Dani Ramdani HES

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Kemalasan Menyebabkan Revolusi

Dari dulu, orang Indonesia dikenal dengan orang-orang yang inginnya hanya bermalas-malasan, meskipun tidak semuanya seperti itu. Saya tak bisa menghindari itu karena saya pun merasa begitu. Apa yang salah dengan ingin menjadi malas? Toh malas bukan suatu keburukan, malah dari waktu ke waktu ingin kemalasan ini yang menjadikan dunia semakin berkembang dan menimbulkan revolusi.

Contoh:

Revolusi 1.0

Revolusi Industri Pertama ditandai dengan dikembangkannya mesin uap oleh James Watt pada abad ke-18, serta diciptakannya mesin-mesin bertenaga air. Pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan oleh manusia mulai dialihkan menggunakan mesin uap.

industrialisasi berkembang dengan cepat, produksi barang kebutuhan masyarakat bisa diproduksi dengan lebih mudah dan secara massal. Pada era tersebut terjadi perubahan masif di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi.

Artinya manusia sudah malas menggunakan tenaga dan beralih menggunakan mesin uap.

Revolusi 2.0

Revolusi industri 2.0 terjadi di awal abad ke-20. Revolusi industri ini ditandai dengan penemuan tenaga listrik. Di akhir 1800-an, mobil mulai diproduksi secara massal. Produksi massal ini tidak lantas membuat proses produksinya memakan waktu yang cepat karena setiap mobil harus dirakit dari awal hingga akhir di titik yang sama oleh seorang perakit mobil. Artinya, untuk merakit banyak mobil, proses perakitan harus dilakukan oleh banyak orang yang merakit mobil dalam waktu yang bersamaan.

Revolusi terjadi dengan terciptanya "lini produksi" atau assembly line yang menggunakan "ban berjalan" atau conveyor belt pada 1913. Hal ini mengakibatkan proses produksi berubah total karena untuk menyelesaikan satu mobil, tidak diperlukan satu orang untuk merakit dari awal hingga akhir. Para perakit mobil dilatih untuk menjadi spesialis yang mengurus satu bagian saja. Selain itu, para perakit mobil telah melakukan pekerjaannya dengan bantuan alat-alat yang menggunakan tenaga listrik yang jauh lebih mudah dan murah daripada tenaga uap.

Artinya manusia sudah mulai malas akan pekerjaannya yang berat dan berbeda-beda, inginnya mengerjakan satu hal saja.

Revolusi 3.0

Revolusi ketiga ini dipicu oleh mesin yang dapat bergerak dan berpikir secara otomatis, yaitu komputer dan robot. Kemajuan teknologi komputer berkembang luar biasa pesat setelah perang dunia kedua selesai. Penemuan semikonduktor, transistor, dan kemudian integrated chip (IC) membuat ukuran komputer semakin kecil, listrik yang dibutuhkan semakin sedikit, serta kemampuan berhitungnya semakin canggih.

Mengecilnya ukuran membuat komputer bisa dipasang di mesin-mesin yang mengoperasikan lini produksi. Komputer pun mulai menggantikan banyak manusia sebagai operator dan pengendali lini produksi.

Artinya manusia sudah mulai sedikit malas bergerak dan berpikir.

Revolusi 4.0

Nah, inilah revolusi industri yang saat ini sedang ramai diperbincangkan. Bahkan, diangkat menjadi salah satu topik dalam Debat Capres 2019. Salah satu grand design-nya adalah pemanfaatan Internet of Thing (IoT). IoT ini berambisi menginterkoneksikan segala perangkat yang ada dengan internet. Seperti remote control, yang dapat mengontrol dari kejauhan.

Artinya manusia menjadi sangat malas dan menggunakan internet sebagai sarana berpikir dan bergerak.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Menarik

19 Feb
Balas

Terimakasih telah berkunjung

25 Feb
Balas



search

New Post