Oleh:Dede Saroni

Senin malam, pukul 20.00, dia nyampe rumah. Setelah turun dari motornya, dia mendekatiku yang di ruang tamu dan mencium tanganku. Kemudian, dia menuju ruang teve. Biasanya, sambil nonton teve, ngobrol-ngobrol santai.

Namun, malam itu, aku nggak mendengar obrolan-obrolan itu. Tetiba, Agnia nemuiku, "Ayah, Mamah," ucapnya. "Kenapa Mamah?" tanyaku. "Mamah, pingsan," ucapnya, sambil nangis. Langsung aku ke dalam. Benar, istriku sedang tergolek lemah. Aku mecoba membangunkannya, nggak bangun. Tetapi, nggak lama dia siuman. Namun, kondisinya masih lemah. “Kayaknya, dia masuk angin,” pikirku. Lalu, aku ke rumah adikku, "Tuti, ke rumah, teteh sakit,"pintaku. "Ya, Bang, tunggu, nanti saya ke sana. Aku kembali ke rumah, menunggu kedatangannya. Nggak lama, Tuti sampe. Dengan koin dan minyak kayu putih, dia ngerokin bagian punggung istriku. Sampe merah bagian punggung istriku. Kayaknya, dia bakalan segera pulih.

Ternyata, tidak. Kulihat mukanya pucat dan keluar keringat dingin. Dia juga mengeluh bagian dada sebelah kirinya sakit. Akhirnya, dengan menyewa gocar, kubawa ke RS Sari Asih Ciputat. Sampai di sana, dia langsung dibawa ke ruang UGD. Hasil diagnosis dokter, ada gejala jantung. Karena belum ada kamar, dia dirawat di ruang UGD. Esok paginya, dibawa ke ruang 5027. Dan, sampai hari Rabu ini, kondisinya mulai pulih, tekanan darahnya udah mulai normal. Namun, denyut jantungnya masih belum normal. Ya Allah angkat penyakit istriku.

Cipayung, 07 Juni 2023