METODE BELAJAR SERIUS LEARNING
Barat maju dengan sainsnya bukan karena mereka lebih pintar, tapi mereka lebih serius. Serius dalam perencanaan. Serius dalam implementasi. Serius dalam evaluasi serta serius memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ditemukan dalam sebuah eksperimen. - Masalah pendidikan kita dasarnya adalah gairah menuntut ilmu. Gairah itu lenyap tergantikan oleh pemikiran pragmatis yang tidak pada tempatnya. Hidup itu simple katanya, asal ada pekerjaan tetap, tiap bulan dapat gaji, menikah, punya anak, punya rumah dan kendaraan pribadi. Orang lain juga mikir enak-enak ngapain harus mikir yang neko-neko? Begitulah suaranya. - Sering kali mereka yang ‘idealis’ dan diharapkan menjadi pembeda pun akhirnya juga kalah. Keadaan seperti memusuhi. Banyaknya argument yang berseliweran di media sosial yang pada intinya membela kaum rebahan akhirnya meruntuhkan para idealis tersebut. Awalnya kita berharap solusi alternatif muncul darinya di tengah kerancuan problem, malah jadi bagian dari logika kerumunan. - Sejarah mencatat kemajuan sebuah bangsa adalah bangsa yang serius mengembangkan ilmu pengetahuan. Agama juga memberikan petunjuk bahwa siapa yang ingin selamat dunia dan akhiran yaitu dengan ilmu. Islam lebih lengkap lagi, cara kita mencari ilmu pun sudah ada petunjuknya. - Loh, buat apa punya pengetahuan macam-macam kalau ‘mbah google’ sudah menyediakan segalanya? Pantas kita mudah bertengkar, mudah menyesatkan orang, mudah memprovokasi serta terprovokasi, mudah meributkan hal-hal yang tidak penting, mudah terbawa pada pembicaraan yang melahirkan fitnah. Mengapa? Karena dasar realita kita dalam melihat realita kita sandarkan pada ‘mbah google’ - Kita malas berpikir. Kita malas mengalisis. Kita malas menilai keadaan. Informasi yang berseliweran dimana-mana, kita terima begitu saja. Tanpa disaring. Tanpa dipikir informasi mana yang penting. Tanpa mencerna korelasi antar informasi. Kita sandarkan itu semuanya pada “mbah google” - Tidak ada yang salah dalam memanfaatkan teknologi. Akan tetapi terlalu bersandar pada itu semua, itu juga salah. Kita juga perlu meluruskan niat, mengedepankan nilai kemanusiaan, memperkuat iman serta memperhatikan lingkungan. Itu semua hanya bisa tercapai kalau kita mengedepankan akal yang sehat, hati yang jernih serta iman yang kuat. Tidak mungkin itu semua tercapai tanpa dilandasi keseriusan belajar
DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar