Hujan Halau Mentua
Hujan Halau Mentua
Hujan mulai sedikit reda
Saat aku masih terpaku
Dengan bibir membisu
Dan tubuh yang mulai membeku
Aku tak ingin berlama-lama
Membiarkan dingin datang melanda
Membiarkan luka kian menganga
Cukuplah hujan halau mentua
Kusibak tirai yang menutup kabut
Menanti bayu datang menggayut
Menata hati yang kelut melut
Andai kumampu melepas selimut yang masih membalut...
*Tantangan Menulis Hari Ke-161*
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Gak usah dipertanyakan lagi hasi karya kakakku ini... Pasti hasilnya WOW...
Hhmm... Terlalu... sanjungan nya.
Puisi kalau dari hati pasti akan terlihat diksinya..
Upsst.... Iyakah? Terima kasih pak Khalid selalu hadir mengapresiasi.
Puisi yang indah dan keren ibu cantik... Hujan halau mentua.. Luar biasa puisi bermakna yang dalam dari ibu...... Sukses selalu ibu sayang.. Salam santun
Terima kasih bu Trisna... Jujur saja, saya lagi kehabisan ide...
Keren menewen Bunda Dakwati. Salam literasi, sukses selalu.
Alhamdulillah. Terima kasih pak. Sukses juga buat bapak.
Waw keren sekali.puisinya bun. hujan halau mentua... mantap.. salam sukses selalu
Terima kasih bu Via, selalu hadir sebagai penyemangat.