Seringkali kita membicarakan orang yang kita cintai atau hormati atau yang telah berpisah dengan kita. Kita ingat segala kebaikannya dan tidak ketinggalan juga kita membicarakan kelemahannya.

Perangainya halus, hatinya suci,sikapnya jujur, perkataannya teratur, dan budinya mulia. Kelakuannya baik, mukanya jernih karena ia memandang hidup penuh pengharapan dan tidak pernah putus asa. Apa yang diyakininya, itulah yang dikatakannya dan apa yang dikatatakannya itulah yang diyakininya. Karena itu kita mengambil kesimpulan dia seorang yang" budiman"

Dia cerdas, akalnya tajam, buah pikirannya baik dan cepat mengambil kesimpulan, terang otaknya, luas pandangannya dan jauh tiliknya. Karena itu kita katakan bahwa ia " cerdas".

Tubuhnya sehat, mukanya berseri-seri karena kesehatan tubuh dan jiwanya. Pakaiannya bersih karena kebersihan hatinya. Dia gemar olahraga untuk kesehatan tubuhnya dan dia suka musik untuk kesehatan batin. Kira namai dia orang " sehat".

Berbudi, cerdas, akal, pergaulan, kesehatan semuanya terkumpul dalam satu orang. Kumpulan itulah itulah yang membentuk suatu pribadi. Lemah atau kuat , berlebih atau berkurang dari segala yang disebutkan akan menentukan mutu seseorang. (Pribadi Hebat, Hamka, 2014:2).

#Day 33

#tantangangurusiana