Kemendikbud tengah mempersiapkan peluncuran program Guru Pengerak. Program tersebut berawal dari hasil studi Programme for International Student Assessment (PISA). Indonesia termasuk negara dengan hasil PISA terendah di dunia.

Iwan Syahril, Dirjen GTK mengatakan bahwa para guru, kepala sekolah dan praktisi pendidikan bisa mendaftarkan diri menjadi fasilitator dan pendamping calon Guru Penggerak. Pogram tersebut untuk menghadirkan perubahan nyata bagi pendidikan Indonesia. Seperti yang dilansir oleh Liputan6.com melihat kondisi tersebut Iwan, melakukan fokus pada peningkatan hasil belajar siswa. Kondisi ini tidak terlepas dari upaya peningkatan kompetensi guru. Untuk itu, perlu mendapat dukungan dengan semua pemangku kepnetingan untk mencetak SDM unggul.

Para pendamping diharapkan bisa menjadi rekan diskusi untuk membantu calon Guru Penggerak dalam mengimplentasikan merdeka belajar di sekolah. mereka akan memfasiliatasi lokakarya bulanan, mencatat perkembangan, dan memberi umpan balik yang konstruktif.

Adapun tujuan program Guru Penggerak adalah peningkatan kompetensi guru dan kepala sekolah agar mampu menciptakan ekosistem pendidikan yang berdaya dan berkomitmen dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar murid.

Kehadiran Guru Penggerak di masa pandemi tentunya bisa menjadi angin segar bagi dunia pendidikan. Para guru dan kepala sekolah bisa mengembangkan program merdeka belajar di sekolah secara maksimal dan mendiskusikannya dengan Guru Pendamping. Kita pun berharap program Guru Pendamping ini bisa berjalan sesuai dengan yang direncanakan. Dengan demikian, guru dan kepala sekolah memiliki rekan kerja yang sangat representatif dalam melaksanakan tugasnya.