Darliamra

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Permulaan yang bukan yang terakhir

PEMBELAJARAN REMEDIAL SUATU ALTERNATIF BAGI GURU

Oleh: Darliamra, M,Pd.T (guru SMKN 2 Tembilahan)

Dalam kegiatan pembelajaran tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran selalu dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi inti, kompetensi dasar dan penguasaan materi pembelajaran yang telah ditentukan. Secara garis besar kesulitan dimaksud dapat berupa kurangnya pengetahuan prasyarat, kesulitan memahami materi pembelajaran, maupun kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas latihan dan menyelesaikan soal-soal ulangan. Adapun cara yang dapat ditempuh guru adalah pemberian bimbingan secara khusus dan perorangan bagi peserta didik yang belum atau mengalami kesulitan dalam penguasaan KD tertentu dalam bentuk program remedial. Remedial merupakan program pengajaran perbaikan yang khusus diberikan guru kepada siswa (individu/kelompok) karena siswa tersebut memiliki masalah dalam belajar (kurang/tidak menguasai materi belajar). M. Alit Mariana (2003:50) mengatakan bahwa: “Program remedial merupakan upaya membantu siswa memecahkan kesulitan belajar yang dialami saat pembelajaran reguler dalam kelas”. Selanjutnya Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah (2008:3) mengemukan bahwa: “Program remedial adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai ketuntasan pada KD tertentu, menggunakan berbagai metode yang diakhiri dengan penilaian untuk mengukur kembali tingkat ketuntasan belajar peserta didik”.

Dengan demikian dapat disimpulkan program remedial adalah sebuah bentuk upaya yang dilakukan guru dalam memberi bantuan kepada siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai materi pelajaran pada waktu pembelajaran secara klasikal berlangsung. Bantuan pembelajaran ini sifatnya memperbaiki kekeliruan-kekeliruan siswa dalam belajar atau untuk lebih memberikan pemahaman yang lebih bagi siswa yang mengalami kelambanan dalam belajar, dengan menggunakan metode yang bervariasi sesuai dengan sifat, jenis, dan latar belakang kesulitan belajar peserta didik dan tujuan pembelajarannya pun dirumuskan sesuai dengan hasil diagnostik kesulitan belajar yang dialami.

Sehubungan dengan hal-hal tersebut, satuan pendidikan perlu menyusun rencana sistematis pemberian program remedial untuk membantu mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Jika ada peserta didik yang belum mencapai nilai batas KKM, maka guru harus melakukan pembelajaran perbaikan sebelum dilanjutkan pada materi pembelajaran berikutnya. Semestinya tidak ada lagi siswa yang nilai hasil belajarnya di bawah KKM pada waktu pembagian Laporan Hasil Belajar (LHB) jika prinsip pembelajaran tuntas (mastery learning) dan pembelajaran perbaikan (remedial teaching) dipahami pendidik sebagaimana mestinya.

Kenyataan menunjukkan bahwa ketuntasan hasil belajar siswa dalam proses belajar mengajar di SMK Negeri 2 Tembilahan tidak seperti yang diharapkan. Hasil belajar siswa sangat rendah begitu juga pencapaian target kurikulum yang belum maksimal, daya serap siswa yang rendah, tidak ada mata pelajaran yang mencapai ketuntasan secara 100%. Berbagai alasan dikemukakan guru pada saat rapat akhir semester, mulai dari tingkat kehadiran siswa yang kurang, PR yang tidak mengumpulkan, ulangan harian serta UTS yang tidak diikuti siswa. Guru mata pelajaran Fisika dan matematika selalu mengeluhkan rendahnya kemampuan dasar siswa SMK, sementara KKM yang ditetapkan sekolah tinggi yaitu minimal 75 untuk seluruh mata pelajaran. Guru cukup terbebani dengan aturan minimal KKM tersebut akibatnya ada kecenderungan guru untuk memberi semua siswa nilai di atas KKM, agar tidak direpotkan dengan kegiatan remedial. Begitu juga sebaliknya motivasi siswa rendah dalam mengikuti pembelajaran karena mereka mengetahui nilai mereka akan tetap tinggi minimal nilai KKM.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Mohon Maaf Gurusiana di seluruh Nusantara, maklum pendatang baru, jadi masih masih banyak terjadi kesalahan, untuk permulaan kesalahan adalah cambuk untuk kemajuan menuju keberhasilan,, Googs...

22 Sep
Balas

Yang ibu tulis itu memang kenyataan adanya, berlaku juga untuk di SD, kami mengalami hal yang sama, bahkan tugas guru semakin banyak dg menumpuknya tugas adm yg harus di buat sebagai bukti fisik, tuntutan dari kurikulum kutilas ini. Saya setuju dg tulisan ibu ini.

23 Sep
Balas

Onde pak darliamra lah jd ibu2 kini hahaha...

03 Oct
Balas

hahhahhahhah,,,, berstatus ganda..

04 Oct



search

New Post