Danang Margono

Gurusiana teman terhebat yang pernah aku kenal, ayo .. menulis dengan hati untuk kebaikan sesama...

Selengkapnya
Navigasi Web
Aku Bangga Bahasa Ibuku
H-41

Aku Bangga Bahasa Ibuku

Aku Bangga Bahasa Ibuku

By Danang Margono

Lomba Bulan Februari 2022

Oh, jebule wis awan, pantesan wetengku wis ngelih (oh, ternyata sudah siang, pantesan perutku sudah lapar). Begitu bahasa ibu yang sering saya lantunkan dan sering dengar dengan dialek khasnya. Bahasa jawa ala tegal-banyumasan. Orang menyebutnya sebagai bahasa Jawa ngapak, katanya yen ora ngapak ora kepenak (katanya kalau tidak ngapak, tidak enak). Begitulah salah satu bahasa ibu (yang mungkin sudah terkenal) di antara 655 bahasa ibu lainnya yang tersebar di nusantara ini.

Ya, negara kita memang sangat terkenal dengan ragam budaya, suku, bahasa, adat, dan agamanya. Salah satunya bahwa kita mempunyai ribuan bahasa daerah masing-masing, kita menyebutnya sebagai bahasa ibu. Luar biasa, semoga kebhinekaan bahasa ini selain sebagai simbol pluralisme, juga sebagai piranti pemersatu semua anak negeri di nusantara ini.

Bahasa ibu diperingati di seluruh dunia tiap tanggal 21 Februari sejak tahun 2000. Adalah Organisasi internasional yaitu United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization, atau disingkat sebagai UNESCO yang pertama kali mengusulkan sekaligus menetapkan tanggal 21 Februari sebagai hari yang bersejarah yakni hari bahasa ibu internasional atau International Mother Language Day. Tentunya peringatan tahunan hari bahasa ibu seluruh dunia ini untuk meningkatkan kesadaran akan keanekaragaman bahasa serta untuk mempromosikan multibahasa. Di dunia ini tercatat sekitar 6.000–7.000 bahasa yang berbeda dan beragam. Meskipun berbeda dan beragam penggunaan bahasa ibu mempunyai satu tujuan yang sama sebagai alat komunikasi. Komunikasi antarsesama untuk mempunyai pemahaman yang sama menuju persatuan tentunya.

Saat ini banyak sekali bahasa ibu yang tidak dipahami dan digunakan oleh kaum muda. Banyak sekali kawula muda yang acuh bahkan tidak mengetahui bahasa ibunya. Bahkan ketika di sekolah ada pelajaran bahasa ibu, bahasa itu menjadi pelajaran momok seperti halnya matematika. Mereka sangat kesusahan memahami dan menggunakan bahasa ibu. Ini menjadi sangat ironi, ketika kawula muda sudah tidak mau menggunakan dan mengenali bahasa ibunya.

Lalu, apa yang harus kita lakukan agar bahasa ibu menjadi bahasa yang digunakan setiap hari oleh dan menjadi bahasa kebanggan ?. mungkin lambat laun bahasa ibu akan menjadi punah. Penulis mencatat beberapa hal penting yang harus dilakukan dalam upaya melestarikan bahasa ibu, antara lain :

1. Gunakan bahasa ibu dalam kehidupan sehari-hari

Menggunakan bahasa ibu dalam kehidupan sehar-hari pada kaum muda akan mengenalkan dan melestarikan bahasa ibu. Hendaknya kaum muda dikenalkan dengan bahasa ibu melalui percakaan sehari-hari baik di rumah, lingungan sekitar dan dalam pergaulan sehari-hari. Penggunaan bahasa ibu dalam kehidupan sehari-hari akan mengenalkan, meneguhkan dan melestarikan bahasa ibu.

2. Bangga mempunyai bahasa ibu

Siapa yang akan bangga dengan bahasa ibu kalau bukan diri kita. Jika semua daerah bangga akan bahasa ibunya sendiri yakinlah bahasa ibu akan menjadi bahasa kebanggan dan tetap lestari.

3. Belajar bahasa ibu

Tidak usah malu untuk belajar lagi tentang bahasa ibu. Baik tentang struktur, atau penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti hanya bahasa jawa yang mempunyai tingkatan dalam penggunaannya. Bagaimana menggunakan bahasa jawa ngoko maupun bahasa jawa krama. Mungkin para pemimpin daerah perlu menetapkan peraturan daerah (PERDA) tentang penggunaan bahasa ibu termasuk dalam muatan lokal pembelajarannya di sekolah.

4. Menggunakan bahasa ibu di medsos

Media sosial merupakan sarana ampuh untuk mempopulerkan bahasa ibu/ bahasa daerah kita. Di medsos juga diperkenankan menggunakan bahasa ibu sehingga bahasa ibu kita menjadi lebih popular dan mudah diterima oleh khalayak. Seperti halnya blog gurusiana yang memberikan porsi penggunaan bahasa ibu setiap hari sabtu. Luar biasa gurusiana.

5. Mempopulerkan bahasa ibu lewat lagu daerah

Banyak lagu daerah yang trend dengan mengusung bahasa daerah atau bahasa ibu. Sebut saja lagu-lagu mas Didik Kempot yang popular dengan bahasa jawanya. Sebut saja lagu yang berjudul pamer bojo, banyulangit, suket teki, dan lain-lain.

Ya, demikian kiat dan upaya dalam melestarikan bahasa ibu. Siapa yang akan melestarikan bahasa ibu kalau bukan diri kita sendiri. Aku bangga bahasa ibuku. Sekian, terima kasih.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen ulasannya, Pak. Salam literasi

11 Feb
Balas

Pemerhati sosial budaya juga ternyata....Kaya referensi. Mantap!

13 Feb
Balas



search

New Post