TAGUR _ 32

Angka perceraian setahun terakhir mulai tahun 2020 sampai 2021 terus naik baik cerai gugat maupun cerai telak, mirisnya cerai gugat angkanya lebih tinggi dari cerai talak, why??

Menurut Dr Muhammad Kosim ( Dosen FTK UIN IB Padang , ada Tiga penyebab utama dari perceraian tersebut adalah faktor ekonomi, minimnya rasa tanggungjawab satu sama lain dalam keluarga, dan perselingkuhan. Di sisi lain, ada pula yang tetap mempertahankan keluarganya hanya karena alasan masa depan anak-anaknya. Seringkali karena alasan ini keharmonisan dalam keluarga tak tampak lagi; yang ada hanya pertikaian dan pertengkaran. 

Anak-anak yang tumbuh dan berkembang dalam keluarga yang tidak lagi utuh (broken home) akan terganggu kesehatan mentalnya. Tak jarang, kasus kenakalan anak dan remaja sebagai reaksi atas perceraian atau pertikaian kedua orang tuanya. Karena itu, mempertahankan keutuhan keluarga dengan suasana bahagia mesti dilakukan.

Selain dari kasus perceraian dan perselingkuhan, konsep keluarga bahagia dewasa ini dihadapkan pada idiologi asing yang merusak konsep _natural family_. Sebut saja isu kesataraan yang tidak membedakan hak dan kewajiban pasangan suami istri, isu _sexual consent_ yang menekankan pada hubungan seksual atas dasar suka sama suka tanpa harus melalui ikatan pernikahan yang sah, hingga hubungan sejenis (LGBT) atas nama toleransi dan hak asasi. Sungguh paradima menyesatkan dan membahayakan.

Bersambung..solusinya..dtunggu yah