BAHAGIAKU KARENA CORONA
Sudah beberapa tahun terakhir ini rasa rasanya untuk hanya sekedar bisa berkumpul dengan semua anggota keluarga menjadi hal yang teramat sulit. Bahkan suasana bulan Ramadhan sampai dengan bulan Iedul Fitri kadang serasa lewat begitu saja, seperti sebuah ritual tahunan tanpa makna. Suasana dimana seharusnya kami sekeluarga bisa saling berbagi kasih kadang hanya terlewatkan begitu saja, karena kesibukan masing masing anggota keluarga yang mengharuskan situasinya seperti itu.
Tapi Ramadhan dan Iedul Fitri tahun ini terasa sangat berbeda, ada banyak suasana kebahagiaan walau masih juga diselingi dengan kesedihan, Tahun ini kami sekeluarga bisa berkumpul lagi dalam jangka waktu yang cukup lama, ada banyak waktu untuk saling berbagi cerita, dan berbagi keceriaan dalam keluarga. Anak anak yang biasanya hanya punya waktu maksimal satu minggu setelah lebaran,kini jadi punya waktu yang panjang, Ada senyum ada tawa hampir sepanjang hari dirumah, suasana rumah jadi betul-betul berbeda, suasana yang biasanya sepi karena penghuninya sibuk dengan kegiatan masing masing, mendadak menjadi riuh ramai karena para penghuni rumah seperti tidak punya kesibukan selain hanya bercanda dan bercanda.
Inilah salah satu dampak penyebaran virus Covid-19 yang kami rasakan, kami jadi punya waktu yang banyak untuk bisa berkumpul dengan semua anggota keluarga. Berbagi keceriaan bersama, berkegiatan bersama dan membangun hobi yang sama menjadi cara kami untuk menikmati dampak penyebaran virus Corona sekaligus menghilangkan kejenuhan dirumah.
Walau dibalik itu semua terselip sedikit kesedihan, untuk kali pertama dalam kehidupan kami setelah menikah,kami tidak bisa mudik, tidak bisa bersilahturomi dan berjabat tangan dengan Ibu secara langsung, hanya dapat melakukan semuanya itu secara daring. Ada sedikit rasa ketidaknyamanan memang, tapi hanya ini yang dapat kami lakukan, dan berharap semoga Ibu bisa memahaminya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Jabat tangan virtual pemangkas rindu...
Semoga pandemi segera berlalu agar semakin bahagia. Keren Pak tulisanya, semangat....
Semoga Corona segera pergi, Aamiin. Sukses selalu
Aamiin,matur nuwun
pandemi: menahan rindu! duh! bagus sekali tulisannya, Pak
Terima kasih
Bagus ceritanya.salam literasi
Nggih, matur nuwun
Mantab pak..salam literasi
Isinya keren Pak. Saya sebagai pendatang juga merasakan dampaknya. Tetap kita syukuri pasti ada hikmah di balik rahasia Ilahi.
Semoga diberi sehat panjang umur, dapat menyambung silaturahim kembali bersama orang-orang tercinta kita nun jauh di sana
Covid 19 banyak membawa hikmah kalau kita mau belajar memahami, ini bukti sayang Allah pada hambanya. Terus berkarya semoga sukses Pak..aamiin
Mudikx virtual, jabat tangan virtual, angpaunya transfer aj....hehehe
Terima kasih B Rani, Besuk senin saya juga akan piket sekolah secara virtual...
Salam Literasi kembali Ibu, matur nuwun
Mantab mas, pa kabar mas. Lama los kontak, da nmor yg bsa dihubungi mas