Dartini

Pengawas SMP di Dinas pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah....

Selengkapnya
Navigasi Web

Semakin Sulit

Bukan kami tak berempati dengan perjuangan rekan rekan GTT, tapi ada yang lebih penting dari rasa empati itu, yaitu kepentingan siswa. Itu makanya ketika beberapa waktu yang lalu terjadi pemogokkan guru di Purbalingga, Ibu PLT Bupati Purbalingga melalui Bapak PLT Kepala Dinas meminta para GTT untuk tidaak mogok. Perjuangan para GTT melalui cara mogok memang mungkin akan menggugah perhatian pemerintah akan nasib GTT. Selain itu mogok juga dapat menunjukkan peran pentingnya paraGTTdalam penyelenggaraan pendidikan. Tanpa GTT sekolah sekolah yang selama ini memenuhi kebutuhan tenaga girinya dengan GTT akan kesulitan.

Beberapa waktu sebelumnya di Purbalingga pemerintah daerah sudah berempati dengan mengawal perjuangan mereka. Antara lain ketika rencana demonstrasi menolak proses CASN yang mempersyaratkan usia 35 bagi pendaftarnya. Ketika itu Bapak PLT Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Purba;ingga sudah mengawal mereka. Demonstrasi di alun alun Purbalingga yang diwarnai dengan pengumpulan tanda tangan para GTT berlangsung dengan 'ditemani" PT Kadindikbud dan Ketua PGRI Kabupaten Purbalingga. Pernyataan sikap mereka pun dikirimkan ke Jakarta.

Ketika menghentikan atau membatalkan aksi mogok para GTT, Bapak PLT Kadindikbud menyatakan siap berdialog dengan para GTT di sekolah jika diminta. Keepala sekolah yang merasa perlu mempertemukan para GTT dengan pihak Dinas Pendidikan pun mengundang Kepala Dinas atau yang mewakili. DI kantor Dinas, Bapak PLT sudah menyiapakan diri untuk hadir jika memungkinkan waktunya, jika tidak maka para Kabid dan Pengawas untuk menyiapkan diri. Ternyata tugas untuk memberikan pembinaan dan berdialog dengan GTT di sekolah binaan ini yang terasa berat.

Ketika beberapa hari yang lalu salah satu Kepala Sekolah di wilayah binaan saya mengundang saya untuk melakukan pembinaan dengan GTT saya pun berangkat. Maksud Kepala Sekolah agar saya bisa mengkomunikasikan halhal yang diputuskan Dinas dan memotivasi mereka untuk terus bekerja dengan ikhlas dan tetap profesional. Saya memulai dengan memposisikan semua dari kita sebagai makhluk yang menjalani segala ketentuanNya. Dan meyakini bahwa hidup, mati, rezeki dan jodoh adalah ketentuan yang sudah ditetapkanNya sejak kita berusia 4 bulan dalam kandungan ibu. Tidak lupa saya ingatkan bahwa hidup kita adalah milikNya yang kita tidak tahu sampai kapan. Satu satunya yang harus kita lakukan adalah menabung kebaikan sebanyak-banyaknya untuk bekal ke akherat nanti. Dan jangan lupa begaimanakun keadaan kita selalu ada kebaikan. Semakin banyak manfaat yang kita tebar, maka itulah tabungan kita. Bukan tidak mungkin GTT yang profesional nilai kebaikannya lebih tinggi dari guru-guru lain yang bergaji tinggi, karena nilai perjuangannya yang beda. Yang sekarang terlihat hidup enak, bukan tidak mungkin punya resiko "dosa" yang lebih besar.

