SARJANA TAPI TIDAK GUNA?
Semakin banyak sarjana yang tidak mau bekerja, maka semakin banyak SMK yang membuka jurusan-jurusan baru. Mulai dari tahun 2012, banyak SMK yang membuka program-program yang sebelumnya tidak ada sama sekali bahkan terdengar asing.
Orang Indonesia terkenal dengan multitalennya dalam dunia kerja. Kuliah Jurusannya apa, tapi pekerjaan tidak sesuai dengan jurusan kuliahnya. Namun ironinya, mereka langsung berfikir setelah lulus bagaimana caranya langsung mendapatkan kerja yang lebih tinggi.
Banyak pertimbangan, perhitungan serta gengsi yang tinggi menyebabkan mereka selalu menunda-nunda kerjaan. Sedangkan mereka yang lulus SMK, sudah tidak memikirkan gaji, dapat kerjaan saja sudah bersyukur. Skill mereka lama-lama terlatih karena merintis dari nol, belajar tentang dunia pekerjaan, belajar mencari celah dan peluang untuk menjadi yang lebih baik lagi. Pengalaman adalah guru berharga. So, akhirnya mereka bisa menemukan banyak peluang.
Beberapa bulan yang lalu sempet viral postingan alumni kampus ternama di Indonesia yang menolak kerja dengan gaji kurang lebih 8jtaan. Aku tidak begitu mengetahui karakter orangnya bagaimana, tapi barangkali perlu belajar tentang keikhlasan dan kesabaran dengan para guru honorer yang digaji 300rbuan per bulannya.
Kita memang saat ini terjebak di logika, semakin tinggi pendidikan, maka harus semakin tinggi pula penghasilan. Benarkah begitu? Kalau memang orientasinya gaji, maka tidak ada jalan lain yaitu pengusaha/wirausaha. Tapi jika kita berbicara pekerjaan, maka yang berbicara adalah kemampuan dan keterampilan.
Jaman sekarang yang begitu mudahnya, tidak ada alasan lagi untuk tidak mau belajar. Apapun itu. Akses informasi yang demikian mudahnya. Anda tinggal pilih ingin bisa apa, lalu pelajari dengan rajin dan giat, cukup. Tidak perlu bertele-tele.
Kuliah itu banyak hal yang dikorbankan loh. Dana, daya, pikiran, kesehatan, harapan orang tua dan air matanya saat doa. Kalau udah mau masuk dunia pekerjaan, ya harus siap dengan segala konsekuensinya. Jangan langsung mikiran pemasukannya berapa setelah lulus kuliah. Terus belajar. Kalau cuman bisa ngeprin sama fotokopi lalu berharap digaji tinggi?
Asah skill, asah cara pandang, acah cara pikir, asah dalam mengelola waktu dan bidang kerjaan digeluti. Asah sampai benar-benar itu jadi kemampuan yang saat orang lain mendengar namamu, yang pertama terlintas di pikirannya adalah apa yang kamu bisa. Asah terus sampai kamu layak digaji di atas rata-rata. Ada uang-ada barang. Ada bayaran juga seimbang ada skill yang ditawarkan.
Yok, belajar dari awal. Semua butuh proses. Tidak ada yang instan. Mie instan aja tetap butuh proses di masak dulu, apalagi dunia sekompleks pekerjaan.
Salam literasi
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
judulnya mak jleb