HONORER DILIRIK SAAT PANDEMI TAPI DIABAIKAN CPNS DITIADAKAN
Efek yang luar biasa adanya pandemi salah satunya pendidikan. Bayangin aja, pembelajaran biasanya cuman ngelibatin siswa, kini juga ngelibatin orang tua, saudara hingga tetangga. Uang kebutuhan yang biasanya dibagi untuk makan, listrik dan biaya pendidikan, orang tua juga harus memikirkan untuk kuota. Ya syukurnya udah ada bantuan kuota. Saudara juga terlibat untuk ditanya-tanyain soal tugas. Itu masih mending ditanya, kebanyakannya ya pada ngerjain. Tetangga juga ya harus siap ditanya-tanya.
-
Mereka yang kuliah juga ngerasain dampaknya. Kuliah onlen. Sidang onlen hingga wisuda juga onlen. Hingga yang plan setelah wisuda nikah pun akhirnya diundur lagi deh. Semoga nikah juga kagak onlen deh. Entar anaknya malah hasil download wk. Semoga tahun ini pandemic segera berakhir. Aamiin.
Kembali ke judul tulisan ini.
Guru honorer adalah tulang punggung pendidikan. Bagaimana pun keluh kesah mereka, implementasi pendidikan akan kalang kabut kalau seluruh honorer mogok kerja. Satu hal lagi, kita jangan pernah mencela keluhan para honorer. Terlebih keluhan soal masa depan kesejahteraan. Apalagi kalau kalian bukan dari guru.
-
Ga akan pernah ngerti rasanya gaji ratusan ribu perbulan dan itupun kadang dirapel. Mikirin anak-anak orang dengan berbagai macam karakternya. Kadang orang tuanya tidak peduli tapi para honorer memikirkan itu. Pernah ngerasain pulang ke rumah tidak bisa kumpul langsung dengan keluarga tapi harus memerika hasil ulangan mereka dengan mata lelah menghadapi berbagai jenis tulisan?
-
Belum mempersiapkan perangkat pembelajaran. Mengunjungi rumah siswa yang jarang masuk. Bahkan beberapa guru SD dan TK, harus nyebokin siswanya yang belum bisa menahan buang air, membersihkan eeknya. Yang ngajar di SMK, harus sabra kalau dijailin sama siswanya, dikempesi ban motornya. Banyak kasus beberapa sekolah guru dipermalukan di hadapan siswanya. Entah apalagi. Narasi ini mungkin sudah bosan untuk didengar dan dibaca. Tapi plis, bagaimana pun anak cucu kita pasti akan di didik oleh mereka.
-
Di masa pandemi, guru honorer mulai dilirik. Para orang tua yang sudah lelah karena harus selalu mendampingi anaknya yang bealjar onlen, mulai paham ruwetnya mengajarkan materi. Well, banyak dari mereka yang akhirnya mengunjungi rumah gurunya sekedar memberikan cemilan dan oleh-oleh.
-
Dari segi formal, para guru honorer mulai dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan penyuluhan yang sebelumnya hanya didapat oleh para guru senior yg status PNS. Kegiatan seminar banyak yang gratis. Diberikan biaya untuk transportnya, makannya hingga kuotanya. Bahkan di media sosial, banyak perlombaan untuk guru honorer dengan berbagai kategori lomba yang hadiahnya puluhan juta. Sebelumnya sangat jarang sekali.
-
Narasi-narasi guru adalah pundak bangsa mulai mencuat di media sosial. Biasanya yang jadi trending di medsos, kalau ga artis korea, bola, bokep ya paling hestek penuh give away. Para honorer mulai jadi trending dengan hestek yang berbau penghormatan. Terlebih saat awal-awal diterapkan kebijakan belajar dari rumah.
-
Saat situasi demikian, pendidikan sedang sulit karena pandemi, baru kita menghargai profesi seseorang. Tapi setelah ada kabar situasi akan pulih kembali, para honorer mulai dikesampingkan. Dan yang baru-baru ini adalah soal wacana CPNS ditiadakan untuk guru dan akan diganti dengan PPPK. Meski ini baru sifatnya sementara, tapi sedikit melukai para honorer yang di awal saat pandemic dihargai kehadirannya. Mereka membiasakan untuk tetap dengan kewajibannya, tapi ketika bicara soal kesejahteraan muncul kebijakan yang meski belum final, sedikitnya melukai perasaan dan harapan.
-
Boleh ga sih para honorer mengharapkan PNS? Sah-sah saja dan boleh karena itu juga bagian dari impian. Jika pemerintah memiliki sudut pandang lain dengan berbagai kajian ilmiahnya hingga CPNS untuk guru ditiadakan dan diganti dengan PPPK, mungkin ada alternatif lain yang lebih bisa diterima oleh para honorer.
Apakah mereka ambisus dengan PNS? Tidak. Mereka akan biasa saja jika kesejahteraan guru diperhatikan. Minimal dengan penggajian jam mengajar yang lebih layak, tunjangan yang memadai dan ada bentuk keperhatian untuk mereka yang sudah lama mengajar. Kalau itu sudah diterpenuhi, pemerintah mau buat kebijakan misalnya CPNS diadakan 5 tahun sekali pun, tidak akan melahirkan protes besar-besaran.
-
Well, semoga keputuan ini akan ditinjau dan dikaji kembali. Golongan K2 bisa diprioritaskan. Serta seleksi yang lebih terbuka dan adil.
Salam literasi.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Setuju pak dengan ulasannha. Semoga para guru honorer diberi kesehatan dan kekuatan untuk terus berjuang menebar manfaat di dunia pendiidkan Salam literasi
Semoga pengambil kebijakan mengkaji kembali soal CPNS untuk guru