Alarm jam tanganku berdering lirih menunjukkan waktunya aku bangun. Pagi ini aku merasa begitu bersemangat, kulangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk mandi dan ambil wudhu. Tak lama berselang, suara adzan berkumandang dari surau sebelah. Aku bergegas melangkahkan kaki kesana. Kebetulan rumah tempat aku menumpang tidur berdekatan dengan surau kecil yang ramai akan do’a dan dzikir. Di akhir sholatku tak lupa kupanjatkan doa kebarokahan untuk hari ini.

Waktunya untuk siap-siap. Kuambil seragam telah ku setrika dengan sangat rapi, tak lupa sepatu yang udah mengkilap, emang tumben aku serapi itu, karena hari ini pertama kali aku melaksanakan tugas untuk mengajar di sekolah dasar. Sarapan pagi sepertinya terlewatkan, saking semangatnya untuk menyongsong pagi di sekolah yang aku tuju. Ku starter sepeda pinjaman dari kakakku, dengan senyum yang sumringah ku jalankan sepeda itu. Jalan yang aku lalui ternyata cukup jauh, dengan jalan yang sedikit agak bagus menjadi sesuatu yang patut untuk disyukuri aku bisa menikmatinya.

Sesampainya di sekolah ibu kepala sekolah dan guru yang lain menyambutku dengan ramah. Sebelum ku masuk ke ruang guru, ku lebarkan pandanganku ke setiap sudut sekolah. Beberapa mata memandangku dengan lugunya, ada yang tertawa, heran, mungkin di hati mereka bertanya-tanya, siapakah itu ???

Ketika memasuki ruang guru, kubuka mulutku untuk kusapa satu persatu bapak dan ibu guru di sekolah itu.. Tiba-tiba....dwerrrr....! bergetar pula hati ini di saat ibu kepala sekolah mengajak para guru untuk rapat, berkaitan dengan kedatanganku. Hari ini merupakan hari pertama masuk sekolah di tahun ajaran baru. Rapat dimulai, tibalah aku untuk memperkenalkan diri sebagai permintaan dari ibu kepala sekolah, sebenarnya aku tidak mampu, lidahku terasa kelu, namun kalimat “tak kenal tak sayang” yang disampaikan oleh ibu kepala membuatku mati kutu.

Tanpa basa basi kuperkenalkan diriku di hadapan para senior. Alhamdulilah singkat dan padat sambutan perkenalan selesai. Singkatnya aku kebagian mengajar kelas 4. Dengan tak sabar aku langsung menuju TKP. Ini kesempatan aku untuk di depan kelas yang sesungguhnya, menguji nyali, sekaligus mencoba sesuatu yang baru, itu motivasiku.

Ku langkahkan kakiku untuk ke ruang kelas 4 di salah satu sekolah dasar inti di kecamatan tersebut. Dari jauh terlihat beberapa pasang mata mengintip, lewat jendela atau mendempet di daun pintu. Setelah hampir sampai kelas, langkah-langkah kaki terdengar.

Gedubrak!

Seorang anak terjatuh karena terbentur meja saat aku sudah sampai di depan pintu kelas. Suasana menjadi hening, tatkala langkah kakiku ada di depan kelas itu. Ku tatapkan pandanganku ke seluruh anak-anak di ruangan itu. Hei...! mereka sepertinya heran melihat ada guru baru yang muda dan ganteng pula (memuji diri sendiri). Semua mata berbinar dan senyum mulai merekah di bibir mereka, yang duduk dipojok malah tersenyum-senyum saat aku mulai menyapa.

Aku perkenalkan diriku dihadapan mereka, mulai dari A sampai dengan Z, dan setelah itu aku mulai mengabsen satu persatu agar aku juga mengenal mereka . Di akhir perkenalan tiba-tiba “Bapak sudah menikah apa belum ?” ku cari asal suara itu, karena sesuatu yang agak aneh. Tidak biasa pertanyaan itu terdengar di usia anak sekolah dasar, biasanya di kampus-kampus yang dosennya masih muda yang digodain seperti itu. Kulihat di sebelah kiri seorang anak perempuan berambut lurus dan berkulit kuning langsat tersipu malu.

Sambil tersenyum aku menjawab “Siapa namamu ? Mengapa kok bertanya begitu ?” Tiba-tiba anak yang lain tergelak tertawa membuat anak itu tersipu malu. “Mai’ pak”, sahutnya. “Cuma bertanya saja pak”.

Bersambung....