Darmawan, S.Pd.

Tenaga Pendidik di SMAN 13 Sijunjung, mengampuh Mapel Bahasa Indonesia. aktif dalam MGMP Bahasa Indonesia Kabupaten Sijunjung. Alumni Universitas Negeri Padang ...

Selengkapnya
Navigasi Web
PERLU KEMBALI KE TRADISIONAL

PERLU KEMBALI KE TRADISIONAL

Waktu kecil dulu kita masih akrab dengan permainan petak umpat, kek lele, main kelereng segitiga dan sebagainya. Hari-hari selepas pulang sekolah kita habiskan memainkan permainan tradisional itu. Dulu kita tidak mengerti manfaatnya, yang pasti waktu itu kita bisa bermain bersama teman-teman. Kadang karena terlalu asik kita bisa lupa waktu. Bahkan sampai kena marah oleh orang tua. Namun begitulah masa kecil, masa asik asik nya bermain. Akan tetapi permainan itu tidak merusak kita. Malah memberi manfaat bagi kita dan lingkungan.

Sekarang kita mengerti banyak manfaat dari permainan tradisional itu salah satunya menyehatkan tubuh. Karena aktif bergerak tentu membuat tubuh lebih sehat. Lihat saja anak-anak zaman kita dulu, badannya tegap, matanya tajam. Itu juga bagian dari manfaat permainan tersebut salah satunya. Selain itu masih banyak lagi, misalnya permainan kalereng. Kalereng dibuat segitiga atau angka 7, kemudian pemainnya akan menembak kalereng tersebut dengan kalereng juga. Permainan ini mengajarkan fokus kepada anak-anak. Dan masih banyak lagi manfaat dari permainan tradisional tersebut jika kita uraikan satu persatu

Hari ini kita sulit menemui permainan anak-anak seperti itu. Permainan anak-anak zaman sekarang sangat kontras dengan permainan dulu. Perbedaaan sungguh luar biasa. Jika dulu kita menghabiskan waktu di halaman rumah atau lapangan terbuka, Anak-anak zaman sekarang, zaman modern ini, menghabiskan waktu hanya di depan hape dengan permainan onlinenya. Bermacam-macam permainan online tersebut mulai dari yang ukuran kecil sampai yang besar yang memakan memori 8 Gb. Permainan yang dirancang dengan berbagai fitur menarik tentu lebih mereka sukai. Karena memang dirancang untuk itu. Perlahan permainan tradisional memang ditinggalkan anak-anak. Di beberapa daerah mungkin sudah hilang sama sekali.

Selain tergesernya permainan tradisional tadi, sebenarnya jika kita preteli satu per satu banyak sekali dampak buruk permainan online tersebut bagi anak-anak. Permainan tersebut memiliki candu yang luar biasa. Bisa kita lihat bagaimana anak-anak itu tidak bisa lepas dari hape tersebut. Artinya dampak pertamanya adalah ketergantungan terhadap permainan tersebut. Mungkin sering kita lihat, bangun tidur apa yang mereka cari hape untuk membuka game. Kecanduanya nyata sekali. Hal ini berimbas kepada kesehatan mereka. Hari ini kita lihat, betapa banyak anak-anak usia sekolah yang sudah pakai kaca mata karena matanya sudah rusak. Padahal seharusnya belum menggunakan kaca mata. Betapa banyak anak-anak kita yang badannya kurus kering karena begadang semalaman dan tidak tidur. Yang lebih parah, permainan tersebut mengubah kepada tingkah laku mereka. Permainan online itu membuat watak mereka keras. Sebagai guru kita rasakan anak-anak zaman sekarang semakin susah mendidiknya. Wataknya keras, tingkahnya aneh-aneh. Banyak kita dengar di berita guru yang di pukuli muridnya. Murid yang main game saat belajar. Dan masih banyak lagi, tambah kita sadari permainan itu banyak sekali merusak alam bawa sadar anak-anak kita.

Untuk itu perlu kita sebagai orang tua dan guru perlu menyikapi hal ini. Perkenalkan kembali permainan tradisional pada anak-anak karena banyak nilai moral di sana. Ajak mereka bercengkrama dengan permainan masa lampau nenek moyangnya. Agar semua itu tak hilang ditelan kemodernan zaman. Untuk mengatasi kecanduan yang luar biasa pada permainan online juga perlu dilakukan upaya dan perhatian bersama. Kontrol anak-anak dalam menggunakan android mereka. Jangan sampai waktu mereka habis di depan hape saja dan hanya bermain game online. Kontrol itu sangat penting bagi mereka karena mereka masih anak-anak yang belum bisa memilih dan memilah.

Permainan menyita banyak waktu mereka. Lebih parah dari permainan tradisonal.

Yang jadi pertanyaan kenapa anak-anak SD bahkan PAUD sudah memiliki android? Hal ini tidak lain karna orang tua membelikan anaknya. Jika ditanta

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post