DARINAS,S.Pd.SD

Saya lahir di Sawahlunto 12 February 1972.Diangkat jadi PNS tahun 1999.Dinas di Madrasah ibtidaiyah negeri (MIN) muaro kalaban.Sekarang menjadi MIN ...

Selengkapnya
Navigasi Web
LESUNG

LESUNG

#Tantangan hari ke 74#

Kemaren aku menulis tentang kukuran, hari ini aku ingin juga menulis tentang alat tradisional yang sudah jarang / bahkan sudah hilang di masyarakat. Biar semua mengerti pakai bahasa Indonesia saja ya?.

Lesung

Lesung ada pasangannya namanya alu. Lesung dan alu dibuat dari kayu. Mereka selalu berpasangan. Tapi ada juga orang yang membuat lesung dari batu dan alunya tetap dari kayu. Ayah saya dulunya membuat lesung dari kayu. Untuk apa gunanya lesung dan alu? Lesung dan alu dipakai untuk menumbuk sesuatu, seperti menumbuk padi sampai jadi beras, menumbuk beras jadi tepung, menumbuk ubi, menumbuk kacang, menumbuk kopi dan banyak lagi manfaatnya. Padi ditumbuk dengan lesung untuk membuang kulitnya sehingga menjadi beras. Padi yang ditumbuk itu haruslah padi yang sudah kering dijemur.

Waktu kecil aku sering membantu amak ( ibu ) menumbuk beras untuk dijadikan tepung. Tepung itu dipakai amak untuk membuat kue dan berbagai macam makanan. Termasuk buat makanan dan kue untuk menyambut lebaran. Bahkan karena menumbuk kadang telapak tangan saya lecet, mungkin karena memegang alunya terlalu kuat. Menumbuk bisa sendiri, berdua bertiga bahkan ada yang banyak. Kalau lesungnya satu paling banyak bisa tiga orang. Ada pula di daerah lain yang lesungnya panjang, sehingga orang yang menumbuk juga bisa banyak. Kalau penumbuk itu lebih dari dua orang, maka ketika menumbuk akan terdengar bunyi yang silih berganti, asyik juga bunyi irama nya. Bisa membuat kita bergoyang lhooo.

Tapi zaman semakin modern, semakin lama alat tradisional ini juga mulai ditinggalkan. Menumbuk padi dilakukan di Heller , yang namanya pakai mesin tentu pekerjaan lebih cepat. Sehabis panen di sawah padi dijemur sampai kering, setelah itu padi dibawa ke heller. Bahkan sekarang kita tidak perlu lagi mengantar padi ke heller, sudah ada heller keliling. Kita tinggal menunggu di rumah, dan tukang Heller akan datang menggiling padi menjadi beras.

Begitu juga dengan menumbuk tepung. Sudah ada mesin yang menggiling beras menjadi tepung. Dibandingkan lesung dan alu tentu mesin lebih membutuhkan waktu yang cepat dan kita juga tidak capek menumbuk. Tapi terkadang lesung masih dibutuhkan lo, kalau kita mau menumbuk beras cuma sedikit, dan tempat penggilingan tepung jauh, tentu otomatis kita masih pakai lesung .

Kalau saya lihat lesung dirumah saya sudah mulai rusak. Kayunya sudah mulai mengelupas. Mungkin karena sudah terlalu lama dan jarang dipakai. Sekarang untuk membuat kue kita sudah bisa membeli tepung siap, bahkan sudah banyak yang menjual kue siap saji, sehingga kita seolah-olah tidak membutuhkan lesung lagi.

Tapi yang namanya alat tradisional tentunya masih ada yang punya, dan tetap bisa dilestarikan.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Alat tradisional memang kerap ketinggalan zaman akan tetapi harus kita lestarikan agar khasanah budaya kita terjaga. Bisa jadi suatu saat nanti saat listrik padam dalam waktu yang lama kita membutuhkannya untuk menumbuk. Salam.

12 Apr
Balas

Betul sekali bu desi.salam kembali

13 Apr

Jadi teringat dulu bikin tepung ditumbuk pake lesung sampai ngelupas telapak tangan, heheh.

12 Apr
Balas

Betul buk ta,aku juga

12 Apr

Sekarang jadi barang antik.lesung ceritamu. Barakallah

12 Apr
Balas

Aamiin.terimakasih udh mampir bu era

12 Apr



search

New Post