Dede Nuraida

Dede Nuraida, S.Ag lahir di Tasikmalaya 25 September 1975. Menempuh Pendidikan di SD Mitra Batik 1988, SMP N 5 Tasikmalaya 1990, SMA N 2 Kota Tasikmalaya ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Posisi Mana Posisi

Setiap kita telah ditempatkan pada satu kedudukan masing-masing. Tak patutlah kemudian kita saling menyalahkan, dan merasa posisi kita yang paling benar. Sebab sebenarnya hidup adalah sinergi, semua berperan dan berjuang diposisinya masing-masing. Seperti Firman Alloh dalam Al Qur’an

Qs Az Zumar :39

قُلْ يٰقَوْمِ اعْمَلُوْا عَلٰى مَكَانَتِكُمْ اِنِّيْ عَامِلٌ ۚفَسَوْفَ تَعْلَمُوْنَۙ

Terjemah Kemenag 2002

39. Katakanlah (Muhammad), “Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu, aku pun berbuat (demikian). Kelak kamu akan mengetahui.

Manusia selalu merasa tidak puas dengan apa yang telah dicapainya, dan selalu membandingkan dengan pencapaian yang telah diraih orang lain. Hingga ada peribahasa rumput tetangga selalu lebih hijau. Orang lain terlihat lebih bahagia, lebih mapan, lebih nyaman dibandingkan dengan keadaan kita. Ketika masih kecil kita selalu berangan-angan, alangkah senangnya kalau sudah besar, ketika sudah SD tidak sabar ingin jadi siswa SMP, kemudian berpikir enak sekalinya jadi siswa SMA sudah bisa bawa motor sendiri, punya KTP dlll yang belum bisa kita dapatkan. Dan ketika SMA kita selalu menganggap menjadi Mahasiswa enak banget, bisa kuliah sambil kost, mandiri dll yang kita pikir lebih menyenangkan. Padahal pada setiap jenjang kehidupan tentu mempunyai suka dan dukanya. Ketika jadi mahasiswa berpikir tentu bekerja lebih membahagiakan karena mempunyai pendapatan sendiri hingga bisa beli barang-barang yang diinginkan. Bila bekerja ternyata kebahagiaan itu belum juga datang karena kita kemudian menganggap kebahagiaan ada pada orang yang sudah menikah, sudah punya anak dll. Lantas kapan kemudian kita kan berprestasi? Kapan kita akan bahagia kalau kesuksesan yang kita inginkan terdapat pada posisi yang belum kita dapatkan.

Kita terus mengejar angan-angan hingga lupa pada posisi kita sendiri. Padahal kesuksesan bisa kita raih sekarang pada posisi kita sekarang. Bila indicator kesuksesan kita kebahagiaan, ya kita bisa bahagia disini ketika menjadi seorang anak SD, ketika jadi siswa SMP, ketika jadi mahasiswa, ketika belum bekerja, ketika sudah bekerja. Atau apabila indicator kesuksesan adalah prestasi tentu pada posisi kita masing-masing juga bisa berprestasi, anak SD bisa berprestasi, siswa SMP,SMA, Mahasiswa, bahkan pengangguran juga bisa berprestasi.

Kuncinya adalah BEKERJALAH SESUAI KEDUDUKANMU, lakukan tugas yang menjadi tanggungjawab dalam kedudukan kita sebaik-baiknya. Ketika jadi jadi siswa SD lakukan tugas sebagai anak SD dengan maksimal, ketika jadi mahasiswa lakukan tugas sebagai mahasiswa dengan maksimal, ketika jadi guru lakukan tugas guru dengan penuh dedikasi, etos kerja yang tinggi dan pengabdian tentu hal itu akan mendaptangkan kebahagiaan, prestasi dan kesuksesan. Dan janganlah selalu menjadikan materi sebagai indicator kesuksesan. Karena bahagia, cinta pengabdian dan keikhlasan tidak akan dapat digantikan oleh uang, atau harta benda lainnya

Jadi marilah kita bersinergi sesuai kedudukan kita masing-masing, sadari kedudukan kita sebagai apa dan lakukan tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya. Karena Rosulululloh juga bekerja, menjalankan apa yang yang menjadi perannya.

Ketika kita sudah memposisikan diri sesuai peran masing-masing, bekerja sesuai dengan kedudukannya insya alloh roda dunia akan berputar dengan penuh keseimbangan. Saling melengkapi dan dan mengisi. Hingga apapun tantangan didepan mata dapat kita lalu BERSAMA-SAMA

“ Sepi dan ramai bukan hal yang terpisahkan, tapi menjalin membentuk sinergi.”

Tak apa sekarang kita menjadi rakyat, lakukan hal yang bisa dilakukan rakyat, jangan hanya ingin menjadi pengambil kebijakan dan mengkritiknya. Dan sebaliknya. Pengambil kebijakan tentu tugasnya adalah melindungi rakyat bukan sekedar menyalahkan dan mengambil keuntungan atas nama rakyat.

Hingga

“ Pemerintah dan rakyat bukanlah hal yang terpisahkan, tetapi menjalin membentuk sinergi

“ Orang kaya dan Orang miskin bukanlah hal yang terpisahkan, tetapi menjalin membentuk sinergi.”

“Siang dan malam bukanlah hal yang terpisahkan, tetapi menjalin membentuk sinergi”

“Kebahagiaan dan kesedihan bukanlah yang terpisahkan, tetapi menjalin membentuk sinergi.”

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Benar, Bunde. Jika semua bersinergi tentu akan tercipta kehidupan yang berimbang dan memiliki nilai positif bagi semua makhluk hidup. Kajian yang keren, Bun!

27 May
Balas

Kreen bu, menjalin membentuk dinergi.

27 May
Balas

Makasih bu sudah mampir di lapak saya yang sederhana. Salam kenal

27 May



search

New Post