Dede Heri Pramono

Hanya seorang pembelajar menulis. Sangat berambisi untuk tidak memiliki ambisi. Jika ada yang manfaat dari tulisan yang diposting, ambilah. Jika tidak ada yang ...

Selengkapnya
Navigasi Web

MALPRAKTIK PENDIDIKAN

Pendidikan yang memanusiakan manusia harulah melepaskan dari dari modus pemenuhan komoditas pasar. Para siswa yang duduk di kelas adalah mereka yang memiliki perbedaan impian, gaya belajar, motivasi sekolah dan cita-cita. Ironinya, kita memperlakukan mereka layaknya sama.

Seorang guru yang mengajarkan ikan untuk terbang, seumur hidupnya ikan tersebut akan merasa dirinya bodoh dan tidak berguna. Pun bila ada burung yang diuji untuk berenang, sampai dia mati dia akan merasa jadi makhluk dungu.

Sekolah yang hanya menghargai kemampuan matematika dan sains, siswa yang bakatnya di sastra dan seni akan selalu merasa kemampuanya tidak dihargai. Kemampuan anak berbeda. Keinginan dan motivasi anak di kelas itu tidak sama.

Lalu mengapa kita memiliki sikap otoriter bahwa mereka harus melakukan sesuai yang kita inginkan? Ini ibarat para pasien di rumah sakit yang punya penyakit berbeda-beda tapi diberikan obat yang sama. Apa bedanya dengan pendidikan?

Bukanlah lagi komptensi yang diprioritaskan tapi haruslah kolaborasi yang diutamakan. Seorang siswa yang mendapatkan hasil ulangan 50, janganlah dibandingkan dengan temannya yang mendapatkan 100. Namun bandingkanlah dengan hasil ulangan sebelumnya.

Adakah perubahan atau tidak? Itu baru namanya menghargai proses. Kendatipun hanya naik 1 poin misalnya, setidaknya ada perubahan. Dan perubahan tiap siswa itu berbeda-beda. Ada yang berubah secara signifikan, ada pula yang membutuhkan proses lama. Yang terpenting ada perubahan ke arah yang lebih baik lagi.

Kembalikanlah konsep pendidikan yang memanusiakan manusia. Kita selama ini berbusa-busa berdebat soal kurikulum, birokrasi atau kebijakan. Yang bila ditarik intinya hanyalah “mengeluh” semata. Loh kalau memang anda selalu mengeluh, mengapa memutuskan hidup berkecimpung di dunia pendidikan? Janganlah berdalih bahwa itu suatu kebetulan. Ada harapan, air mata dan impian ketika para orangtua tahu bahwa anaknya di ajarkan oleh kita.

Silakan kalau memang anda senang dengan model pembelajaran yang inovatif, pengembangan IT di kelas, memfokuskan pada kemampuan spesifik siswa atau fokus pada penanaman karakter. Akan tetapi satu hal yang harus diingat, hargailah mereka sebagai manusia, hanya itu.

Artinya, mereka bisa berubah, bisa terpengaruh dan terbawa arus. Tugas kita hanyalah menjadi sebaik-baiknya teladan yang se-iya dan se-kata. Apa yang kita ucapkan, itulah yang kita lakukan.

Jangan lagi melakukan tindakan malpraktik pendidikan. Efeknya tidak terasa langsung, tapi 2-3 tahun yang akan datang. Memilih profesi untuk menyampaikan kebaikan adalah hal yang luar biasa. Allah yang memiliki hak prerogratif untuk mengubah seseorang tapi kita haruslah jadi sebaik-baiknya wakilnya di dunia untuk mencoba menyampaikannya.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post