Dede Ahdiyanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

My sweety husband

My Swetty Husband

Oleh : Dede Ahdiyanti

Alhamdulillah ... .sudah hampir depalan belas tahun aku hidup bersama suamiku. Namanya Mashudi. Aku biasa memanggilnya ayah, karena anak-anakku memanggilnya ayah. Walaupun aku merasa pas-pasan tapi kata teman-teman, suamiku ganteng. Badannya tinggi, mata agak sipit, rambut ikal, kulit putih dan yang paling penting warisannya banyak. Ha..ha..ha... walaupun sampai sekarang kami belum dapat bagiannya.

Setiap hari, semenjak putri bungsuku lahir kami sekeluarga selalu berangkat bersama. Pagi-pagi mobil sudah disiapkan oleh suamiku untuk membawa aku dan ketiga anak-anaknya. Hebat banget suamiku bisa bangun lebih pagi dariku. Suamiku selalu membangunkan aku setiap jam lima pagi. “Sayaang...bangun”. Kata suamiku membangunkan aku yang masih mengantuk. Sambil kucek-kucek mata, aku tersenyum melihat suamiku yang sudah membawakan aku segelas air putih.

“Terima kasih ayah.” Kataku.

Kemudian suamiku pergi untuk menyiapkan segala keperluannya. Eeehm... manis sekali suamiku. Terima kasih Ya Allah, Engkau verikan hamba suami yang baik dan bertanggung jawab. Kata anak pertamaku, ayah memang bisa diandalkan untuk segala hal. Memang benar suamiku bisa diandalkan untuk segala hal dari mulai mengerjakan pekerjaan tukang bangunan sampai jadi pimpinan di tempat kerjanya mampu dikerjakan. Aku sering tertawa kalau melihat suamiku mencuci baju (pakai mesin cuci loh...) kemudian menjemur baju. Pokoknya suamiku hebat. Masalah listrik juga jago. Suamiku hobi membaca buku. Kalau liburan, suamiku malas diajak jalan-jalan. Tapi maunya pergi ke Toko Buku Gramedia. Kenapa?... mau baca buku gratis. Maklum yang suamiku baca buku-buku mahal sementara yang dibeli buku yang harganya berkisar seratus ribu ke bawah.

Suamiku tidak suka banyak bicara, sedangkan aku?... eehm paling suka bicara dan juga suka travelling. Kata suamiku, silahkan saja gaji sebulan habis dalam satu hari yang penting jangan merengek minta tambahan lagi. Ya... mungkin itulah satu kekurangan suamiku, isi dompetnya tidak tebal alias boke. Tapi buatku semuanya tidak diambil pusing. Biarlah isi dompetnya ngga tebel yang penting dia sayang. Walaupun kadang bikin kesel. Kesel kalau aku minta beli tas ngga dikasih, kesel kalau aku minta beli baju ngga dikasih. Pokoknya keseeel...kalau aku minta ngga dikasih. (Minta apa hayooo?..)

Semenjak ada baby Namira (putri bungsuku), aku selalu takut pergi sendiri. Makanya suamiku harus mau dan siap untuk membantuku. Sekarang antar jemput dilakukan oleh suamiku. Rumah di Jagasatru sebagai tempat kami kumpul sebelum pulang ke rumah sumber.

Semoga selalu sehat ya suamiku sayang, masih banyak yang membutuhkanmu. Aku dan tiga anakmu selalu menunggu kedatanganmu. Aku mau, kau selalu menjagaku sampai tua nanti. Disaat kita sudah dipanggil kakek dan nenek, aku ingin selalu bahagia disamping suamiku. Terima kasih suamiku telah banyak memberikan pelajaran hidup.

D’Yan, 21102017

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sweet bgt say...smoga langgeng trus ya say

10 Nov
Balas



search

New Post