Darmawan, S.Pd.

Tenaga Pendidik di SMAN 13 Sijunjung, mengampuh Mapel Bahasa Indonesia. aktif dalam MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Sijunjung. Alumni Universitas Negeri Padang ...

Selengkapnya
Navigasi Web
IBARAT BUAH SIMALAKAMA

IBARAT BUAH SIMALAKAMA

Saat ini banyak hal yang telah berubah. Entah karena dunia sudah tua atau karena begitu banyak pengaruh dari lingkungan global. Di semua bidang mengalami perubahan yang tajam. Sebut saja bidang pendidikan, kesehatan, dan perekonomian. Semua mengekor pada kebutuhan sekelumit orang yang tak berprikemanusiaan.

Kita soroti dalam bidang pendidikan yang sudah banyak berubah. Bidang pendidikan ini yang dimaksud adalah kegiatan para insan pendidikan di sekolah. Pada masa ini, masa covid-19 pembelajaran tidak lagi bisa dilakukan secara tatap muka. Hampir semua sekolah menggunakan pembejaran jarak jauh. Hal ini tentu menimbulkan pembelajaran yang berbeda dan tidak seefektif belajar di sekolah. Tidak sedikit siswa yang mengeluh dengan model pembelajaran jarak jauh. Tapi tak sedikit juga yang senang dengan alasan yang bervariasi.

Bagi mereka yang mengeluh juga memiliki berbagai alasan. Diantaranya tidak adanya paket atau mahalnya paket. Lebih parahnya tidak adanya android. Bahkan siswa kita ada yang tidak memiliki hape. Jika kondisinya seperti ini sudah jelas berimbas tidak efektifnya pembelajaran. Juga akan mengurangi hak siswa untuk mendapatkan pelajaran yang sama. Namun sekolah tidak punya piihan karena aturan yang membentengi. Kemudian beberapa orang siswa lainnya mengeluhkan tidak pahamnya dengan materi yang disebar guru. Mereka sudah terbiasa dengan dijelaskan, sedangkan sudah dijelaskan mereka masih kurang paham apalagi hanya sebar materi. Wajar saja mereka tidak mengerti dan tambah bingung. Hal ini juga yang membuat mereka merindukan gurunya di skolah. Mereka rindu dengan suara gurunya saat menjelaskan. Mereka rindu dengan suasana di dalam kelas.

Mereka yang merasa senang dengan perubahan ini tentu juga banyak alasan. Mereka yang senang ini kebanyakan anak laki-laki yang pemalas. Mereka dengan kondisi ini bisa bangun tinggi hari. Pasalnya mereka tidak perlu apel pagi lagi. Kalau terlambat tidak perlu pilih sampah lagi. Banyak hal yang menguntungkan mereka anak yang malas ini. Diperparah mereka tidak takut lagi tidak mengumpulkan tugas. Biasanya di kelas mereka takut pada guru, dan akhirnya mengumpulkan tugas juga. Kalau kondisi PJJ ini tentu guru tidak bisa marah langsung. Mereka ambil kesempatan dalam kondisi ini. Alasan mereka senang lainnya karena tidak perlu capek datang ke sekolah. Ada alasan mereka yang positif dengan kesenanganya salah satunya mereka jadi paham dengan aplikasi pemebelajaran seperti edmodo, goggle classroom, dll sebagainya.

Bagi guru juga tidak mengenakan kondisi seperti ini. Dari satu sisi memang ada sedikit kemudahan. Guru hanya tinggal menyebar materi saja kemudian share dan tidak menjelaskan. Namun bukan sampai disitu saja perjuangannya. Ketika tugas itu dishare guru harus siap-siap menerima japri dari siswa-siswa. Untuk satu jam pelajaran itu guru belum bisa bergerak melakukan aktivitas lain.disibukan dengan menjawab ragam pertanyaan siswa. Kondisi ini juga tidak menguntungkan sebenarnya. Ditambaah parah menjelaskan tidak hanya sekali, mungkin dua kali menjelaskan baru paham. Bayangkan ada puluhan siswa yang bertanya. Tidak hanya sampai di situ, tugas yang sudah dikerjakan akan dikumpulkan siswa ke sekolah. Guru harus menunggu siswa datang satu per satu. Kebanyakan siswa tidak seluruhnya menyelesaikan tugas, jadi sampai di rumah guru harus bersedia menerima setoran tugas dari siswa. Sudah bertambah pelik lagi, di sekolah kerja di rumah juga kerja.

Namun dari banyak dampak negatif tersebut ada juga tersimpan sisi positifnya. Pada situasi COVID-19 New Normal saat ini, guru diperkenalkan dengan metode pembelajaran jarak jauh. Mengenal berbagai aplikasi jarak jauh. Yang mau tak mau harus bisa mengoperasikannya. Ini kan tambahan ilmu yang didapatkan guru. Guru diberi ruang untuk kreatif dan inovatif mungkin dalam menyampaikan materi. Hal ini tentu kesempatan dan peluang yang harus dimanfaatkan oleh guru. Secara tak sadar guru memiliki ruang dan waktu lebih dari biasanya, pasalnya tidak mengajar tatap muka. Terlepas dari hal yang dijelaskan di atas tentu guru masih memiliki kesempatan lebih.

Memang sudah ibarat buah simalakama, jika diikuti hasilnya sudah pasti tidak efektif, jika tidak diikuti atau kita belajar tatap muka kita akan melanggar aturan. Pada akhirnya kondisi seperti ini harus dimanfaatkan dan diambil hikmahnya oleh guru maupun siswa. Larut dalam sebuah situasi ketidakpastian tentu bukan langkah yang tepat. Maka harus tetap bangkit dan kreatif dalam situasi apapun. Manfaatkan setiap media yang ada olah menjadi semenarik mungkin. Dan berharap hasilnya efektif walau tak mungkin seefektif tatap muka. Dan itulah yang bisa dilakukan. Semangat para insan pendidikan.

Sungai Betung, 11 Agustus 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Tulisan informatif, bermanfaat. Sukses selalu. Salam literasi

11 Aug
Balas

Terima Kasih Pak. Aaminn. Salam Literasi

12 Aug



search

New Post