Darmawan, S.Pd.

Tenaga Pendidik di SMAN 13 Sijunjung, mengampuh Mapel Bahasa Indonesia. aktif dalam MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Sijunjung. Alumni Universitas Negeri Padang ...

Selengkapnya
Navigasi Web
DIRGAHAYU INDONESIA KE 75  MINIMALIS TETAP NASIONALIS

DIRGAHAYU INDONESIA KE 75 MINIMALIS TETAP NASIONALIS

 

 

 

Senin 17 Agustus 2020 perayaan ulang tahun Republik Indonesia yang ke 75. Perayaan ulang tahun kali ini sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Pasalnya, peraayaan ulang tahun kali ini tidak semeriah tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan wabah covid-19 yang masih ada di beberapa wilayah indonesia. Dalam hal ini pemerintah mengambil keputusan untuk tidak merayakan seperti biasa dengan banyak unsur tetapi tetap mengadakan penaikan bendera dengan cara minimalis. Instruksi ini diikuti oleh semua daerah mulai dari tingkat provinsi sampai setingkat nagari sekalipun. Disebut minimalis karena tidak ada menggunakan pasukan 45, hanya memakai 3 orang saja untuk penaikan bendera.

 

Sebagai warga negara yang baik dan merupakan bagian dari pemerintahan, Pemerintahan Nagari Sungai Betung mengadakan acara penaikan bendera merah putih yang dilaksanakan di depan kantor wali nagari Sungai Betung. Hal ini juga sesuai intruksi Camat Kamang Baru bahwa upacara bendera tetap dilaksanakan di kantor wali nagari msing-masing. Berdasarkan instruksi ini peserta upacara perangkat nagari dan kepala SD dan SMP, sedangkan Kepala SMA upacara di kecamatan. Untuk para guru tidak dijelaskan di surat itu untuk mengikuti upacara. Untuk itu guru-guru awalnya ragu dan bingung upacara atau tidak.

 

Kegamangan ini tidak berlangsung lama setelah pemerintahan Nagari Sungai Betung mengeluarkan edaran bahwa semua guru di lingkungan Nagari Sungai mengikuti upacara penaikan bendera di kantor Wali Nagari. Sebagai insan pendidikan tentu sangat ingin mengikuti upacara bendera apalagi dalam rangka memperingati HUT RI 75. Jadi guru-guru menyambut senang edaran wali nagari ini.

 

Tidak lama setelah edaran ini beredar, pihak nagari menghubungi saya sebagai salah seorang perwakilan guru untuk diminta menjadi pelaksana upacara bendera yakni sebagai pembaca doa. Permintaan ini saya sanggupi karena sekali bisa ikut andil kenapa harus menolak. Pelaksana upacara yang lain direncanakan dari pihak kantor wali nagari. Namun pada hari  minggu sekretaris nagari kembali menghubungi  kami untuk meminta bantuan mencari satu orang guru perempuan untuk menjadi penggerek bendera si pembawa bendera. Pelaksana upacara semuanya dilimpahkan kepada guru-guru. Saya mencoba menghubungi teman, akhirnya Buk Selfi Engla Julianti bersedia membantu beliau guru matematika SMAN 13 Sijunjung. Untuk latihan dan sebagainya direncanakan hari senin saja pagi sebelum upacara dimulai.

 

Paginya senin 17 Agustus 2020, mulai berdatangan para peserta upacara di kantor wali nagari Sungai Betung. Pelaksana upacara mulai berkumpul dan mencoba latihan untuk pemantapan upacara. Saat latihan semua peserta memang dari guru-guru semua, ada guru SD, SMP, dan SMA, tetapi mayoritas dari guru SMAN 13 Sijunjung. Pembawa acara yang awalnya sudah pasti dari nagari karena ada kendala digantikan oleh Buk Siti Zahera yang juga guru SMAN 13 Sijunjung. Kemudian penggerek bendera yang awal nya pak iz guru SD 6 Sungai Betung karena beliau sakit digantikan oleh Pak Syafri Julhadi dari SMAN 13 Sijunjung juga. Akhirnya lengkap sudah pelaksana upacara dan kami mencoba latihan sebentar sebelum upacara dimulai.

