Dede Erlina

Aku, saat ini mengabdikan diri sebagai guru IPA di SMP 3 kota Solok Sumatera barat sudah 15 tahun lamanya. Aku ikut tes PNS tahun 2004 beberapa bulan set...

Selengkapnya
Navigasi Web
Ada Kalanya Hati Tak saling Beresonansi

Ada Kalanya Hati Tak saling Beresonansi

Pasang surut adalah hal yang sangat wajar dalam sebuah hubungan, dalam hal ini berlaku untuk hubungan apa saja seperti hubungan suami-istri, ibu-anak, kakak-beradik, rekan kerja, persahabatan, dan banyak hubungan antar manusia lainnya.

Hubungan antar manusia ini bisa terjalin saat hati masing-masingnya berada pada satu frekuensi yang sama. Karena kesamaan frekuensi inilah terjadi yang namanya resonansi hati. Resonansi hati disini bisa juga diartikan sebagai sebuah ikatan bathin dalam sebuah hubungan.

Rasa nyaman dalam sebuah hubungan adalah hal mutlak yang harus ada agar hubungan tetap berjalan secara sehat. Rasa nyaman ini hanya akan bisa dilahirkan dari dua hati yang punya frekuensi yang sama.

Idealnya setiap hubungan harus selalu berada pada fase nyaman, karena ketika kita memutuskan untuk menjajaki sebuah hubungan hal pertama yang kita jadikan patokan adalah rasa nyaman karena hati yang saling beresonansi.

Tapi kehidupan bukanlah sebuah simfoni indah dengan alunan nada yang sempurna. Kehidupan dan hubungan yang terjadi dalam kehidupan bisa diibaratkan seperti sebuah lautan tak bertepi, tak beriak saat angin tak berhembus dan bergelombang saat badai datang. Ada kalanya juga angin sejuk berhembus dan menimbulkan riak yang mempercantik laut tersebut.

Saat badai datang dan membuat air laut bergelombang tinggi ini akan bisa mengombangambingkan kapal yang tengah berlayar di lautan, bahkan kemungkinan terburuk bisa memporak porandakan kapal tersebut.

Begitu pula dengan hati saat sedang berada pada kondisi yang kurang bagus. Begitu pula dengan hati saat terombang ambing oleh rasa tak menentu yang membuat hati mengalami perubahan frekuensi sehingga ada hati lain yang tidak lagi beresonansi dengan hati yang sedang kacau tadi.

Hilangnya resonansi hati ini menyebabkan ikatan bathin dalam sebuah hubungan menjadi renggang dan kadar kenyamanan dalam sebuah hubungan berkurang. Akan muncul konflik, percikan api, perdebatan tak berujung berpangkal, pertengkaran, rasa sakit, saling tuding, rasa curiga, dan hal-hal negatif lainnya. Apabila semua rasa negatif ini dibiarkan berkembang tak terkendali dan dibiarkan tumbuh subur dan berkembang biak, maka akan putuslah ikatan batin antara hati yang tadinya saling terkait. Semua gangguan atau usikan terhadap bandul hati akan bisa menyebabkan putusnya ikatan antar bandul hati tersebut. Tidak ada lagi yang tersisa selain rasa marah dan penyesalan apabila dua bandul hati tak berayun seirama lagi.

Tidak ada kehidupan yang tanpa masalah. Tidak ada hubungan yang selalu mulus. Laut tak selalu tenang, angin tak selalu menyejukkan, bahkan api pun kadang kala tak terasa panas. Tapi kehidupan harus tetap berjalan. Ada hati yang harus dijaga. Ada ikatan yang tidak boleh putus.

Saat masalah mendera hilangkanlah semua ego dan perasaan merasa benar sendiri. Perasaan merasa hanya kita yang terdzolimi, dan tepislah semua rasa curiga berlebihan hanya karena kita merasa frekuensi kita tak lagi sama. Jangan biarkan pikiran kita berkelana kemana-mana, membuat opini atau vonis tak berdasar hanya karena kita merasa ada yang berubah.

Karena bisa jadi saat situasi berubah, saat suasana tak lagi sama seperti biasanya, penyebabnya bukanlah karena si pemilik hati ingin merubah frekuensi hati nya agar tak lagi beresonansi dengan kita. Karena bisa jadi perubahan terjadi karena gangguan dari luar, keadaan yang tak lagi sama seperti sediakala, situasi yang tidak lagi memungkinkan untuk resonansi tetap terjaga dan bandul hati tetap berayun sesuai irama yang kita inginkan.

Hidup tidak selalu bisa kita kontrol sesuai apa yang kita mau. Yang bisa kita lakukan hanya berusaha agar resonansi hati selalu terjaga, ikatan bathin jangan sampai diputuskan oleh hal-hal negatif yang kadang meracuni hati kita. Dan yang harus diyakini saat suatu saat nanti badai sudah berlalu, air laut akan kembali tenang, frekuensi hati akan kembali ke frekuensi alaminya, dan bandul hati akan kembali berayun indah sesuai simfoni hati yang saling beresonansi.

Saat frekuensi alami dua benda sama, maka akan terjadi yang namanya resonansi, pada sebuah bandul saat terjadi resonansi maka bandul tersebut akan berayun seirama.

Begitu juga hati...

Saat dua hati mempunyai frekuensi alami yang sama, maka sampai kapanpun dua hati tersebut akan selalu beresonansi, akan ada ikatan tak kasat mata antara dua hati, yang diindikasikan oleh rasa saling nyaman. Kalaupun sesekali resonansi itu terganggu, jangan sampai memutus ikatan antara dua hati. Tetap lah berupaya untuk menjaga hati agar selalu satu frekuensi.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Sesuai ketua...

02 Apr
Balas

Sangat sesuai

03 Apr

Super sekali

02 Apr
Balas

Makasih uni

02 Apr

Izin share ya dwk

02 Apr
Balas

Oke uni sayang

02 Apr



search

New Post