MEMAKNAI IBADAH RITUAL DAN IBADAH SOSIAL
Tadabur Qs Al Maun 1-7
اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِۗ فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَۙ وَلَا يَحُضُّ عَلٰى طَعَامِ الْمِسْكِيْنِۗ فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَۙ الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَۙ وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ ࣖ
Terjemah Kemenag 2002
1. Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
2. Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,
3. dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
4. Maka celakalah orang yang salat,
5. (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap salatnya,
6. yang berbuat ria,
7. dan enggan (memberikan) bantuan.
Ibadah sering dipahami secara sempit dalam konteks ritual ibadah semata, yakni yang hanya berkaitan dengan Alloh. Padahal ibadah bermakan luas. Ibadah secara umum dibagi 2, yaitu ibadah mahdhoh dan ghoir mahdhoh. Ibadah mahdhoh bisa dimaknai sebagai ibadah individual atau ritual yakni yang semata-mata menjadi urusan makhluk dengan Alloh. Ibadah ini menyangkut fardhu ‘ain (kewajiban Individual)
Sedangkan, ibadah ghoir mahdhoh dapata dimaknai sebagai ibadah yang melibatkan pihak lain. Ini merupakan ibadah social atau fardu kifayah. Seperti menjaga lingkungan hidup, membangun fasilitas umum, mengurusi fakir-miskin dsb.
Qs Al Maun menjelaskan bahwa ibadah ritual seperti sholat, dzikir dan do’a haruslah berimplikasi social. Mereka yang tidak mengaktualisasikan ibadah ritualnya, misalnya sholat dalam kehidupan social disebut sebagai pendusta agama. Disitu juga disebutkan bahwa ibadah ritual (khususnya Sholat) harus berimplikasi pada :
1. Mengurusi anak yatim
2. Peduli terhadap fakir miskin
3. Tidak riya dan sombong
4. Berbagi dengan orang lain, sekalipun dengan harta yang dicintai.
Bagaimana mengintegrasikan kedua bentuk ibadah diatas ?
1. Niatkan semua perbuatannya untuk beribadah kepada Alloh
2. Lakukan Instrosfeksi diri ( Muhasabah) tentang keberhasilan iabdah ritual dengan ibadah sosialnya
3. Anggaplah setiap tempat dan setiap waktu adalah lading amal kebaikan
4. Biasakan diri untuk memperbanyak amal social secara nyata.
Semoga kita termasuk seorang muslim yang bermanfaat bagi sesama karena sebaik-baik umatku kata Rosululloh adalah umat yang paling bermanfaat pada sesamanya. Seorang insan kamil adalah orang yang memberi kemanfaatan pada lingkungan sekitarnya. Semoga kita digolongkan pada golongan Khoiru Ummat, dengan selalu memberikan kemanfaatan bagi sesama. Aamin
Wallohu a’lam bi showab
Sumber :
Al Qur’an terjemah kemenag 2002
The Wisdom Al qur’anul karim, Mizan 2013
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Amin Ya Allah Ya Rabbalalamin. Adem banget baca uraian ini. Ibadah harus berdampak pada peningkatan kualitas diri dalam kehidupan sehari-hari, meningkatkan kepedulian sosial, agar bermanfaat bagi orang lain.
Pencapaian maksimal itu mbuku. Kita mah masih jauh panggang dari api. Tapi semeoga kita semua sudah berada dijalannya. Walau belum sampai tapi minimal kita sedang berusaha menggapainya