 

Setelah selesai latihan tak lama setelah itu upacara bendera akan dimulai. Pengibaran Bendera Merah Putih pada Perayaan HUT RI ke 75 akan kami laksanakan. Semua peserta sudah berada diposisi barisannya masing-masing. Hanya ada dua pleton barisan yang ada saat ini. Pleton 1 barisan Ibu-Ibu yang disi dari unsur guru dan bidan. Kemudian pleton 2 bapak-bapak dari unsur pemerintahan nagari dan beberapa guru senior dan kepala sekolah. sangat minimalis dan sederhana, tidak ada panduan suara. Semua peserta direncanakan ikut menyanyi bersama nanyi yang diputarkan lewat wirelless nantinya.

 

Upacara kemudian dimulai oleh pembawa acara Buk Siti Zahera. suaranya yang bulat seperti pembawa acara profesional, beliau memang piawai dalam mengolah suara ini mungkin karena beliau juga seorang Qoriah. Upacara kemudian berjalan setahap demi setahap. Pada tahap penaikan bendera dengan sigap Buk Selfi, Pak Jul dan Pak Agung berjalan menuju tiang bendera. Tidak terlalu canggung bagi seorang guru melakukan gerakan itu yang sudah menjadi kebiasaan paginya disekolah terutama saat upacara senin pagi di sekolah. berkat kepiiawaian mereka, bendera naik sesuai iringan lagu indonesia raya yang dengan lantang dinyanyikan oleh seluruh peserta upacara bersama wirelless.

 

Pengibar bendera sudah berada ditempatnya kembali. Hal penting dalam upacara ini sudah sukses dengan baik. Kemudian dilanjutkan rangkaian kegiatan lainnya pembacaan pancasila, UUD, dan amanat isnpesktur upacara. Amanat inspektur upacara kali ini menyampaikan amanat bupati sijunjung Bpak Yuswir Arifin. Banyak hal yang disampaikan dalam amanat itu, salah satunya tentang indonesia maju dan indonesia merdeka. Maju adalah mampu berkompetensi dengan negara lain, mampu mensejahterakan rakyatnya. Merdeka adalah bebas dari belenggu penjajah, baik fisik maupun pikiran. Ke depan indonesia memang harus mampu berdiri dan kokoh dengan kaki sendiri. Seperti itulah kurang lebih singkanya amanat tersebut. Upacara akhirnya sampai pada Doa yang saya sendiri yang membacanya. Dengan penuh kesungguhan hati saya membaca doa tersebut dari kata per kata, kalimat demi kalimat, hingga paragraf paragraf, dan akhirnya saya berhasil merampungkan pembacaan doa tersebut. Alhamdulilah bersyukur pada allah upacara sudah selesai dilaksanakan.

 

Bagi saya upacaranya tetap khidmat. Walau minimalis tetapi tidak mengurangi rasa nasionalis. Makna dan rasa upacara tetap dapat dirasakan. Bahkan mungkin lebih khidmat dari biasanya yang menggunakan peserta yang ramai. Peserta yang sedikit ini tidak begitu banyak suara-suara bising semua menikmati upacara dengan baik. Menikmati tahap demi tahap upacara tersebut. Sampai pada mendengarkan amanat pun tidak ada kebisingan yang berarti. Hal ini mungkin dikarenakan pesertanya dari kalangan pendidikan yang sudah dewasa. Mereka Sudah paham dan mengerti dengan arti perjuangan para pahlawan bangsa.

 

Upacara hari ini cukup memberikan makna kemerdekaan bangsa indonesia dan menanamkan rasa nasionalis pada diri sendiri. Saya selalu bangga  dan semangat selalu bisa mengikuti upacara hari kemerdekaan ini. Bagi saya upacara 17 Agustus ini tidak hanya sekedar merayakan kemerdekaan bangsa tetapi juga merayakan kemerdekaan kelahiran diri sendiri. Mungkin tanggal kelahiran yang bertepatan dengan tanggal kelahiran bangsa sendiri sedikit banyaknya menambah rasa nasionalis dalam diri seorang. Setidaknya begitu yang saya rasakan. Semoga rasa nasionalis itu tetap ada di dalam dada seluruh warga negara Indonesia. Tetap mencintai negara ini sampai raga tak lagi bernyawa. DIRGAHYU INDONESIAKU KE 75. INDONESIA MAJU. MERDEKA. MERDEKA

 

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post