Kamis, 6 Desember 2018 saya tidak begitu peduli dengan handphone sebab seharian saya sibuk menginput nilai raport di aplikasi e-raport. Paling hanya sesekali saya buka dan baca sebentar disela ishoma.

Pukul 14.30 saya pulang menuju Tanjung Priok, karena kereta penuh sesak saya pun tidak mengeluarkan handphone hingga tiba di stasiun Tanah Abang dan menunggu kereta berikutnya menuju Stasiun Kampung Bandan.

Tiba di rumah pukul 17.45, saya langsung sibuk membersihkan rumah, memasak dan mengisi air. Handphone pun terlupakan. Sampai akhirnya menjelang maghrib, saya baru bisa buka handphone dan sudah ada 150 chat yang belum saya baca. Saat membuka chat WA dari grup Antologi Seribu Wajah Satu Hati, betapa terkejutnya saya karena Bunda Wiwik sebagai Koordinator buku antologi memposting cover buku yang selama ini ku nantikan kehadirannya. Senang rasanya, akhirnya buku Antologi perdanaku sudah jadi. Bunda Wiwik pun meminta saya dan penulis lainnya untuk memosting cover di FB juga grup WA. Saya pun langsung memostingnya di FB dan WA beberapa grup.

Kehebohan pun terjadi saat saya posting cover buku antologi di grup WA TNGP 2018, ada yang bertanya isi bukunya, ada yang bilang judulnya apik dan ada yang memberi jempol manisnya. Terima kasih para penulis hebat untuk responnya.

Saya senang, hadirnya buku ini menuai reaksi dari para penulis di grup TNGP 2018 dan mereka ingin membuat buku antologi saat kami mengikuti HGN dan Temu Nasional Guru Penulis 2018 lalu. Pak Guru Syaihu pun langsung menyambut gembira dan langsung menentukan 4 tema untuk 4 buku antologi yang akan kami buat nanti dan menentukan ketentuan dalam penulisan. Wow ini luar biasa! Saya tidak menyangka, hadirnya buku ini menuai reaksi positif bagi para penulis yang tergabung dalam grup TNGP 2018 untuk menerbitkan buku antologi. Semiga niat baik kita dapat terwujud ya?aamiin.

Tanjung Priok, 7 Desember 2018

Penulis : D'Halmahera