Dede Heri Pramono

Hanya seorang pembelajar menulis. Sangat berambisi untuk tidak memiliki ambisi. Jika ada yang manfaat dari tulisan yang diposting, ambilah. Jika tidak ada yang ...

Selengkapnya
Navigasi Web

BAHASA SEBAGAI KAJIAN KRITIS

Diskurus mengenai linguistik sebagai objek kajian ilmu pengetahuan beserta paradigma penelitian yang digunakan tidak terlepas dari paradigma para tokoh tentang bahasa. Paradigma adalah persepsi mendasar tentang asumsi persoalan, tujuan, dan sifat dasar objek kajian. Paradigma bahasa tiap tokoh memiliki epistemologinya masing-masing dalam merumuskannya. Adapun paradigma penelitian yang digunakan, menyesuaikan dengan asas penetapan bahasa pada setiap kurun waktu tertentu. Objek kajian linguistik yaitu bahasa sebagai gejala empirik yang merupakan suatu sistem tanda, lambang, bunyi yang memiliki makna. Konsekuensinya berarti secara epistemologik objek linguistik adalah bahasa sebagai bahasa yang lepas dari sejarah dan konteks sosial kehidupan manusia. Hal tersebut berarti kajian linguistik tidak berurusan dengan aspek-aspek apa pun di luar bahasa sebagai sistem tanda, misalnya aspek afeksi, emosi, konteks sosial, psikologis, seni, dan keagamaan Linguistik mengkaji bahasa sebagai objek bahasa Penelitian bahasa sebagai bahasa itu sendiri akan menghasilkan pemaknaan bahasa yang utuh, memilik penjelas terakhir serta melahirkan diskursus baru. Pada tahap selanjutnya diskursus tersebut mengarah pada identitas atau karakter suatu bangsa. Bangsa yang berkarakter dengan bahasanya berguna sebagai identitas yang mudah dikenali dan dibedakan dengan bangsa lain. Pembeda antarbangsa yang pertama kali dilihat umumnya tentang bahasa. Terlbih lagi di era globalisasi yang mana sekat antara bangsa sendiri dengan bangsa lain tidak terhalang lagi dengan ruang dan waktu. Derasnya arus globalisasi perlu diwaspadai agar tidak terlalu terjerumus ke dalam arus tesebut hingga menyebabkan identitas bangsa itu hilang. Namun tentu bagi orang yang memiliki karakter yang kuat, sederas apa pun arus di era global ini, ia tetap bisa bertahan menjadi dirinya sendiri. Pembentukan karakter yang kuat tentu harus dimulai dari bagaimana dia menggunakan bahasa sebagai identitas bangsanya sendiri. Mengapa eksistensi seseorang terlihat dari penggunaan bahasanya dan juga menunjukan dari bangsa mana dia berasal? Jawabannya karena orang dengan menggunakan bahasa tertentu, pembicara akan dikenali siapa jati dirinya, berasal dari mana, bagaimana hubungannya dengan mitra tuturnya, dalam peristiwa tutur apa dia terlibat dalam komunikasi. Pilihan di antara bahasa-bahasa itulah yang menentukan situasi sosial, konteks yang dibawa serta peranan dia di masyarakat. Kendatipun bahasa memiliki ciri khas sebagai identitas atau karakter bangsa, setiap bangsa memiliki problematika kebahasaannya masing-masing. Problematika kebahasaan yang dihadapi setiap bangsa tidaklah sama. Hal tersebut bergantung terhadap kondisi kebahasaan yang ada di dalam negara itu. Negara-negara yang bilingual tentu berbeda dengan negara yang multilingual. Terlebih lagi negara yang memiliki catatan sejarah pernah dijajah oleh bangsa asing, akan memengaruhi kondisi kebahasaan baik secara pelafalan maupun struktur bahasa. Saat ini adalah eranya 4.0. Era dimana orang tidak lagi menjadi konsumen terhadap manfaatnya teknologi, melainkan juga harus ada inovasi pada setiap aspek kehidupan. Bangsa yang memiliki tingkat kompleksnya problematika kebahasaan juga dituntut untuk tidak jalan di tempat dalam menyelesaikan permasalahan kebahasaan secara lokal tetapi juga harus secara nasional dan internasional. Bangsa yang masih berkutat di problematika kebahasaannya secara lokal akan tertinggal jauh dari bangsa-bangsa lain. Awalnya prblematika bahasa secara lokal selalu ada di wacana keterampilan bahasa dan bahasa sebagai penumbuh kreativitas. Akan tetapi di era yang mana akses informasi sudah semakin mudah, tuntutat bahsa pun menjadi harus lebih kritis untuk mengolah informasi.
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post