Berbagi di Tanah Syuhada

#Tantangan Gurusiana Hari ke-5

Jasinga salah satu kecamatan yang terdampak banjir bandang. Di sini banjir sangat parah, sampai menghanyutkan banyak rumah, terutama di Parungsapi belakang POM Bensin, Semua rumah hanyut dan yang tersisa tinggal satu rumah saja. Betapa dahsyat arus sungai itu bahkan bukan hanya harta benda yang hanyut tapi juga memakan korban jiwa yang salh satunya adalah siswa saya. Selain di Parungsapi, banjir terparah juga terjadi di kampung Babakan soge. Banyak rumah yang rusak berat bahkan ada yang hanyut. Salah satu rumah yang hanyut adalah rumah Siswa SMAN 1 Jasinga. Rumahnya hanyut beserta isinya, yang tersisa hanya baju dibadannya. Banjir juga melanda seluruh desa Koleang termasuk kampung saya, kata teteh ipar banjirnya seperti tsunami. Dengar ceritanya saja mengerikan apalagi melihat langsung.

Hari rabu, Bunda Edit mengabari. Kalau ada donasi lagi dari MediaGuru. Saya pun membelanjakan dana itu untuk ATK (buku 38 pak, pulpen, pensil, tempat pensil, penghapus, dan pensil untuk anak PAUD serta buku gambar untuk anak PAUD) serta tas jinjing untuk menempatkan ATK.

Rencananya bantuan ini akan diberikan kepada anak SD dan PAUD di Parungsapi dan SMAN 1 Jasinga. Di Parungsapi ini ada 131 siswa yang rumahnya terdampak, 21 orang adalah anak yatim. Karena ATK harus dibagi dengan SMA, jadi di Parungsapi hanya 52 orang dan 24 orang siswa SMA.

Di SMAN 1 Jasinga, ada 4 orang siswa yang rumahnya hanyut dan rusak berat. Mereka kehilangan baju, sepatu dan peralatan sekolah lainnya. Akhirnya saya beranikan diri mengetuk hati pejabat Kemenpan RB. Alhamdulillah beliau mau membantu dan uangnya saya belikan sepatu 4 pasang untuk siswa yang rumahnya hanyut dan rusak berat. Karena bawaannya banyak, akhirnya saya bawa separo ke Sekolah dan dibawa kaka ke rumah ibu. Sisanya saya bawa hari sabtu pagi bersama suami.

Sabtu sore saya bagikan terlebih dulu ke Parungsapi dan Senin nya membagikan ke SMA.

Di Parungsapi, saya disambut hangat oleh ade-ade SD dan PAUD yang sudah menantiku sedari tadi. Meski tak banyak yang diberi, tapi bagi anak-anak itu sudah luar biasa. Bahkan ada yang belum sekolah pun ingin menerimanya. Akhirnya dia mewakili kakaknya untuk menerima ATK.

Setelah selesai membagikan, saya pun di antar neng Erma untuk melihat lokasi yang terdampak banjir dan semua rumahnya hanyut. Betapa kita itu sangat lemah, harta yang kita banggakan semua bisa lenyap dalam hitungan menit saja. Jadi janganlah sungkan untuk membelanjakan harta kita di jalan Allah, karena hanya itu sejatinya harta yang kita punya dan bisa menolong kita di Akhirat kelak.

Hari senin pagi, sebelum saya ke tempat tugas, saya sempatkan mampir ke SMAN 1 Jasinga. Tempat ini adalah tempat di mana saya mengenyam pendidikan tingkat atas dan tempat pertama kali saya mengabdi di Sekolah negeri. Jadi serasa napak tilas. Setelah bersemuka dengan Wakasek Kesiswaan dan juga Wali Kelas saya waktu kelas 10, saya pun memberikan bantuan ATK dari MediaGuru beserta buku kedua saya berjudul "Terjebak di Kelas Fisika" senang rasanya. Saya pun memberikan bantuan sepatu dari pejabat Kemenpan RB kepada 4 orang siswa SMA.

Setelah selesai saya pun segera meluncur menuju SMPN 2 Cigudeg dengan diantar kakak naik motor.

Semoga, apa yang diberikan oleh donatur baik di Cigowong, Lebak dan Jasinga, bermanfaat dan bagi para donatur dilupatgandakan rizqinya dan sehat selalu serta sukses selalu.

Ini adalah perjalanan terakhir saya menyampaikan bantuan dari MediaGuru, semoga MediaGuru makin sukses.

Jakarta, 26 Januari 2020

Dalia Halmahera