BUALAN MAHASISWA
Dialektika harus tumbuh antara dosen dan mahasiswa di ruang kuliah. Mahasiswa, beranilah menguji habis-habisan dalil yang dilontarkan dosen. Dosen pun, ujilah sampai berdarah-darah argumentatif mahasiswa sebagai bentuk ujian moral, ujian psikologi dan ujian logika untuk menciptakan mahasiswa yang bermutu! Ruang kuliah adalah ruang ilmiah, ruang empiris dan ruang logika. Silakan berargumen sepuasnya asal mau diuji setelahnya. Ruang kuliah jangan jadi penyekat antara kebebasan berfikir dengan realita. Mahasiswa jangan hanya ahli pencipta kliping yang katanya disebut ‘makalah’. Comot sana-sini teori, manut saja tanpa diparafrase ulang. Kau harus paham, perkembangan ilmu pengetahuan lahir dari kritik terhadap teori sebelumnya. Kritiklah teori itu. Berikan sumbangsih pemikiranmu meski hanya setetes air! Itu lebih baik daripada berapi-apinya argumen tapi seluruhnya dari buku dan jurnal! Retorika tulisanku terkesan provokatif. Tak mengapa. Aku memang sengaja mencari alat bertengkar untuk didiskusikan. Jangan sampai diskusi di ruang perkuliahan selalu involusi. Berani menguraikan persoalan secara sistematis tapi mengamankan kesimpulan. Ah itu pengecut! Apakah karakter seperti ini bentuk dari kecongkakan? Ya, orang yang percaya diri akan selalu dianggap sombong bagi mereka yang minder! Percayalah! Mari berdiskusi bahkan berdebat denganku secara habis-habisan. Dan setelahnya, kita bisa tertawa bersama ditemani segelas kopi dan ubi rebus hangat sembari membicarakan “gosip apa hari ini?” Ketika mereka memiliki anggapan terhadapku yang seperti kekanak-kanakan, tidak dewasa, dan selalu bercanda dalam segala hal, ingin rasanya aku menimpal “Kalau ingin diskusi ilmiah, persiapkan waktunya dan mari kita mulai tanpa gelak tawa sedetik pun!” Sekali lagi. Simpan dulu tumpukkan sertifikatmu. Rapikan saja dulu pujian yang kamu dapatkan. Ya semua orang tahu kalau kau tampan, kau cantik, kau pintar, follower-mu bejibun serta kau jadi buah bibir. Simpan saja dulu. Jangan selalu bertanya, “Apa sih prestasimu?” Namun tanyalah, “Kenapa aku selalu berada di zona nyaman?” Hidup hanyalah senda gurau belaka. Cukuplah agama sebagai penunjuk arah kita! Salam literasi!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar