GAYA BELAJAR SKS
“Gurumu mungkin tak tahu betapa lelahnya perjuanganmu tapi Allah tak pernah tidur akan apa pun yang engkau lakukan- Dede Heri Pramono”
Setiap pelajar, baik pada tingkat dasar sampai perguruan tinggi mempunyai tekhnik belajar yang berbeda-beda. Ada yang menggunakan mind maping, merangkum, mencatat hal-hal yang pentingnya saja atau barangkali menganalogikan materi ke kehidupan sehari-hari. Apa pun yang mereka lakukan dan teknik apa pun yang digunakan tentu tujuan utamanya adalah agar mereka mudah paham terhadap materi pelajaran dan bisa menjawab soal-soal saat ulangan maupun ujian.
Karena proses pendidikan kita yang menilai siswanya dengan sebuah angka (nilai) bukan proses mengakibatkan prilaku siswa akan melakukan hal apapun agar mendapat nilai yang bagus. Mencontek, membuat contekan, membuka internet atau menyuap para oknum guru pun akan mereka lakukan demi mendapatkan nilai bagus di Raportnya. Mereka sudah tidak peduli halal-haramnya suatu cara. Bagi mereka yang terpenting ketika mereka ulangan dan ujian, mereka bisa menjawab soal dengan benar dan mendapatkan nilai bagus. Itu saja!
Alhasil mereka hanya memilih suatu teknik belajar yang praktis dan efektif. Tak mementingkan halal-haramnya, benar-salahnya atau bermanfaat-tidaknya bagi dirinya sendiri. Pikiran mereka terdoktrin bahwa yang akan menyelamatkan mereka adalah nilai yang bagus. Dengan nilai yang bagus mereka akan mendapatkan pengakuan dari sekolah, guru, diterima di Perguruan Tinggi Favorit, diterima kerja dan jadi buah bibir bagi teman-temannya.
Dampak lainnya juga yang timbul karena sistem pendidikan kita hanyalah orientasi nilai belaka yaitu munculnya pilih kasih tugas. Mereka hanya antusias mengerjakan tugas jika gurunya benar-benar memeriksa bahkan sampai dibahas di kelas. Atau mungkin guru tersebut killer bagi siswanya. Sedangkan bagi guru yang cuek, diam dan terkesan mengajar semaunya saja, mereka mengerjakan tugasnya pun semaunya bahkan dengan istilah “Yang Penting Selesai dan Mengumpulkan!”Ini benar-benar tidak adil! Padahal hakikat daripada sekolah itu sendiri adalah belajar. Mereka berdalih :
Ah si Bapak itu cuman tanda tangan LKS (Lembar Kerja Siswa) saja! Udahlah yang penting semua soal terjawab. Mau betul atau tidak toh ga bakalan dibaca ini kan? Perasaan si Ibu itu memberi nilai asal saja. Buktinya, dia tidak pernah memberi kita akumulasi nilai dari kelas. Toh yang penting si Bapak itu kita aktif dan banyak nanya ketika dia ngajar! Padahal belajar itu adalah suatu proses memperbaiki diri. Lebih dari itu belajar termasuk ibadah. Coba setiap kali kita belajar, niat kita jangan hanya nanti bisa menjawab soal ujian saja dan mendapatkan pengakuan dari teman-teman. “Wihh dia pinter banget yah!”Dan mendapat pujian dari guru dihadapan teman-temanmu “ Tuh kayak si dia orangnya pinter karena rajin belajar”
Kembali kepada judul bab ini mengenai sistem SKS. Sistem Kebut Semalam adalah istilah cara belajar yang dilakukan oleh siswa dengan cara melahap semua materi pelajaran dalam satu malam. Cara melahapnya pun bisa dengan cara membaca, menghafal ataupun merangkum materi. Ada yang salahkah dengan metode tersebut? Sudah jangan banyak tanya. Lanjut saja bacanya.
Bahkan bukan hanya mengenai metode belajar, di toko-toko buku juga banyak buku-buku pelajaran dengan judul buku “Sistem Kebut Semalam” dengan iming-iming dibawahnya “Menguasi semua materi dalam satu malam”. Buku tersebut berisi rangkuman-rangkuman materi dari satu pelajaran disertai dengan kumpulan soal dan pembahasannya. Entah untuk tujuan nilai jual atau bukan kita tidak pernah tahu secara pasti. Namun yang pasti dengan adanya buku tersebut seolah mendukung cara belajar semalaman yang dilakukan oleh siswa. Memang apa sih yang salah dengan SKS? Sudah dibilang jangan banyak tanya. Lanjut saja bacanya!
SKS mungkin efektif bagimu dan itu terbukti dengan dirimu bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diujikan oleh guru baik ujian tulis atau pun lisan. Seandainya SKS itu efektif dan terbaik bagimu, maka jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
Yang dinilai oleh Allah itu prosesnya bukan hasilnya. Bagaimana Allah akan menilai usahamu? Keringatmu? Rasa kantukmu yang kamu tahan setiap malam bukan hanya satu malam? Apa soal-soal yang kamu jawab itu bisa kamu ingat satu, dua, tiga hari ke depannya tanpa kamu buka buku? SKS mungkin efektif tapi hanya saat ujian saja. Tapi bukankah hakikat ilmu itu bermanfaat bagi dirimu sendiri dan orang lain? Bagaimana jika kelak adik kelasmu bertanya kepadamu? Jika hasil ulangan atau ujianmu terbaik, bisakah itu menjamin kau diterima di Perguruan Tinggi Negeri Favorit? Bisakah kau diterima kerja dengan gaji selangit? Bisakah menjamin kau sukses? TIDAK kan? Bukankah yang mengatur itu semua adalah Allah? Jika demikian, coba baca kembali pertanyaan pertama!Bisa tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut? SKS mungkin efektif dan terbaik menurutmu. Akan tapi sesungguhnya tidak ada satu jenis SKS yang terbaik. Mengapa? Bukankah Allah itu akan menilai suatu prosesnya? Lha iya kan? SKS juga suatu usaha kan? Iyah memang! Tapi think again! Sekolah 3 tahun dan kuliah 4 tahun masa proses usaha belajarnya hanya satu malam saja itupun kalau ada ujian dan ulangan.Justru yang akan membuat kita berubah kea rah lebih baik bukanlah dari nilai bagus yang diperoleh. Tetapi proses belajar yang dilakukan secara rutin. Kalau tetap mengandalkan SKS, kapan kita bisa tahu rasanya :
Begadang tiap malam belajar materi. Menahan rasa kantuk karena harus mengerjakan tugas. Tetap belajar meski pulang sekolah sore dan menahan rasa lelah. Mendisplinkan waktu untuk ibadah, belajar, istirahat dan main. Quality time dengan keluarga.Lalu, jika selama ini kita hanya mengandalkan SKS, setiap malamnya kita ngapain kalau esoknya tidak ada ujian?
Main dan keluar malam? Buka sosmed? Chatingan sama pacar? Tidur? Nonton TV? Pergi ke warnet dan main game online? Pacaran?Itukah yang kita lakukan? Bukankah menuntut ilmu itu adalah ibadah? Kalau pikiran kita masih hanya terfokus terhadap pencapaian dunia saja, itu masih terlalu kecil! Ada hal yang lebih penting lagi. Apa itu? Yah itu adalah pencapaian kehidupan di akhirat yang bahagia. Permasalahannya adalah selama ini kita belajar hanya mau dinilai oleh guru saja. Atau barangkali Kingin mendapatkan pengakuan dari teman-teman kita bahwa kita semalaman belajar. Lalu bagaimana jika kita belajar semalaman tugas itu tak diperiksa guru? Ulangan tak jadi? Ujian malah ditunda? bahkan mendapatkan nilai buruk?
Percayalah. Tugas itu mungkin tidak diperiksa oleh guru tapi apakah itu berarti pula Allah tidak menilai usaha kita? Gurumu mungkin tak tahu betapa lelahnya perjuanganmu tapi Allah tak pernah tidur akan apa pun yang engkau lakukan. Yakinkan dalam hatimu dan berhusnudzon kepada Allah bahwa :Setiap detik perjuanganmu bernilai ibadah dan itu akan mengangkat derajatmu.Setiap tahan kantukmu siapa tahu itu malah yang akan mengangkat.Keringat dan air mata lelahmu siapa tahu yang akan menggugurkan dosamu.Setiap usaha yakin tak aka nada yang sia-sia!
Selama ini kita selalu melakukan hal-hal yang tiada guna. Sudah usia berapa sekarang? Sudah menggapai sukses apa? Bagaimana caramu membeli hinaan-hinaan yang sampai ke telinga kedua orangtuamu?
Katanya mau sukses? Kok kerjaannya hanya dengan HP saja? Katanya mau ngegantiin uang ayah-ibu? Kok kerjaannya pacaran saja? Katanya mau menggapai cita-cita yang diinginkan? Kok baca buku saja sering nunda? Katanya mau nyekolahin adik-adiknya? Masa cuman segitu aja sudah ngerasa lelah?
Sekarang tunggu apa lagi? Coba sekarang fikirkan kehidupanmu sudah sukses. Mempunyai mobil yang paling mewah. Kau mengajak kedua orangtuamu pergi liburan. Ketika diperjalanan kamu berkata “Bu, Pak banyakin istirahatin yah? Tahun depan kita pergi ibadah haji bersama” Tak hanya itu. Bisnis apapun yang engkau lakukan semua berjalan dengan lancar. Engkau menyekolahkan saudara-saudaramu bahkan sampai bisa kuliah. Indah bukan?
