DEWI ASTUTI

Guru kelas 5 SDN Sumedangan 2 Kec. Pademawu Kab. Pamekasan l Pemerhati anak dan lingkungan - pengurus MP2 (Media Pramuka Pamekasan) l Instagram @dewiii3_ ...

Selengkapnya
Navigasi Web
NEGERI SAKURAKU

NEGERI SAKURAKU

Siang hari sekitar pukul 11, ibu kepala sekolah memberikan informasi bahwa besok saya diminta menghadiri acara bimtek mewakili gugus. Informasi awal saya diberitahu bahwa acara di Hotel Cahaya tersebut seputar tentang anti korupsi.

Esok hari pun tiba. Saat memasuki ruangan saya dikejutkan bertemu seseorang. Ternyata itu Bu Eri. Seorang kepala sekolah yang juga teman dari ibu saya. Ia tersenyum seraya menyapa “Eh mbk Dewi yaa? maaf Bu Dewi maksud saya”, ucapnya menggoda saya saat itu. Memang kami sangat akrab, sering bertemu juga di beberapa kesempatan. Di luar acara kedinasan ia memang biasa memanggil saya dengan sebutan mbak. Pagi itu saya dibuat tersenyum oleh sapaannya.

Acara bimtek pun dimulai, ternyata salah satu pematerinya adalah Bu Eri. Dalam acara tersebut para peserta dibekali tentang penguatan Pendidikan Anti Korupsi (PAK). Cara pemanfaatan aplikasi berbasis website yang bernama jaga.id. Seperti biasa sepulang dari acara, Bu Yarsini (kepala sekolah saya) menanyakan tentang isi pertemuan. Dan merencanakan tindak lanjut setelah pertemuan bagi sekolah. Dalam kesempatan itulah saya menyampaikan keinginan untuk membuat suatu program khusus seputar Pendidikan Anti Korupsi (PAK). Rupanya kepala sekolah menyetujui. Tinggal saya mencari waktu yang pas untuk moment tersebut.

Yang saya lakukan saat itu adalah mencari tahu tentang anti korupsi di google maupun di sosmed lainnya. Dan ketemulah bahwa ada peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia (HAKORDIA) diperingati setiap tanggal 9 Desember. Saya sampaikan konsep acaranya pada ibu kepala sekolah dan mempersiapkan kebutuhan saat launching.

Tiba saatnya hari yang ditunggu-tunggu yaitu launching sebuah POS yang diberi nama POS PENEMUAN. Pos ini berupa kardus minuman air mineral yang disulap menjadi wadah benda-benda milik siswa yang tidak ada pemiliknya. (link youtube https://www.youtube.com/watch?v=xv70oPpo4CU, lucu https://youtube.com/shorts/x76OXo_MZIw?feature=share )

Salah satu latar belakang dibuatnya pos ini adalah banyaknya laporan siswa menemukan barang bahkan uang di halaman atau sudut sekolah. Saya sering mendapat laporan penemuan uang dan kehilangan barang. Atas dasar itulah sekolah memfasilitasi dan tentu ini sejalan dengan program KPK tentang pentingnya pendidikan anti korupsi sejak dini.

Jika ada barang atau uang ditemukan, biasanya guru mengumumkan lewat pengeras suara agar bisa menjangkau seluruh bagian sekolah. Hingga tulisan ini dibuat (hampir 2 bulan berjalan), sudah banyak siswa yang merasakan manfaat adanya pos ini. Pos yang menanamkan sikap kejujuran dan kepedulian (bagian dari karakter PAK). Jika itu bukan hak atau bukan milik kita, jangan diambil.

Hal ini mengingatkankan saya pada kisah mbah beberapa puluh tahun silam. Dulu mbah pernah ke Jepang. Kala itu temannya lupa meletakkan jam tangan di toilet kereta api cepat. Selang 2 jam perjalanan pulang, teman mbah sadar bahwa jam tangan barunya tidak ada. Ia ingat betul bahwa tadi ia melepas dan meletakkannya di wastafel dekat toilet.

Pada saat itu jugalah mbah menyarankan mobil putar arah kembali ke stasiun kereta untuk mencari jam tangan. Dalam benak mbah dan temannya kala itu, sepertinya untuk ditemukan kemungkinannya sangat kecil. Mbah berkaca pada budaya di Indonesia. Sandal jepit saja hilang, padahal di tinggal sebentar. Apalagi jam tangan???

Sesampainya di stasiun kereta, betapa terkejutnya mbah dan temannya. Ternyata jam tangan tersebut masih di posisi semula. “Alhamdulillah..”, ucap teman mbah kala itu. Mbah saya yang merasa penasaran mencoba mencari tahu. Ia bertanya pada satpam yang sedang bertugas di dekat toilet tersebut. Tentu dalam bahasa Jepang. Jika ditranslet dalam bahasa Indonesia pertanyaannya begini “Pak, mohon maaf, saya penasaran karena jam tangan teman saya masih utuh di tempat semula. Padahal ini sudah 2 jam yang lalu di tempat umum pula. Mengapa tidak ada yang mengambilnya?”

“Bapak darimana?”, tanya satpam tersebut.

“Indonesia”

“Di negara kami mengambil barang yang bukan haknya adalah suatu perbuatan yang memalukan. Jika barang anda hilang di sini, mungkin saja itu diambil oleh pendatang dari negara lain bukan diambil oleh masyarakat sini”, lanjut satpam tersebut sambil tersenyum.

Mbah dan temannya takjub dengan budaya Jepang yang begitu menjunjung tinggi kejujuran. Dan mbah berucap pada temannya, “Jepang yang mayoritas bukan agama islam bisa seperti ini. Indonesia kan mayoritas agama islam Sam.. Saya ingin anak-anak di Indonesia punya kepribadian seperti ini Sam. Apa bisa yaaa..”

“Bisaaa”, jawab Pak Sam (teman mbah) dengan yakin.

*****

Semoga dengan adanya PAK ini impian mbah terwujud meski masih dalam lingkup kecil yaitu sekolah.

PROFIL PENULIS

Saya guru kelas 5 di SDN Sumedangan 2 Kecamatan Pademawu Kabupaten Pamekasan. Lahir Jum’at dini hari tepatnya tanggal 3 bulan Maret di Desa Sumedangan. Email [email protected]. Nomor WA yang bisa dihubungi 087752030105.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post