#Tantangangurusiana #Tantangan Gurusiana Hari Ke-2 Bogor Barat Memanggil Sejak banjir bandang dan longsor di wilayah Bogor Barat, khususnya Kecamatan Cigudeg, Jasinga dan Sukajaya bantuan pun tak henti-henti berdatangan. Alhamdulillah, Allah gerakkan hati para dermawan untuk membantu korban bencana banjir bandang dan tanah longsor. Sebagai orang yang pernah tinggal di Bogor dan mengajar di Bogor, saya pun tergerak untuk membantu saudara-saudara di sana khususnya anak-anak sekolah yang semua alat tulis, tas, sepatu bahkan seragamnya ikut terbawa hanyut padahal sebentar lagi akan masuk sekolah. Akhirnya saya membuat pengumuman di grup Sagusabu Bogor 2 dan 3 tentang bencana ini dan siapa yang akan menyumbangkan sebagian rizqinya silakan transfer ke Bunda Edit. Tidak banyak yang respon, tapi saya tetap mengupayakan dan tetap menunggu para donatur. Akhirnya Pak haji Ihsan selaku CEO MediaGuru, membuatkan pengumuman kepada para penulis MediaGuru dengan mengadakan donasi untuk banjir Jadebotabek. Bunda Edit pun membuat grup Posko Bencana Alam Jabodetabek, yang anggotanya : pak haji Ihsan, bunda Meynia, Bu Atika, Bunda Dahlia dan saya. Dalam grup ini kami saling memberi informasi baik mengenai dampak bencana, berapa siswa yang terdampak di tiap2 kecamatan, dan berapa jumlah uang yang masuk dan siapa yang akan belanja dan menyalurkannya dan membuat laporan pada CEO. Waktu semakin berjalan dan sebentar lagi anak-anak yang terdampak banjir akan masuk sekolah, sedangkan dana yang terkumpul belum mencukupi. Karena sudah terlanjur janji akan memberi bantuan di hari minggu, akhirnya saya dan bunda Edit tetap belanja dengan uang yang terkumpul 1 juta (hari sabtu). Kami bagi tugas, bunda Edit belanja di Bogor, saya belanja di Jakarta. Akhirnya kami membuat janji untuk ketemu di terminal Bubulak. Tapi gagal, dan akhirnya ketemu di Dramaga. Perjalanan kami di mulai ke kecamatan Cigudeg kampung Cigowong yang terdampak banjir bandang. Di sana ada sekitar 50 siswa yang terdampak. Salah satunya anak yatim yang rumahnya terkena longsor. Untuk anak yatim ini, kami beri bantuan berupa baju seragam, sepatu, tas dan atk serta tempat pensil. Sedangkan untuk 15 siswa ATK dan tas, dan yang lainnya hanya ATK. Mengapa demikian? Karena dananya tidak mencukupi jika dibelikan semuanya. Medan menuju lokasi sangat licin bahkan kami harus menyebrangi sungai yang luas dengan jembatan darurat yang dibuat oleh TNI. Pokoknya benar-benar uji nyali. Kalau kamu takut, ga usah. Biar saya dan bunda Edit saja yang melakukannya, hehe. Setelah menyebrangi sungai, kami pun harus berjalan kaki sejauh 10 km untuk tiba di lokasi banjir bandang terparah. Rencananya ATK nya akan diberikan langsung kepada anak-anak, tapi mereka sedang ada kegiatan. Jadi bantuannya kami titipkan kepada guru SDN Cigowong 1 dan 3. Setelah selesai, saya dan bunda Edit kembali ke posko MediaGuru di SDN Cigowong 1. Selama dalam perjalanan, kami tertarik pada sebuah kebun yang berada di bawah dekat sungai. Kebun itu tetap subur seperti tidak kena banjir, sedangkan di samping kanan dan kirinya habis semua oleh banjir dan tersisi tinggal hamparan pasir saja. Begitu pun dengan kandang kambing dan kambingnya selamat dari bencana banjir. Padahal di depannya kena banjir bandang.. Itulah hikmah yang bisa kita petik, betapa kita tak berdaya ketika sang pencipta mengambil semua yang kita miliki. Jakarta, 23 Januari 2019 Dalia Halmahera