Darman D. Hoeri

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Rumah Cinta (3)

/3/

takjub nak. benih yang kausemai di tengah guguran badai telah berbuah manis. tercecap meluruh gerah dahaga. merah yang memerih mata lepas tandas manakala putih dedaunmu menjala angin. sejuk nak sirna gelisah seketika.

ini ruang teduh telah tertata untukmu melepas lelah yang mengental oleh sebab kemarau demikian terik menjerang. indah. telah lebur segenap merah dengan putih hingga silau tak lagi tatah tatapmu. lalu jika semua yang tampak telah demikian jelas, rentangkan nak lengan-lenganmu dalam ringan langkah menuju arah di mana sapa jernih telah menunggu: aku.

mata ini mungkin terlalu tua untuk menebar cahaya kasih yang berpendar-pendar di dalamnya, sehingga dari puncak bukit batu tempatmu pernah berdiri takkan bisa kaulihat geliatnya. tapi aku percaya angin pagi yang selalu sejuk berembus, setia selalu kabarkan padamu. geliat cinta yang tak bisa henti, terus dan terus abadi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post