Jauh dari orang tua bukanlah keinginan anak mana pun, termasuk diri ku. Tapi apalah daya ku keadaan yang memaksa orang tuaku harus merantau kenegeri seberang.

Ayah ku seorang laki-laki yang sederhana yang sangat menyayangi keluarga nya, ayahku tidak berpendidikan tinggi beliau hanya tamat sekolah dasar, di kampung profesinya sebagai petani yang makan upah sama orang lain, sehingga penghasilannya hanya cukup untuk makan.

Karena kondisi tersebut ayah memutuskan untuk merantau kenegeri seberang bersama ibu. Waktu itu ayah sangat berat ingin meninggalkan aku sama nenek karena waktu itu aku baru duduk di kelas 4 SD, tapi ayah menyakinkan aku kalau beliau pergi demi masa depan aku dan adikku agar bisa sekolah setinggi-yinggi nya.

Ternyata hidup dinegeri orang tidak lah mudah, apa lagi dilingkungan yang baru, ayah kerja serabutan terkadang membersihkan taman rumah orang, terkadang jadi buruh bangunan, semua pekerjaan dilakoni nya dengan iklas yang penting halal dan bisa menghidupi keluarga nya, itu prinsip ayah ku.

Tahunpun berganti waktu itu aku sudah tamat Sekolah Menengah Atas ayah mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, menjadi pegawai kerajaan di negara itu. Ayah sangat bersyukur karena bisa memenuhi hasrat nya untuk menyekolahkan kami. Akan tetapi pekerjaan ayah ku bisa di bilang hampir 24 jam, bagaimana ya tidak jam 2.30 dini harus sudah berangkat dan pulang jam 11.00 malam waktu setempat.

Aka jarang sekali bertemu dengan ayah ku, karena beliau tidak bisa pulang satu tahun sekali, karena tidak dapat cuti dari perusahaan, beda dengan ibu bisa pulang satu tahun sekali. Sekarang ayah sudah mulai menua dan masih berada di negeri seberang, beberapa tahun lagi beliau masuk masa pensiun, semoga ayah bisa menetap dikampung menikmati masa tua bersama anak dan cucunya.

Terima kasih ayah berkat perjuangan mu kami bisa seperti ini, tiada kata yang dapat iungkapkan semoga Allah membalas dengan syurga nya Amin.

Batusangkar, 10022021