Pertanyaannya adalah jika keinginan kita seperti itu, apakah hanya dapat tercapai dengan belajar yang Sistem Kebut Semalam? Think Again!Pernah kebingungan saudara ingin berubah tapi bingung harus memulai dari mana? Ya coba mulai mendisiplinkan belajar setiap harinya! Belum terbiasa membaca buku coba mulai dengan perhari membaca dalam waktu 30 menit. Setalah terbiasa tambahkan lagi menjadi 40 menit dan seterusnya. Semua berawal dari hal yang sederhana. Nikmati dan cintai prosesnya. Jika kita cinta dan menikmati proses, maka hasil apapun kita tak akan risau. Mengapa? Karena kita yakin hasil apapun yang kita dapatkan tentunya itu kehendak Allah Swt. Dan segala apapun yang datang dari Allah Swt, TENTU DAN PASTI itulah yang terbaik buat diri kita sendiri.
Jika keyakinan tersebut sudah tertanam dalam benak kita, maka tidak aka nada lagi kita merasa kesal dan marah jika ada tugas yang butuh semalaman kita mengerjakannya tapi tidak diperiksa sama sekali. Tidak ada lagi rasa iri terhadap teman kita yang mendapatkan ulangan bagus padahal dapat mencontek dan dirimu yang telah belajar mati-matian namun mendapatkan nilai rata-rata saja. Tak akan ada lagi merasa sia-sia sekolah dari pagi sampai sore namun taka da guru yang masuk. Percayalah. Waktu tunggu kita untuk guru kita setiap nafas yang berhembus dan jantung yang berdetak, jika kita benar-benar niat mencari ilmu, insya Allah setiap hembusan nafas dan detakan jantung akan mengangkat derajat dan menghapus dosa-dosa kita.
Pendidikan kita boleh orientasi terhadap nilai saja. Akan tetapi apa yang tidak mungkin bagi Allah? SMAmu boleh dianggap sebelah mata. Tapi siapa yang ebrani menjamin kalau SMAmu tidak akan meloloskan siswanya ke Perguruan Tinggi favorit? Kampusmu mungkin abal-bal, kecil, dianggap remeh dan murahan. Siapa yang menjamin bahwa lulusannya tidak akan berhasil dan sukses? Semua mudah bagi Allah. Nah agar kita dipermudahkan oleh Allah, tentu kita harus mau ikut aturan Allah. Kalau kita masuk ke rumah orang juga kan kita ikut aturan pemilik rumah orang itu juga kan? Lah kita tinggal di bumi yang nyiptain Allah, kita yang nyiptain Allah, rejeki, maut dan jodoh diatur oleh Allah, pendeknya semua hal kecil sampai ke hal besar dalam hidup kita, semuanya diatur oleh Allah!
Sudah tahu Allah yang ngatur semuanya, kok Allahnya dijauhin? Yang lagi sibuk rapat organisasi di sekolah dan kampusnya, biasanya selalu diawali berdoa terlebih dahulu “ Mari kita berdoa terlebih dahulu agar kegiatan kita lancar dan dipermudahkan oleh Allah Swt. Alfatihah” Berdoanya sih udah bagus, katanya mau dilancarin oleh Allah, tapi anggota dan pengurus-pengurus organisasinya, ketika Adzan sudah terdengar, eh malah santai-santai aja bung! Situ sehat mas?
Kembali soal SKS yuk. Mencari teknik belajar yang efektif itu bagus. Agar kita mampu mengefektifkan waktu sebaik mungkin untuk belajar. Dan kita juga harus mengetahui cara belajar yang tepat buat kita. Akan tetapi belajarnya bukan hanya pas mau ulangan saja kali! Apalagi dengan belajar total semalaman pas besoknya mau ujian saja! Sukses tak se instan itu!
Sudah lelah kan dengar motivasi dari orang-orang? Sudah bosan dengan cerita-cerita yang membangkitkan semangatmu? Sudah! Kalau sudah sadar sampai tahap ini, tutup saja buku ini dan mulai berubah dari sekarang! Sebanyak apapun buku motivasi yang kau baca, sesering apapun kau ikut seminar motivasi, tetap saja hasilnya nol besar kalau dirimu sendiri tidak bertindak.
Sudah paham sekarang? Masih mau marah kalau tugas tidak diperiksa? Masih mau nyontek kalau Ujian? Nilai kecil itu lebih berkah dan bermanfaat bagi dirimu sendiri ketimbang nilai besar tapi nyontek. Kan yang ngatur adalah Allah? Lupa ya? Masih mau mengeluh dengan status SMA dan kampus yang biasa saja? Masih mau tidak ikhlas kalau guru tidak ada yang masuk? Masih mau kesal ada temannya yang nyontek tapi hasilnya bagus sedangkan dirimu yang belajar mati-matian hasilnya buruk? Masih mau tiap malam main hp, chatingan, nonton, main game, pacaran, sedangkan umurmu setiap hari bertambah? Sudah bisa apa sekarang? Katanya mau mengganti keringat air mata orang tua? Yakin bisa kalau kerjaannya hanya seperti itu? Dan yang terakhir, masih mau menggunakan SKS yang belajar hanya saat besoknya ujian saja? Yakin?
