dani

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Hari ini yang tak kulupa

Hari ini aku banyak belajar dari beberapa kejadian yang menyakitkan ataupun yang menyenangkan. Sesuatu yang biasa akan membuat lebih sakit jika yang mengatakan itu orang yang luar biasa bagi kita. Segalanya akan terasa meluluhlantakkan semua organ-organ kita. Itulah yang pujangga yang bisa aku lukiskan hari ini. Saat ku bangun dan kuhampiri handphone...kulihat kiriman status dari seseorang di sebuah forum di sekolahku. Seketika itu jantungnya berdebar semakin cepat saat kulihat nama pengirim status tersebut. semakin sesak rasanya dada ini. Huh.....mimpi apa aku semalam, hingga ocehan yang aku kirim di forum dibalas dengan sesuatu yang menyesakkan. Bukan hanya isi atau kalimatnya namun juga orang yang mengirimkan. Darah sepertinya sangat cepat untuk mengalir ke otak, tatkala sudah mencapai tengkorakku tangan ini segera menuliskan kalimat “good respons, thanks”, sambil menggeloyor pergi ke pancuran wudhu aku berfikir dan ku ingat sebuah kalimat “saat melewati badai terburuk di hidupmulah kamu akan melihat wajah dari orang-orang yang mengatakan bahwa mereka peduli”. Aku sepertinya sendiri dalam ruang yang hampa tanpa suara, lengang. Di akhir do’a ku ragu akan ketegaran hatiku, saat ini terhadap sesuatu yang menjadi keputusanku.

Ku langkahkah kembali kakiku ke meja kerjaku, kuhidupkan laptop dan modem ku, semoga ku dapatkan sesuatu. Langsung aku buka email, dan kulihat kiriman dari media sosial yang sudah memenuhi inbox ku. Ku lihat teman kuliahku mengirimkan sesuatu, kubuka dan kudapati ini....”belajarlah dari orang yang menyakiti hatimu meskipun itu pahit, pae’ padha bi’ pil...” jedhuerrrrrr.....kok pas banget...kalimat itu menohokku bak bogem yang membenamku ke tanah liat yang berlumpur dalam......ku potret kalimat itu dan kubuat status di WA ku.

Hari ini kumulai dengan sesuatu yang pahit, berangkat setitik doa terbersit semoga aku bisa melaluinya dengan sabber. Seperti itu kalimat yang diucapkan temanku.

Langkah kaki ini mulai menapak dengan pelan masuk ke kelas, ku taruhh tas rangselku di mejaku. Karena dua hari aku tidak ada di kelas ini, ternyata masih kutemui senyuman dari anak-anakku yang sudah mulai beranjak remaja. Aku ikut mengeryit senyum pahit, masih kurasakan betapa hati ini masih terasa sakit, kulihat kelas tidak seperti biasa yang lebih bersih dan rapi tidak seperti biasa, sepertinya ini suatu pesan disampaikan Allah kepadaku tentang kebersihan hati ini atau memang karena dua hari aku tidak masuk kelas ini...hehehe.

Jam istirahat membangunkanku dari keasyikan bercengkerama dengan anak-anak di kelasku, dengan hati yang masih berdetak kencang ku hampiri handphone aku. Berjejer komentar WA di forum yang lain, aku abaikan itu. Ku tulis permohonan maafku atas komentar yang aku tulis seperti ini “mohon maaf bapak/ibu apabila “tidak suka” masukan yang saya sampaikan di forum ini, bukan berarti saya lebih baik, namun saya malah jauh lebih buruk, ini hanya demi kelancaran bersama....mohon maaf”, dan kuakhiri kalimatku seperti layaknya terdakwa yang telah divonis mati. Ternyata setelah itu sambutan kiriman WA dari seseorang yang aku telah kenal, dengan bahasa rasa bersalahnya, singkatnya tidak untuk diriku kalimat itu, namun karena bahasanya yang bagus, dia kirimkan di forum. Kembali lgi seperti ungkapan, sesuatu yang biasa akan lebih luar biasa apabila disampaikan oleh orang yang luar biasa di hati anda. Itu yang aku pahami dan aku ingat. Ku ceritakan semua yang ingin aku sampaikan padanya, seperti layaknya banjir bah di musim hujan dengan segala sampah yang mengiringi jalannya air tersebut mengalir menghajar lereng-lereng pinggiran sungai yang mencoba menghadangnya. Banyak pelajaran yang biasa aku petik dari percakapan di status itu. Banyak pengalaman yang masih berusaha aku cerna untuk bisa membuat aku lebih dewasa untuk mengerti tulusnya bias arti kehidupan ini.

Tak terasa ini di jam terakhir waktunya untuk break to refresh my heart...brother..... kalimat itu menyesakkan dadaku saat bel sudah mulai dikumandangkan dan ternyata diluar sudah menunggu guru mata pelajaran yang menunggu pergantian waktu untuk bersama anak-anak. Ku tenteng laptop tanpa kumatikan ke ruang guru

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sabar...

14 Aug
Balas

hemmm

14 Aug

Calm down aja dulu bu Dani. Pasti ada jalannya.

14 Aug
Balas

siap bu Yudha...hehehe

14 Aug

Eh ini pak...

14 Aug

Belajar dari menelan pil pahit....

14 Aug
Balas



search

New Post