadaan saya. Akhirnya terjadi orbrolan singkat lewat WA, yang pada intinya dia bersedia mengatar saya naik mobil kebandara. Alhamdulillah, keinginan saya terkabulkan, naik mobil kebandara, Illahi My Love. Tepat jam 9.00 pesawat Lion Air membawa saya dan rombongan terbang ke Balik Papan. Dari Bandara Sepinggan Balik Papan kami naik mobil sekitar 30 menit baru sampai ke Hotel Bahtera. Disinilah kegiatan Bimtek Literasi dilaksanakan. Dengan semangat ‘45 saya langsung menuju kamar peserta untuk mempersiapkan diri. Saya lihat di jadwal kegiatan, acara pembukaan akan di mulai jam 16.00. Saat jam digital di Hp saya menunjukkan jam 16.00, saya langsung menuju ruangan tempat acara pembukaan Bimtek Literasi, eh.. ternyata pembukaan ditunda ke jam 19.00 malam hari. Setelah mendapatkan modul Bimtek Literasi sayapun kembali ke kamar untuk beristirahat.

Sekarang saya sudah di kamar Bro…ditemani bunyi kipas Air Condisioner yang agak berisik. Ketika saya mencoba melihat-lihat isi modul Bimtek literasi saya mulai merasakan aroma sulitnya menjadi penulis Bro. Bayangkan di dalam modul itu banyak sekali aturan-aturan penulisan yang harus dipenuhi, dalam hati saya, ini hampir sama seramnya dengan aturan Ibu Kost saya dulu, haduuuh…ternyata untuk jadi penulis sulit sekali menurut saya.

Acara pembukaan berjalan dengan mulus dan ditutup dengan pesan singkat oleh Pak Mohammad Ihsan pimpinan Umum Media Guru Indonesia. Beliau menyatakan bahwa setiap peserta akan membuat buku dalam satu bulan. Langsung seluruh sel-sel di otak saya mengalami depressi. Saya mulai bersin-bersin, kepala mulai terasa pusing, tubuh saya mulai terasa lemas dan berkeringat dingin seperti orang terkena virus influenza plus malaria.

Hari kedua di acara Bimtek Literasi barulah saya mendapat pencerahan. Pertama dari motivas Pak Mohammad Ihsan, beliau mengatakan ada sindrom rantai gajah di diri kita, yang membuat kita takut untuk memulai suatu hal yang baru. Mulai saat itu saya merasa sayalah gajahnya selama ini. Saya takut jika saya menulis lagi, tulisan saya di tolak. Saya takut tulisan saya tidak dihargai. Saya sadar Bro, ternyata saya terkena sindrom rantai gajahnya. Saya harus lepaskan rantai gajah di diri saya. Demikian Juga saat diputarkan film The Power Of Dream. Kata Pak Mohammad Ihsan,” untuk menjadi penulis yang hebat kita harus memiliki impian!” Dengan Impian yang sangat jelas maka kita akan memiliki energi yang berlimpah untuk mencapai goal-goal kita, kita tidak akan merasakan sakitnya cemoohan orang lain, kita akan terus menulis! menulis! menulis! dan terus menulis sampai menjadi seorang penulis hebat dan diperhitungkan. Kata-kata motivasi Pak Mohammad Ihsan ini seperti hujan meteor membakar semangat saya. Seluruh sel abu-abu yang ada di otak saya seperti melompat-lompat kegirangan dan ingin cepat menulis.

Pembicara kedua tambah luar biasa lagi Bro. Pak Eko Prasetyo nama beliau. Menurut Pak Eko menulis itu mudah, mau tau caranya Bro? sabar …Bro, pasti saya bagikan caranya. Kata Pak Eko untuk menulis secara gampang ada 4 cara:

1. Tulislah apa yang kita lihat

2. Tulislah apa yang kita dengar

3. Tulislah apa yang kita alami/rasakan

4. Tulislah apa yang kita baca

Kalau kita menulis yang pernah kita lihat, dengar, rasakan dan baca kita tidak perlu berhayal, gampangkan Bro?

Masih kata Pak eko saat mau menulis yang penting perspektif kita dulu atau sudut pandang kita dulu. Dengan bermodal itu maka kita akan lebih mudah mendapatkan ide yang akan kita tulis. Satu lagi kata Pak Eko, tulislah apa yang ingin kita tulis, abaikan aturan penulisan. Nah, bro…kalimat ini yang paling saya suka (abaikan aturan penulisan) he he he.

Setelah menerima materi di hari kedua ini saya hampir tidak bisa tidur. Saya seperti merasakan hujan meteor ide di dalam otak saya. Saya ingin menulis semua yang saya lihat, saya dengar, saya rasakan, saya alami dan saya baca. Dunia seperti terasa indah penuh warna. Hati saya terasa dipenuhi rasa cinta, kasih sayang dan kelembutan. Alam semesta dan jagat raya seperti berbisik dengan saya, tulis kami…, tulis kami…tulis kami, semua terasa begitu indah untuk di tulis, dan sayapun meneteskan air mata. Teringat ayat dalam Al qur’an: “Iqra” (bacalah) dan Fa bi ayyi aala irabbikuma tukazziban…(nikmat mana yang kamu dustakan). Segala Puji bagi Allah, Illahi My Love…

Buat para pembaca terima kasih telah membaca tulisan saya. Penulis adalah peserta Bimtek Literasi Penulisan Buku P4TK- PLB di Balik Papan