GramSiLas merupakan akronim dari Program Literasi Kelas. Program literasi menjadi jembatan bagi guru untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam meningkatkan prestasi belajar siswa (PBS). Guru sebagai ujung tombak pendidikan atau ujung tombak pengembangan sekolah harus mampu memberikan inspiratif bagi siswa di kelasnya. Hal ini yang penulis lakukan, semenjak terlibat dalam kegiatan literasi mulai tahun 2021 hingga sekarang. Bagaimana cara kita menjadi guru yang literat di dalam kelas? Itulah tantangan bagi kita semua ke depannya.

Ada beberapa GramSiLas yang telah penulis susun dan lakukan bersama siswa di dalam kelas, di antaranya: 1) MenPuMing; 2) CerGamBul; dan 3) SaBu DAS. Kegiatan ini menjadi inspirasi bagi siswa untuk terus berkarya dan meningkatkan prestasi belajarnya di bidang literasi. Namun, pelaksanaannya mengalami suka duka yang membuat guru harus tetap mengevaluasi dari kegiatan tersebut. Akan tetapi, apapun hasilnya takkan pernah membuat ciut sang guru justru semakin tertantang untuk mencetak siswa yang literat.

MenPuMing merupakan kegiatan menulis puisi mingguan. Setiap hari Sabtu, siswa kelas 4 diajak untuk menulis puisi berdasarkan tema yang telah disiapkan oleh guru. Semua siswa wajib membuat dan menyerahkan hasil karyanya, lalu di hari Senin akan dipajang pada madding kelas bagi tiga karya terbaik siswa laki-laki dan perempuan. Program ini melatih kemampuan mereka dalam hal sastra anak di SD.

CerGamBul merupakan kegiatan siswa untuk membuat cerita bergambar di akhir bulan dengan tema bebas sesuai dengan ide kreatif masing-masing siswa. Dalam kegiatan ini, dipilih sebanyak 10 karya terbaik yang akan diumumkan setiap awal bulan dan mereka diajak untuk mempresentasikan hasil karyanya di ruang perpustakaan untuk menarik minat siswa lain agar mengembangkan kemampuannya di bidang literasi. Kegiatan ini juga bisa diarahkan untuk melatih mereka berani mendongeng melalui CerGamBul tersebut.

SaBu DAS merupakan program satu bulan daily activity student, artinya setiap siswa akan menuliskan kegiatan sehari-hari mereka selama satu bulan dimulai dari bangun tidur di pagi hari hingga malam mau tidur. Pengalaman itu sebagai refleksi bagi siswa karena tulisan mereka akan memberikan peringatan secara tidak langsung terkait hal-hal kebaikan apa yang telah mereka lakukan atau lewati maupun hal-hal keburukan apa yang mereka perbuat selama satu hari ini. Karya mereka bisa dikembangkan menjadi sebuah buku pentigraf, tetapi hal ini yang belum terealisasi oleh sang guru dikarenakan padatnya jadwal kegiatan yang membutuhkan pembagian waktu yang benar-benar fokus untuk mengemas cerita DAS yang ada menjadi kumpulan pentigraf sejumlah siswa kelas 4.

Tak ada yang tak bisa kita lakukan, jika kita belum mencobanya. Jangan takut dengan kegagalan karena gagal adalah waktu yang tertunda. Inilah sepenggal pengalaman yang dialami dan masih dilakukan secara istiqomah oleh penulis sebagai guru yang inspiratif untuk terus mengajak siswa di dalam kelas berani menulis sebagai bentuk pengembangan literasi. Dengan literasi, kemampuan siswa akan meningkat dan teruslah menebarkan virus literasi dengan berbagai cara yang dimulai dari dalam kelas kita sendiri.