Saya kesulitan berbicara lebih panjang ketika itu karena kondisi yang semakin sulit yang dialami para GTT. Sebagian besar dari GTT yang saya temui tidak bisa mengikuti tes CASN karena usia dari 10orang GTT hanya 1 yang bisa mengikuti. Kecuali itu PPG yang diharapkan membuka pintu perbaikan rezeki, ternyata juga mempersayaratkan uji kompetensi yang tak mudah. Dari 10 GTT itu hanya 2 yang lolos uji kompetensi untuk PPG. Sudah terdengar kabar dari mereka yang sudah berangkat PPG, bahwa sangat sedikit yang lulus karena batas nilai minimal harus 80. Dan hari itu adalah hari ketiga tes CASN berlangsung di Purbalingga, dimana sudah diketahui kemarin bahwa tes hari pertama yang diikuti oleh 2000 orang peserta (5 sesi X 400 org) hanya meluluskan 12 orang. Ini juga terjadi karena batas nilai yang tinggi.

Jadi apa lagi yang bisa dilakukan kecuali mewarnai pelaksanaan tanggungjawab sebagai guru dengan tindakan yang profesional untuk terus menambah nilai kebaikan dalam hidup kita. Karena profesionalitas adalah bagian dari menjalankan perintahNya untuk selalu bersungguh-sungguh. Bukankah Alloh menyukai orang yang bersungguh-sungguh. Setelah berusaha dengan bersungguh sungguh, baru serahkan kepada Alloh tentang rezeki kita. Kan jika kita bertakwa maka Alloh akan memberi jalan keluar dari kesuitan kita, dan jika kita bertawakal kepada Alloh maka akan diberiNya rezeki dari arah yang tidak kita duga. Jadi bertakwa dulu baru bertawakal kepadaNya. Maka tambahkan rasa syukur Anda yang tidak menjalani keadaan yang semakin sulit. Bersyukurlah dengan semakin profesional dalam bekerja.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Jika saja pemerintah mau memberikan honor minimal sama dg UMK, saya rasa itu sdh cukup menyejukkan bagi rekan2 GTT.

03 Nov
Balas

Mungkin begitu

04 Nov

Semoga semua GTT diberikan kemudahan.

03 Nov
Balas

Aamiin

04 Nov

Profesionalisme hanya bisa dinikmati jk ada integritas, namun sy juga berharap pemerintah jangan menutup mata akan penghidupan yang layak. Bagus sekali Ibu....

04 Nov
Balas

Bersyukur dan tawakkal, memang itu yang terbaik bunda. Salam sehat dan sukses selalu. Barakallah, bunda.

03 Nov
Balas

Titip pesan bunda, guru demo "salah" tapi gak demo suaranya ndak "kedengaran". Doa kita bahagia dunia akhirat. Barakallah, bunda.

03 Nov

Aamiin, terimakasih telah berkunjung. Saya juga tak bisa ngomong apa apa Bun, hy kasihan dan belum mampu meemberi solusi

04 Nov

Setuju bunda, sukses selalu dan barakallah

03 Nov
Balas

Aamiin

04 Nov

Semoga nantinya ada kebijakan baru yang bisa memberi kemudahan bagi mereka.....aamiin

03 Nov
Balas

Aamiin

04 Nov

Setuju untuk tetap profesional tanpa mengesampingkan usaha untuk mengetuk hati pemerintah....

03 Nov
Balas

Betul ibu

04 Nov

Aksi mogok mengajar memang kurang elegan. Juga menimbulkan kesan yg kurang baik. Sy kira perlu aksi lain yg lebih elegen dan berkesan baik. Sy kira dengan gerakan prestasi lebih baik. Pemerintah juga mungkin perlu memikirkan untuk memberi porsi kepasa GTT yg berprestasi utk bisa diangkat tanpa tes. Karena menilai kelayakan utk pengangkatan PNS perlu variatif. Tidak melulu tes dan tes. Karena tes juga banyak kekurangan nya. Banyak kompetisi guru tingkat nasional yg justru dijuarai oleh guru GTT. Nah hal itu bisa digunakan sebagai salah satu prametepa pengangkatan CPNS bagi guru honorer berprestasi. Sekadar saran semoga bermanfaat. Terimakasih

04 Nov
Balas

Betul Pak, selama ini belum ada penghargaan seperti itu untuk GTT berprestasi

17 Nov



search

New Post