Danarti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kematian yang selalu mengintai

Tahun 2018 baru saja mulai, tetapi perasaan ini sudah mengharu biru. Baru saja mendapat kabar teman karib tutup usia. Beberapa hari ini memang banyak teman yang sakit, beberapa kali dalam seminggu keluar masuk rumah sakit, bukan untuk berobat, tetapi untuk membesuk teman, tetangga, maupun kerabat.

Kanker...mendengar nama itu rasanya sungguh sangat menggetarkan hati. Sudah beberapa teman kena penyakit itu dan belum ada yang sembuh, bahkan beberapa ada yang sudah tutup usia.

Penyakit ini sungguh sangat mengharu biru kaum perempuan, betapa tidak, penyakit ini begitu cepat menyerang kaum perempuan dengan tidak memberikan isyarat lebih dahulu. Rata-rata penderita mengetahuinya sudah stadium lanjut sehingga terlambat penanganannya.

Mendengar vonis dokter ada benjolan di payudara itu....rasanya dunia seperti berhenti berputar. Seperti tak lagi ada harapan hidup. Hampir semua teman yang kena sakit ini tak tertolong. Bermula hasil rabaan ada benjolan kecil, keringat dingin langsung mengalir ke seluruh tubuh. Terbayang anak-anak yang masih kecil-kecil yang harus hidup mandiri, terbayang juga kalau mereka punya ibu baru apakah akan tetap di sayang seperti aku ibu kandungnya...dan masih banyak lagi bayangan-bayangan kelam menari-nari di pelupuk mata.

Seperti tak ingin berspekulasi, aku putuskan untuk langsung mencari dokter onkologi. Sebagai perempuan, memeriksakan diri ke dokter laki-laki untuk bagian yang kita anggap aurat yang paling harus di jaga pastilah ada rasa sungkan sehingga aku berusaha mencari dokter spesialis onkologi yang perempuan juga. Itu bukanlah hal yang mudah, karena dokter onkologi perempuan masih sangat jarang. Sambil mengingat satu persatu teman yang pernah kena, akhirnya dapatlah seorang dokter perempuan ahli onkologi yang masih sangat muda. Biasanya dokter muda belum banyak pasiennya karena rata-rata pasien lebih percaya kepada dokter yang lebih senior. Tapi tidak bagiku, dokter senior dulu kan pernah junior, yang terpenting bagiku yang pertama kenyamanan. Hasil dari pemeriksaan USG ( ultra sono grafi) pertama aku dinyatakan ada benjolan. Jangan salah, ternyata USG tidak hanya untuk janin ya...banyak orang yang tahunya pemeriksaan payudara itu hanya mammo grafi. USG cenderung lebih aman dan nyaman. Dokter memberikan aku pilihan, untuk tahu apakah benjolan itu ganas atau tidak, apakah aku mau di biopsi dulu, atau diadakan tindakan langsung operasi. Biopsi itu semacam tindakan pengambilan sampel jaringan dengan semacam suntikan yang diarahkan ke benjolan kemudian hasilnya diperiksa di laboratorium, sedangkan kalau operasi itu benjolan diambil, hasilnya di uji laboratorium. Aku putuskan minta langsung dioperasi saja, apa pasal? Pernah ada pengalaman dari teman yang di biobsi, ternyata jaringan yang diambil meleset, sehingga hasil uji lab negatif, karena merasa aman, benjolan tidak diambil dan tidak diobati yang akhirnya dalam waktu setahun ambruk karena sudah menyerang sampai ke tulang. Belajar dari pengalaman teman itulah akhirnya benjolan langsung diambil. Alhamdulillah hasilnya negatif.

Alhamdulillah sampai hari ini Alloh masih memberi aku bonus umur. Hal yang terpenting kata dokter adalah pola makan. Banyak makanan yang memicu tumbuhnya jaringan yang tidak sehat di tubuh kita karena makanan. Lagi-lagi kebiasaan kita yang kurang bagus, ketika kita sakit, kita masih rela diet menghindari makanan yang tidak sehat, tetapi giliran kita sudah merasa sehat....gaya makan yang buruk kembali menjadi kebiasaan kita. Mari kita tengok di warung-warung makan langganan kita, sudahkan menyediakan makanan sehat? Masih jauh panggang dari api. Hampir semua makanan di warung mengandung minyak, dan penyedap rasa yang prosentasenya lumayan tinggi. Tapi itulah kebiasaan masyarakat kita. Untuk itu marilah kita berupaya untuk menyediakan makanan yang sehat untuk keluarga kita. Sebuah ajakan yang sepertinya mudah, tetapi ketika kita berhadapan dengan sibuknya ritme kerja kita, ajakan itu menjadi sangat sulit, yang ujung-ujungnya kita tidak bisa masak sendiri dan kembali ke warung sebelah.

Pagi ini begitu imam masjid jamaah subuh memberikan pengumuman, hati langsung dag dig dug, akan kah ada jamaah yang tutup usia lagi...masih bisa menghela nafas panjang karena hanya pengumuman ada jamaah yang masuk rumah sakit. Bagi kita yang pernah dihinggapi penyakit yang cukup membuat kita berkeringat dingin mendengarnya, pengumuman ada tetangga, kerabat, atau teman yang sakit cukup membuat jantung berdegub lebih kencang...apalagi ada teman yang tutup usia karena penyakit kanker...benar-benar membuat nyali menciut. Kemarin saat hingar bingar orang-orang merayakan tahun baru, ada teman bahkan lumayan dekat dan saat sakitnya pun sering mendampingi, tutup usia setelah tujuh tahun bergelut dengan penyakit yang namanya kanker payudara...rasanya lemas sekujur tubuh ini serasa mengantri di belakangnya. Sakit, sehat, hidup, mati itu kehendak Alloh, tapi kita tetap harus selalu berdoa semoga Alloh mengakhiri hidup kita dengan cara yang mudah dan tidak menyusahkan kerabat. Sisa hidup yang sekarang masih ada semoga bisa bermanfaat bagi orang banyak. Tidak ada salahnya kita mengingat bahwa kematian itu mengintai kita setiap saat, agar bisa selalu berbuat baik dan mengikuti pola hidup sehat. Semoga tulisan ini ada manfaatnya.Aamiin.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post