Dedeh Rohidah

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Pahit dikira Enak dirasa

Pahit dikira Enak dirasa "Jangan dicabut itu singkong nggak enak pahit " jerit Ibu ketika melihat suamiku mencabut pohon singkong di belakang rumah. Rupanya suamiku tak menghiraukan teriakan Ibu. Dia.hanya berhenti sejenak dan tertawa. Sejurus kemudian tangannya sigap mencabut pohon yang masih kurang umur itu. Aku kembali ke dapur melanjutkan masak mempersiapkan hidangan berbuka. " Singkong ini tergantung yang nyabut dan cara nyabutnya, coba saja lihat nanti ya" kudengar ucapan suami yang begitu percaya diri. Aku hanya tersenyum..mendengarnya . Kejadian seperti itu sudah biasa. Ibu dan suamiku sering bercanda dan sering ledek karena akrabnya mereka. Padahal Ibu tuh kalau sama menantu yang lain tak.pernah begitu. Tapi dengan suamiku sudah seperti anaknya sendiri. Katanya sih menantu paling sholeh . " Bi tolong singkongnya kupas, potong dan rebus ya " Ujar suamiku sambil memotong umbi singkong. Seperti biasa tanpa banyak bicara Bibi mengerjakan apa yang diminta suamiku. Singkong dikupas, dipotong dan langsung direbus. Adzan maghrib berkumandang keluarga besar riuh mengambil takzil. Setelah kami menunaikan salat Maghrib kami langsung menyerbu hidangan. " Mana singkong Bi?" Masih di rebus belum matang " jawab Bibi. " Yaaah dikira sudah matang " suamiiku terlihat agak.kecewa. Ketika makan sahur tiba dan hidangan telah tersedia. Diantara hidangan itu kulihat sepiring singkong goreng yang terlihat renyah. Kontan suamiku meraih piring itu. "Wow mantaaaap!" katanya . Akupun penasaran sambil kuambil seopotong singkong goreng yang menggoda selera. " Mmh bener renyah dan gurihnya nih singkong " Akhirnya singkong goreng menjadi rebutan. " Tuh kan singkongnya enak. Ini tergantung yang nyabut!" Suamiku merasa menang. Ibuku bingung selama ini dia sangat faham bahwa singkong yang ditanamnya memang pahit. Dan sengaja ditanam untuk dijual karena sekarang harga singkong lumayan mahal katanya. Tapi Ibuku merasa senang karena ternyata singkong itu bisa dimakan anak, cucu dan cicitnya dengan rasa yang berbeda dari perkiraannya. Berkah Bulan Ramadhan. Pahit dikira Enak dirasa "Jangan dicabut itu singkong nggak enak pahit " jerit Ibu ketika melihat suamiku mencabut pohon singkong di belakang rumah. Rupanya suamiku tak menghiraukan teriakan Ibu. Dia.hanya berhenti sejenak dan tertawa. Sejurus kemudian tangannya sigap mencabut pohon yang masih kurang umur itu. Aku kembali ke dapur melanjutkan masak mempersiapkan hidangan berbuka. " Singkong ini tergantung yang nyabut dan cara nyabutnya, coba saja lihat nanti ya" kudengar ucapan suami yang begitu percaya diri. Aku hanya tersenyum..mendengarnya . Kejadian seperti itu sudah biasa. Ibu dan suamiku sering bercanda dan sering ledek karena akrabnya mereka. Padahal Ibu tuh kalau sama menantu yang lain tak.pernah begitu. Tapi dengan suamiku sudah seperti anaknya sendiri. Katanya sih menantu paling sholeh . " Bi tolong singkongnya kupas, potong dan rebus ya " Ujar suamiku sambil memotong umbi singkong. Seperti biasa tanpa banyak bicara Bibi mengerjakan apa yang diminta suamiku. Singkong dikupas, dipotong dan langsung direbus. Adzan maghrib berkumandang keluarga besar riuh mengambil takzil. Setelah kami menunaikan salat Maghrib kami langsung menyerbu hidangan. " Mana singkong Bi?" Masih di rebus belum matang " jawab Bibi. " Yaaah dikira sudah matang " suamiiku terlihat agak.kecewa. Ketika makan sahur tiba dan hidangan telah tersedia. Diantara hidangan itu kulihat sepiring singkong goreng yang terlihat renyah. Kontan suamiku meraih piring itu. "Wow mantaaaap!" katanya . Akupun penasaran sambil kuambil seopotong singkong goreng yang menggoda selera. " Mmh bener renyah dan gurihnya nih singkong " Akhirnya singkong goreng menjadi rebutan. " Tuh kan singkongnya enak. Ini tergantung yang nyabut!" Suamiku merasa menang. Ibuku bingung selama ini dia sangat faham bahwa singkong yang ditanamnya memang pahit. Dan sengaja ditanam untuk dijual karena sekarang harga singkong lumayan mahal katanya. Tapi Ibuku merasa senang karena ternyata singkong itu bisa dimakan anak, cucu dan cicitnya dengan rasa yang berbeda dari perkiraannya. Berkah Bulan Ramadhan

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post