Hal yang harus diperbaiki adalah pola pikir kita terhadap belajar itu sendiri. Sudah kelas berapa sekarang? Sudah semester berapa kini? Masih ingat tentang materi plajaran yang dipelajari? Ingat rumus-rumus matematika, fisika, ekonomi? Masih hafal kronologi sejarah beserta tanggal dan tempatnya? Masih ingat? Mungkin masih tapi hanya sebagian! ‘Sebagian’ di sini mungkin hanya sekian persen. Sedangkan sisanya? Lupa!
Itulah mengapa taka da guna SKS yang kau gunakan. Orangtua biayain sekolah dengan bersusah payah sedangkan kita mengapa hanya belajar saat malam saja? hal yang lebih parah lagi adalah belajar kalau ada tugas saja! Betul?
Kita masih belum ikhlas terhadap belajar itu sendiri. Kita masih belum menikmati sebuah ilmu yang kita dapatkan. hati kita sendiri tak ikhlas. Dengan guru pun kita malah ngeledek apalagi kalau gurunya membosankan dan membuat ngantuk di kelas. Alhasil, sebelum pelajaran dimulai pun kita sudah malas untuk belajar. bagaimana ilmu itu akan masuk sedangkan kita tidak ikhlas dalam belajar?
Cobalah mulai detik ini berjanji kepada diri kita sendiri. Bahwa kita belajar hakikatnya untuk mencari ilmu karena Allah Swt. Yakinkan dalam diri sendiri bahwa ilmu ini kelak pada waktunya akan bermanfaat bagi kita. Kita mungkin sekarang tidak paham apa gunanya rumus phytagoras, menghafal perbedaan sel hewan dan tumbuhan, menentukan letak gagasan utama, mencari laba dan netto pada kehidupan sehari-hari. Yakinkan suatu saat kita akan paham hakikat ilmu tersebut. Kuncinya adalah jangan berhenti kita belajar dan ikhlaskan diri dalam belajar.
Hilangkan dan musnahkan doktrin otak kita bahwa belajar hanyalah orientasi nilai saja. Dapat nilai A, 90, biar lulus cum laude atau menjadi lulusan terbaik! Lho bukannya itu baik untuk memacu semangat kita? Pada awalnya mungkin akan baik tapi fakta yang terjadi di lapangan adalah menghasilkan orang-orang yang egois, tidak mengajarkan temannya, melakukan segala cara demi mendapatkan nilai baik (meskipun hasil contek), beku terhadap hikmah karena selalu berfikir ilmiah. Luruskan hati dan niat belajar karena Allah. Tanamkan kuat-kuat di hati kita bahwa Allah tidak akan membiarkan hambaNya yang rajin belajar lama-lama terbelit kesusahan. Tak mungkin Allah memfakirkan hambaNya yang ikhlas belajar karenaNya. Susah dan perih memang. Tapi itulah kehidupan. Mau tidak mau harus kita jalani. Siapapa pun guru yang mengajar kita, dimanapun kita sekolah dan kuliah, jurusan dan program apapun yang kita ambil, belajarlah dengan ikhlas. Jangan mengeluh dan jangan mengeluh
Note : Bisa dishare kepada muridnya yang mengajar di SMA/SMK/MA
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
lengkap sekali jabarannya. mantap deh. memang tugas kita kadang tak bisa dihitung dengan uang. tapi tetap saja ada pihak yang sentimen dgn profesi kita. padahal kalau mereka tahu, mereka tidak akan sanggup berdiri pada posisi kita... syukurlah kita bagian yang diamanahkan Allah untuk profesi itu..tetap semangat Pak. insyaallah ketika kita iklas semua akan kembali pada Allah, biar Allah yang membalas. Semoga.semangat selalu...salam.
Aamiin. Terimakasih Ibu apresiasinya. Semoga bisa salig berbagi dalam kebaikan.
lengkap sekali jabarannya. mantap deh. memang tugas kita kadang tak bisa dihitung dengan uang. tapi tetap saja ada pihak yang sentimen dgn profesi kita. padahal kalau mereka tahu, mereka tidak akan sanggup berdiri pada posisi kita... syukurlah kita bagian yang diamanahkan Allah untuk profesi itu..tetap semangat Pak. insyaallah ketika kita iklas semua akan kembali pada Allah, biar Allah yang membalas. Semoga.semangat selalu...salam.