KULIAH SALAH JURUSAN?
Jadi teringat pesan salah satu guru gue waktu SMA kelas XII. Beliau bilang, “Siswa kelas XII lebih pusing mikirin jurusan kuliah daripada persiapan Ujian Nasional (UN).” Ternyata terbukti, lebih dari sebulan gue nentuin jurusan kuliah. Beragam cara udah gue lakuin, mulai dari shalat istikhoroh, wawancara kaka tingkat, download dan print daftar jurusan tiap kampus hingga minta saran beberapa guru.
Minat? Sebenarnya gue waktu itu minat jurusan Fisika murni! Gilak kan? So so an jadi seorang fisikawan. Well, meskipun saat itu gue ngebet banget sama yang namanya jurusan fisika, tetap saja gue galau buat benar-benar mastiin. Mengapa? Sebagai anak tengil waktu SMA, kegalauan soal prospek kerja, tugas-tugas kuliah hingga biayanya menjadi indikatornya gue nentuin jurusan.
Karena gue dikenal paling tahu (padahalmah so tahu) soal jurusan-jurusan kuliah waktu SMA, temen-temen gue banyak yang minta saran untuk nentuin jurusan kuliahnya. Do you know? Mereka cuman bertanya sekali tapi saat pendaftaran benar-benar mengambil jurusan yang gue saranin! Lah gue sendiri?
Dari sekian banyak jurusan, ada 5 pilihan yang menjadi pilihan saat itu yaitu Psikologi, Fisika Murni, Matematika Murni, Ilmu Komunikasi dan Kedoteran Hewan. Hari berganti hari da, bulan pun silih berganti. Perjalanan panjang yang begitu pelik untuk dijelaskan menempatkanku kepada jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia!
Pendidikan Bahasa Indonesia? Jurusan yang sebelumnya sama sekali ga gue pikirin. Boro-boro gue mau ambil, kepikiran sedetik saja tidak waktu SMA. Mereka yang kenal gue waktu SMA mungkin ga terlalu aneh kalau gue jurusannya Fisika atau Matematika. Well, ini Bahasa Indonesia coy! Boro-boro gue baca novel yang tebelnya sampai ratusan halaman, baca komik yang puluhan saja gue males. Saat itu gue lebih baik mecahin soal olimpiade fisika daripada suruh baca novel. Kebayang dong gimana awal-awal gue kuliah?
Satu tahun pertama, boro-boro gue mau ngerjain tugas kuliah dengan bener-bener, baca buku referensi yang direkomendasiin dosen saja gue males. Biasanya itung-itungan sekarang harus baca buku ratusan lembar.
Sebelum gue bisa bener-bener jatuh cinta sama Bahasa Indonesia, perlu waktu 2 bulan untuk bisa benar-benar suka, cinta, sayang, dan jadian sama bahasa Indonesia. Gue tontonin video motivasi, denger-denger cerita kaka tingkat dan merenung dalam-dalam (ceritanya). Well, setelah lepas 2 bulan gue ngubah mindset gue, akhirnya gue berhasil juga ada di titik menyukai bahasa Indonesia!
Hingga akhirnya gue ada di titik sekarang menempuh jenjang S2 dengan jurusan yang sama. Mohon doa restu juga semoga ada jalan untuk bisa langsung menempuh S3 dengan konsentrasi di ilmu humaniora.
Gue menulis seperti ini cuman berpesan pada mereka yang baru benar-benar lulus SMA dan memutuskan untuk kuliah. Pertama, kalau memang lu sekarang masih belum menemukan passion lu di bidang apa, dan lu berusaha untuk menemukannya, semuanya udah telat! Karena waktu menemukan passion itu butuh waktu lama dan lu sekarnag harus dituntut untuk mengambil keputusan. Caranya? Lu ambil saja jurusan yang bener-bener lu mau dan tetap ridho orangtua tentunya. Ga usah mikir ribet dan njlimet. Udah ambil saja!
Kalau nyatanya pas masuk kuliah lu ngerasa ga nyaman, nah disini tantangannya. Ubah mindset lu dengan cara apapun yang lu bisa. Ingat, kuncinya hanya di cara pandang lu. Ubah itu semua!
Kedua, kuliah bukan cuman gaya-gayaan dan minta kiriman orang tua tiap akhir bulan. Se-terkenal apapun kampus lu, kampus lu tidak menjamin masa depan lu. Jangan cuman update status tugas banyak atau nyari buku susah. Jalanin saja sebaik-baiknya. Segalak-galaknya dosen, ga akan pernah gebukin lu sampai babak belur kan?
Lalu yang terakhir, cobalah untuk bisa menemukan sekecil apapun peluang saat kuliah. Lu mau jadi orang kritis kek, realistis, skeptis, atau naturalis itu hak lu. Tapi bener-bener lu harus jadi diri lu dan ciptakan peluang sebesar-besarnya.
Salah jurusan bukan berarti salah masa depan. IPK hanyalah sebuah angka yang tertera. Selamat jadi mahasiswa!
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Betul sekali pak. Trimakasih inspiratif sekali
Terimakasih kembali bu untuk apresiasinya.