Siang hari di Puspo sudah sangat pekat mendung menghiasi seluruh wilayahnya, memang daerah puspo adalah daerah pegunungan. Ketika aku pembinaan kepada guru pendidikan agama Islam di sebuah SDN yang sangat luas halamannya, asri sekolahnya dan bangunan sekolah yang megah. Masih banyak guru yang belum pulang dan berada di kantor. Ada yang koreksi ulangan, membuat perangkat pembelajaran, membaca buku-buku pelajaran, ada yang membuat alat peraga untuk pelajaran besok pagi, mereka menunggu pukul 14.00 WIB untuk Fingerprint lalu pulang meninggalkan lembaga pengabdiannya.

Memang di seluruh wilayah kabupaten Pasuruan di Lembaga pendidikan SD, sejak Januari 2019 diberlakukan absen masuk dan pulang dengan Fingerprin. Tujuan fingerprint adalah untuk mendisiplinkan pendidik dan tenaga kependidikan dalam ketepatan waktu dan kehadirannya di sekolah. Diharapkan dengan fingerprint tingkat kehadiran dan kedisiplinan pendidik dan tenaga kependidikan akan naik dratis. Juga untuk meningkatkan profesinalisme pendidik dalam menjalankan tugas profesinya, setelah mengajar, mereka bisa menyiapkan pembelajaran untuk besok pagi. Sambil menunggu jam pulang, guru bisa membuat alat peraga pelajaran sederhana atau membuat sumber belajar yang dibuat sendiri oleh pendidik tersebut.

Ketika kuamati setiap guru masih tersimpan kegundahan dari wajahnya, mungkin gumam mereka "kok tidak pulang-pulang" atau "kurang berapa menit ya bisa pulang" atau kegelisahan-kegelisahan lainnya, tentang kondisi rumah, bagaimana anak dan istri/suami apakah sudah dirumah atau apa yang mereka lakukan.

Ada satu kebiasaan baru yang muncul di sekolah-sekolah beberapa hari ini, yang sempat kuamati. yaitu kebiasaan masak di kantin sekolah atau dapur sekolah untuk santapan makan siang. Di sekolah yang kukunjungi, tampak masakan nasi, pecel tempe, sayur bening dan ikan asing yang digoreng. Sungguh menu yang menggugah selera. Karena lapar, maka akupun bersama mereka makan siang dengan menu tersebut dan sambal yang cukup pedas. Aku merasakan kenikmatan yang tiada duanya. Perut kosong, menu yang menggoda dan suasa alam yang dingin, sehingga perut terasa ingin diisi terus. Kebiasaan baru ini mengandung sisi positif, yaitu meningkatnya sifat kekeluargaan di antara guru yang bertugas di sekolah tersebut.

fingerprint memang menjadi beban berat bagi guru di satu sisi, karena harus disiplin pulang jam 14.00 WIB. Namun pada sisi yang lain guru dapat mempersiapkan diri mengajar esok hari dengan lebih baik dan ikatan kekeluargaan yang semakin mantap dengan makan bersama setiap siang hari.

Semoga dengan adanya absen fingerprint semakin meningkatkan keberkahan rezeki yang diterima oleh para guru, yang pada akhirnya akan membawa kedamaian dan ketentraman dalam keluarga, dan yang utama membawa keberkahan untuk anak didiknya, sehingga menjadi anak-anak yang sholeh dan sholehah, berbakti kepada orang tua dan bangsa negara tercinta. semoga.