Tak Sekedar Tahu Ilmunya
Entah sudah berapa artikel parenting yang saya baca. Saya lupa berapa jumlahnya. Yang jelas, saya sudah banyak membacanya.
Ketika saya memutuskan untuk menikah beberapa tahun yang lalu, saya mulai membaca artikel parenting yang ada di sebuah majalah. Dengan harapan, saya siap menjadi seorang ayah baik bagi anak saya kelak.
Setelah anak saya lahir, banyak hal-hal yang terjadi seperti yang digambarkan pada artikel yang pernah saya baca. Namun, saya menemukan kendala di bulan enam bulan pertama. Ilmunya saya tahu, tapi eksekusinya tidak mudah.
Seperti contoh, ketika bayi menangis ada beberapa kemungkinan, apakah dia buang air kecil/besar, gerah, atau haus. Jika bayi baru saja buang air kecil/besar, kita tinggal ganti popoknya. Namanya saja baru pertama kali mengganti popok bayi, pastinya terlihat kaku. Jika bayi menangis karena haus, kita tinggal minta ibunya menyusui. Jika masih menangis lagi, mungkin si bayi merasa gerah dengan hawa di tempat tidurnya. Itu tandanya bayi minta digendong. Rasanya tidak ada yang sulit dengan tugas seorang ayah dalam kondisi tadi.
Hal-hal itu tidak jadi masalah bagi seorang ayah ketika di hari-hari, minggu-minggu pertama. Kesabaran seorang ayah akan teruji ketika badan capai, bayi menangis di malam hari dan memaksa harus bangun. Saya sering tidak kuat terjaga di malam hari karena badan terasa letih setelah bekerja di siang hari. Bahkan istri pernah mengeluh dengan saya karena sulit bangun di malam hari untuk menjaga si kecil.
Setelah beberapa waktu berlalu, bayi sudah mulai besar, bisa berjalan dan saya teringat kejadian-kejadian mengasuh bayi. Saya merasa banyak ilmu yang saya ketahui, tapi mempraktikkannya tidak mudah. Harus siap dengan batin dan fisik yang kuat. Yang tidak bisa dilupakan adalah ayah harus siap berkorban.
Banyak hal lain yang sebenarnya terasa mudah karena saya ada kemauan untuk mengerjakannya. Lakukan saja, meskipun belum terbiasa. Sebagai contoh, mencuci baju dan popok bayi. Tanpa ada permintaan dari istri, setiap selesai salat Subuh, saya mencucinya. Berlangsung hingga bayi sudah tidak pakai popok, rasanya tidak ada yang sulit.
Mungkin kalau bayi menangis, ayah selalu menenangkan dengan menggendong, mungkin menenangkan bayi dengan cara itu bukanlah hal yang sulit.
Intinya, belajar ilmu parenting itu mudah. Agar ilmunya bermanfaat, kita harus memiliki keinginan untuk mempraktikkannya berulang kali. Tak sekedar tahu ilmunya, kita harus mempraktikkannya lagi dan lagi agar mendapatkan manfaat.
Kalau tulisan ini tidak sesuai harapan, mohon dimaafkan.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Benar banget Pak, ilmu parenting itu untuk dipraktekan
Terima kasih.
sangat bermanfaat
Sepakat, Bapak. Apapun itu, belajar ilmunya mudah. Praktiknya yang ga mudah. Salam bahagia.
Penuh perjuangan untuk praktik setalah dapat ilmu.